
"Walaupun harga minyak dunia terus turun, dan banyak proyek migas berhenti produksi dan pangkas dana investasi, kita di PGE tetap jalan terus kembangkan proyek PLTP," ujar Direktur Utama PGE, Rony Gunawan, di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
"Juli 2015 targetnya sudah beroperasi, kita sudah ngebor 5 sumur dengan uap yang tersedia 39 megawatt (MW), total dananya per 1 MW dihabiskan US$ 4-5 juta, jadi US$ 5 juta x 35 (US$ 175 juta)," ungkap Rony.
Rony mengungkapkan, proyek PLTP lain yang beroperasi tahun berikutnya, antara lain:
- PLTP Ulubelu Unit 1 berkapasitas 1 x 55 MW yang ditargetkan beroperasi Juli 2016, dan unit 2 berkapasitas 1x55 MW beroperasi Mei 2017.
- PLTP Lumut Balai Unit 1 berkapasitas 1 x 55 MW yang ditargetkan beroperasi Desember 2016, dan unit 2 berkapasitas 1 x55 MW beroperasi pada Juni 2018
- PLTP Lahendong/Tompasso Unit 5 berkapasitas 1 x 20 MW ditargetkan Desember 2016
- PLTP Karaha berkapasitas 1 x 30 MW beroperasi pada Januari 2017.
Namun, agar pengembangan PLTP di Indonesia makin masif, pihaknya berharap agar segala hambatan investasi terutama birokrasi dan aturan perundang-undangan bisa dipermudah.
"Selain itu ia berharap ada penetapan tarif (feed in tariff) panas bumi ditetapkan pemerintah, adanya kepastian hukum soal pemanfaatan wilayah cagar alam untuk proyek PLTP, open access transmisi PLN bisa terjadi, proses tender wilayah kerja yang cepat dan mudah, dan lainnya," tutup Rony.
(rrd/dnl)
0 Komentar untuk "Pertamina Rogoh Rp 2 T, PLTP Kamojang 35 MW Beroperasi Juli 2015"