Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta - Penetapan Bambang Widjajanto dan Abraham Samad sebagai tersangka oleh kepolisian merupakan salah satu kasus kontroversial yang ditangani oleh kepolisian. Polisi yang kini menjadi sorotan publik, diminta mengingat lagi alasan institusi itu dipisahkan dari TNI.
"Harapan kita kemarin pemisahan TNI-Polri, memiliki grand design bagaimana target dicapai, bagaimana proses kekuatan lembaga dan tujuannya pelayanan prima di 2025," ujar Direktur Advokasi YLBHI, Bahrein dalam diskusi 'Quo Vadis Kriminalisasi KPK" oleh ICW di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2015).
Bahrein mengajak menelusuri rekam jejak Polri setelah 'berpisah' dengan TNI setelah reformasi. Harapan besar dititipkan kepada Polri saat itu untuk bisa menjadi pendamping dan pelayan masyarakat.
"Ke depan bagaimana pelayanan prima diperjelas. Itu yang dilaksanakan, tidak masuk ruang politik dan ikut berkompetisi politik yang akhirnya kekecewaan," kata Bahrein.
"Jangan sampai harapan kita di reformasi jadi sirna. Yang ada masuk ruang kegelapan karena banyak yang korupsi. Padahal satu oknum mengatasanamkan Polri, semua berbondong-bondong menggabungkan diri, imbasnya semua disebut Polri bermasalah," tambahnya.
Pada kesempatan itu, lagi-lagi dirinya meminta agar permintaan pelaksanaan gelar perkara khusus pada kasus BW dapat dilakukan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan publik.
"Penting karena ini kasus publik, sehingga saya kira untuk mencari titik tengah agar polri tidak terkesan bermain politik," kata Bahrein.
(fiq/mpr)

"Harapan kita kemarin pemisahan TNI-Polri, memiliki grand design bagaimana target dicapai, bagaimana proses kekuatan lembaga dan tujuannya pelayanan prima di 2025," ujar Direktur Advokasi YLBHI, Bahrein dalam diskusi 'Quo Vadis Kriminalisasi KPK" oleh ICW di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/3/2015).
Bahrein mengajak menelusuri rekam jejak Polri setelah 'berpisah' dengan TNI setelah reformasi. Harapan besar dititipkan kepada Polri saat itu untuk bisa menjadi pendamping dan pelayan masyarakat.
"Ke depan bagaimana pelayanan prima diperjelas. Itu yang dilaksanakan, tidak masuk ruang politik dan ikut berkompetisi politik yang akhirnya kekecewaan," kata Bahrein.
"Jangan sampai harapan kita di reformasi jadi sirna. Yang ada masuk ruang kegelapan karena banyak yang korupsi. Padahal satu oknum mengatasanamkan Polri, semua berbondong-bondong menggabungkan diri, imbasnya semua disebut Polri bermasalah," tambahnya.
Pada kesempatan itu, lagi-lagi dirinya meminta agar permintaan pelaksanaan gelar perkara khusus pada kasus BW dapat dilakukan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan publik.
"Penting karena ini kasus publik, sehingga saya kira untuk mencari titik tengah agar polri tidak terkesan bermain politik," kata Bahrein.
(fiq/mpr)
0 Komentar untuk "Usut Kasus BW-Samad, Polri Diingatkan Lagi Alasan Dipisahkan dari TNI "