Nur Khafifah - detikNews
Bima - Salah satu budaya yang
terkenal di wilayah Nusa Tenggara adalah lomba pacuan kuda. Lomba ini
kerap digelar dalam berbagai acara penting di Nusa Tenggara.
Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, lomba pacuan kuda merupakan salah satu ajang bergengsi. Saat lomba digelar, para pemilik kuda berbondong-bondong mengikuti event tersebut.
detikcom bersama Tim Ekspedisi NKRI 2015, sempat memantau perlombaan pacu kuda yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Bima yang ke 13. Lomba digelar di Lapangan Pacuan Kuda Kota Bima dan diikuti oleh puluhan peserta. Tak hanya dari Bima, mereka berasal dari berbagai daerah lain seperti Dompu, Sumbawa, Mataram dan Sumba. Bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari Sulawesi, Jawa Timur hingga Jakarta.
Ada 14 kategori dalam perlombaan kali ini. Setiap kategori memiliki kriteria khusus, dilihat dari gigi dan tinggi kuda.
"Jadi sebelum lomba dimulai, kuda harus diperiksa dulu kondisi kesehatannya, diukur tingginya dan keadaan gigi," ujar Mayor (Inf) Jalal Shaleh di Lapangan Pacu Kuda Bima, NTB, Jumat (10/4/2015).
Panitia kemudian akan memasukkan kuda-kuda tersebut sesuai klasifikasi perlombaan. Peserta yang berbuat curang akan langsung didiskualifikasi.
"Panitia memang harus jeli. Kalau tidak, bisa kecolongan, ada yang mengganti kudanya," katanya.
Uniknya, seluruh joki dalam perlombaan pacu kuda adalah anak-anak. Rata-rata mereka baru berusia 6-7 tahun. Mereka tampak lincah dan luwes memacu kuda-kuda itu secepat mungkin. Para joki dan kuda, mengenakan rompi yang telah dihias sehingga tampak lebih menarik.
"Semua joki memang anak-anak. Yang dewasa tidak ada," ujar Jalal.
Selama masa perlombaan, kuda dikarantina tak jauh dari lapangan pacu. Kuda-kuda itu ditunggui langsung oleh pemiliknya.
Selama gelaran, lomba pacu kuda selalu ramai dihadiri penonton. Mereka tampak antusias menyaksikan detil perlombaan. Namun sayangnya momen ini kerap dimanfaatkan untuk berjudi.
"Budaya ini bagus, tetapi aktifitas judinya harus dihilangkan," kata tim ahli Ekspedisi NKRI 2015 Koridor Kepulauan Nusa Tenggara, Juwita.
Sebab kata Juwita, saat ini judi di tengah lomba pacu kuda begitu massif. Judi juga berpotensi menimbulkan aksi kriminal. Bahkan sebelumnya selalu terjadi bentrokan setiap digelar lomba pacu kuda.
(kff/kha)

Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, lomba pacuan kuda merupakan salah satu ajang bergengsi. Saat lomba digelar, para pemilik kuda berbondong-bondong mengikuti event tersebut.
detikcom bersama Tim Ekspedisi NKRI 2015, sempat memantau perlombaan pacu kuda yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Bima yang ke 13. Lomba digelar di Lapangan Pacuan Kuda Kota Bima dan diikuti oleh puluhan peserta. Tak hanya dari Bima, mereka berasal dari berbagai daerah lain seperti Dompu, Sumbawa, Mataram dan Sumba. Bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari Sulawesi, Jawa Timur hingga Jakarta.
Ada 14 kategori dalam perlombaan kali ini. Setiap kategori memiliki kriteria khusus, dilihat dari gigi dan tinggi kuda.
"Jadi sebelum lomba dimulai, kuda harus diperiksa dulu kondisi kesehatannya, diukur tingginya dan keadaan gigi," ujar Mayor (Inf) Jalal Shaleh di Lapangan Pacu Kuda Bima, NTB, Jumat (10/4/2015).
Panitia kemudian akan memasukkan kuda-kuda tersebut sesuai klasifikasi perlombaan. Peserta yang berbuat curang akan langsung didiskualifikasi.
"Panitia memang harus jeli. Kalau tidak, bisa kecolongan, ada yang mengganti kudanya," katanya.
Uniknya, seluruh joki dalam perlombaan pacu kuda adalah anak-anak. Rata-rata mereka baru berusia 6-7 tahun. Mereka tampak lincah dan luwes memacu kuda-kuda itu secepat mungkin. Para joki dan kuda, mengenakan rompi yang telah dihias sehingga tampak lebih menarik.
"Semua joki memang anak-anak. Yang dewasa tidak ada," ujar Jalal.
Selama masa perlombaan, kuda dikarantina tak jauh dari lapangan pacu. Kuda-kuda itu ditunggui langsung oleh pemiliknya.
Selama gelaran, lomba pacu kuda selalu ramai dihadiri penonton. Mereka tampak antusias menyaksikan detil perlombaan. Namun sayangnya momen ini kerap dimanfaatkan untuk berjudi.
"Budaya ini bagus, tetapi aktifitas judinya harus dihilangkan," kata tim ahli Ekspedisi NKRI 2015 Koridor Kepulauan Nusa Tenggara, Juwita.
Sebab kata Juwita, saat ini judi di tengah lomba pacu kuda begitu massif. Judi juga berpotensi menimbulkan aksi kriminal. Bahkan sebelumnya selalu terjadi bentrokan setiap digelar lomba pacu kuda.
(kff/kha)
0 Komentar untuk "Uniknya Lomba Pacu Kuda di NTB, Jokinya Anak Kecil "