
Jakarta - Indonesia tengah menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan. Pesawat amfibi dinilai bisa menjadi salah satu sarana untuk mengatasinya.
Wacana pembelian pesawat amfibi Beriev BE 200 Altair buatan Rusia sudah bergulir sejak lama. Di era Panglima TNI Jenderal Moeldoko, jet amfibi tersebut diproyeksikan mengisi jajaran TNI AU.
Bisa mendarat di laut, BE 200 dinilai dapat memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo yang menginginkan perbaikan patroli maritim. Terutama di daerah perbatasan.
Selain digunakan untuk operasi patroli udarat TNI AU terkait dengan penindakan pencurian ikan, BE 200 juga bisa dipakai untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dengan bom air serta berfungsi sebagai untuk SAR. Jet ini mampu membawa air dengan kapasitas lebih dari 10.000 liter.
Namun wacana ini menguap meski Rusia sudah sempat mendatangkan pesawat jenis tersebut untuk membantu pencarian Pesawat AirAsia yang jatuh di perairan Selat Karimata akhir tahun lalu. Kini Rusia akan kembali mengirimkan 2 unit BE 200 untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
Kini wacana pembelian jet amfibi Rusia itu kembali mencuat. Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan menyatakan Presiden Jokowi ingin mempercepat pembelian BE 200.
"Memang presiden sudah mengatakan, akan membeli itu," ujar Luhut di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus, Senin (12/10/2015).
Meski begitu, proses pembelian ini masih harus mendapat persetujuan dari legislatif. Namun Luhut mengaku, sebisa mungkin Indonesia sudah bisa memiliki BE 200 tahun depan.
"Segera, tapi tentu izin DPR dulu ya, lalu Kemenkeu. Itu memang takes some times," kata Luhut.
"Tapi kita yang mau segera aja. Pokoknya tahun depan harus operasional," sambungnya mantap.
Pemerintah menginginkan Indonesia memiliki 2 atau 3 unit jet amfibi ini. Sementara itu, disebut Luhut, meski pihak pemerintah melakukan banyak upaya dalam mengatasi kebakaran hutan, perusahaan perkebunan juga harus mengantisipasi.
Presiden Jokowi kini mewajibkan perusahaan untuk memiliki pesawat yang bisa melakukan water bombing. Ini sebagai langkah antisipasi jika sudah mulai terjadi adanya kebakaran lahan, perusahaan langsung bisa bergerak agar api tidak meluas.
"Kita pikir 2 atau 3 (punya BE 200). Tapi yang punya lahan harus mempersiapkan diri, jangan sampai menyebar saat api masih kecil," tutup Luhut.
(ear/imk)
Wacana pembelian pesawat amfibi Beriev BE 200 Altair buatan Rusia sudah bergulir sejak lama. Di era Panglima TNI Jenderal Moeldoko, jet amfibi tersebut diproyeksikan mengisi jajaran TNI AU.
Bisa mendarat di laut, BE 200 dinilai dapat memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo yang menginginkan perbaikan patroli maritim. Terutama di daerah perbatasan.
Selain digunakan untuk operasi patroli udarat TNI AU terkait dengan penindakan pencurian ikan, BE 200 juga bisa dipakai untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dengan bom air serta berfungsi sebagai untuk SAR. Jet ini mampu membawa air dengan kapasitas lebih dari 10.000 liter.
Namun wacana ini menguap meski Rusia sudah sempat mendatangkan pesawat jenis tersebut untuk membantu pencarian Pesawat AirAsia yang jatuh di perairan Selat Karimata akhir tahun lalu. Kini Rusia akan kembali mengirimkan 2 unit BE 200 untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
Kini wacana pembelian jet amfibi Rusia itu kembali mencuat. Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan menyatakan Presiden Jokowi ingin mempercepat pembelian BE 200.
"Memang presiden sudah mengatakan, akan membeli itu," ujar Luhut di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus, Senin (12/10/2015).
Meski begitu, proses pembelian ini masih harus mendapat persetujuan dari legislatif. Namun Luhut mengaku, sebisa mungkin Indonesia sudah bisa memiliki BE 200 tahun depan.
"Segera, tapi tentu izin DPR dulu ya, lalu Kemenkeu. Itu memang takes some times," kata Luhut.
"Tapi kita yang mau segera aja. Pokoknya tahun depan harus operasional," sambungnya mantap.
Pemerintah menginginkan Indonesia memiliki 2 atau 3 unit jet amfibi ini. Sementara itu, disebut Luhut, meski pihak pemerintah melakukan banyak upaya dalam mengatasi kebakaran hutan, perusahaan perkebunan juga harus mengantisipasi.
Presiden Jokowi kini mewajibkan perusahaan untuk memiliki pesawat yang bisa melakukan water bombing. Ini sebagai langkah antisipasi jika sudah mulai terjadi adanya kebakaran lahan, perusahaan langsung bisa bergerak agar api tidak meluas.
"Kita pikir 2 atau 3 (punya BE 200). Tapi yang punya lahan harus mempersiapkan diri, jangan sampai menyebar saat api masih kecil," tutup Luhut.
(ear/imk)
Labels:
Ingin RI Punya Jet Amfibi BE 200,
Menko Luhut,
Untuk Atasi Kebakaran Hutan
Thanks for reading Menko Luhut Ingin RI Punya Jet Amfibi BE 200 untuk Atasi Kebakaran Hutan. Please share...!
0 Komentar untuk "Menko Luhut Ingin RI Punya Jet Amfibi BE 200 untuk Atasi Kebakaran Hutan"