Hal ini dia ungkapkan saat menjadi pembicara pada dialog kebangsaan, di Gedung Parlemen, Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis MPR, di Jakarta, Kamis ini.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menyebut Sultanah Safiatuddin dan Siti Aisyah We Tenriolle sebagai contoh. Safiatuddin adalah ratu yang memimpin Aceh pada 1644-1675 (31 tahun).
Selain sebagai pemimpin, dia juga ternyata menguasai banyak bahasa, yaitu Arab, Portugis, dan Urdu. Sementara Siti Aisyah, lanjut Nur Wahid, adalah perempuan pengumpul naskah La Galigo (karya monumental kesusastraan Bugis).
Dia juga dikenal pandai menulis dalam bahasa Bugis yang lebih mudah dipahami. “Indonesia negara yang kaya dengan ratna mutu manikam dan mereka tidak lepas dari nilai-nilai Islam,” ujar Hidayat.
Lebih lanjut, dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, Nur Wahid mengingatkan soal keterlibatan perempuan, yang dia sebut Ibu Bangsa alias founding mothers.
Lebih lanjut, dalam persiapan kemerdekaan Indonesia, Nur Wahid mengingatkan soal keterlibatan perempuan, yang dia sebut Ibu Bangsa alias founding mothers.
Dalam personalia Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, misalnya, ada beberapa perempuan yang terlibat dalam perumusan dasar-dasar negara. “Kita harus mengakui peran perempuan dalam perjuangan bangsa,” kata dia.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Komentar untuk "Hidayat Nur Wahid: Indonesia punya perempuan-perempuan hebat"