-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
BMKG: abu Bromo berdampak penutupan Bandara Malang

BMKG: abu Bromo berdampak penutupan Bandara Malang

BMKG: abu Bromo berdampak penutupan Bandara Malang
Debu vulkanik menyembur dari kawah gunung Bromo terlihat dari pos pengamatan Gunung Penanjakan, Kecamatan Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (1/1). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc/16.)
 Meski sekarang semburan tidak terdeteksi karena awan, tapi sampai tadi pagi semburan abu vulkanis Gunung Bromo mengarah ke barat daya atau arah ke Malang, sehingga Bandara Abdul Rahman Saleh ditutup hingga besok...

Surabaya (ANTARA News) - Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan semburan abu Gunung Bromo (2.329 mdpl) ke barat daya berdampak terhadap penutupan aktivitas Bandara Abdul Rahman Saleh Malang.

"Meski sekarang semburan tidak terdeteksi karena awan, tapi sampai tadi pagi semburan abu vulkanis Gunung Bromo mengarah ke barat daya atau arah ke Malang, sehingga Bandara Abdul Rahman Saleh ditutup hingga besok (15/1) pukul 08.00 WIB," katanya di Surabaya, Kamis.

Bandara Abdul Rahman Saleh Malang, Jawa Timur, beberapa kali mengalami penutupan karena terdampak semburan abu vulkanis Gunung Bromo yang aktivitasnya meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Pada 7 Januari 2016 misalnya, Bandara Abdul Rahman Saleh juga ditutup hingga hari berikutnya karena hal yang sama. Semburan abu vulkanis Gunung Bromo mengarah ke barat.

Namun demikian, Eko menambahkan bahwa semburan abu vulkanis Gunung Bromo di Probolinggo tersebut tidak terlalu berdampak terhadap kondisi cuaca di Jatim.

Berdasarkan pantauan citra satelit pada hari ini, hujan sedang hingga lebat disertai petir berpeluang terjadi di Bangkalan dan Gresik bagian utara. "Kondisi ini diperkirakan akan meluas ke wilayah Batu bagian utara, Malang, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Lumajang dan Surabaya.

Sementara itu, tinggi gelombang di perairan Laut Jawa atau di utara Pulau Jawa secara signifikan berkisar 0,8 - 1,5 meter dan kecepatan angin sekitar 35 kilometer/jam, sedangkan di Samudera Hindia atau selatan Pulau Jawa antara 2-3 meter dan kecepatan angin 40 kilometer/jam.

"Perairan utara Jawa cukup kondusif, sedangkan di selatan Jawa harus diwaspadai. Nelayan yang beraktivitas harus hati-hati," kata Eko menegaskan. 
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Abu Bromo diusulkan jadi oleh-oleh

Abu Bromo diusulkan jadi oleh-oleh

Abu Bromo diusulkan jadi oleh-oleh
ilustrasi Erupsi Bromo abu vulkanik menyembur dari kawah gunung Bromo terlihat dari pos Penanjakan, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (21/12). Sejak dinaikkan statusnya menjadi Siaga, aktifitas Gunung Bromo terus fluktuatif dengan letusan material debu vulkanik yang mengarah ke timur laut dengan ketinggian berkisar 900 meter. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/15. ()

Probolinggo (ANTARA News) - Seorang pelaku pariwisata di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengusulkan agar abu vulkanik dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin saat menerima kunjungan belasan wartawan di Probolinggo, Jumat mengatakan sejumlah manfaat abu vulkanik antara lain bisa dipakai menggosok piring dan perlengkapan dapur, membuat mengkilat kendaraan bermotor dan bisa menggosok batu akik.

Praktisi yang sudah menggeluti pariwisata selama tiga dekade itu mengatakan hal itu menanggapi adanya erupsi Gunung Bromo yang sudang berlangsung selama sebulan dan diperkirakan masih akan berlangsung beberapa bulan lagi.

"Abu vulkanik kan mengandung silika. Ini bisa membuat piring lebih mengkilat dibandingkan dengan abu dapur yang biasa dipakai menggosor peralatan dapur," ujarnya.

Ia mengakui fungsi abu vulkanik Bromo sebagai oleh-oleh wisatawan belum populer di kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

"Nah, di Jogja atau Bali kan wisatawan bisa pulang membawa oleh-oleh. Nah, di sini kan belum ada parcel atau oleh-oleh yang bisa dibawa pulang wisatawan," ujarnya.

Ia juga mengakui hingga saat ini belum ada barang yang bisa menjadi ciri khas bagi pengunjung Bromo.

Namun dia belum bisa menjelaskan bagaimana pengemasan abu vulkanik tersebut agar menarik sebagai oleh-oleh.

Terkait dengan minat wisatawan berkunjung selama Bromo erupsi, Digdoyo mengakui adanya penurunan.

Ia mengatakan jumlah pengunjung yang menginap di hotel di sekitar Bromo hanya sekitar 10 persen dari kapasitas kamar yang ada.

Saat ini, ada sekitar 150 kamar hotel dan penginapan di sekitar tempat wisata itu, katanya.

"Banyak yang sudah "booking hotel" tiba-tiba membatalkan. Padahal ini kan momen liburan panjang baik akhir tahun atau liburan sekolah," katanya.

Dia berharap wisatawan tidak perlu khawatir ke Bromo sebab masih aman untuk dikunjungi bahwa wisatawan dapat melihat pemandangan erupsi langsung yang jarang ditemukan di tempat lain.

(T.S027)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top