-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
NU ajak masyarakat berinvestasi pasar modal syariah

NU ajak masyarakat berinvestasi pasar modal syariah

NU ajak masyarakat berinvestasi pasar modal syariah
Nahdlatul Ulama (NU) (commons.wikimedia.org)
Kami mengajak masyarakat untuk bisa menjadi investor karena potensinya masih sangat besar di pasar modal syariah namun pertumbuhannya masih kecil,"
Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) mengajak masyarakat baik muslim maupun non muslim untuk berinvestasi di pasar modal syariah terutama setelah diluncurkannya reksa dana NU "Cipta NUsantara Syariah Berimbang" jenis campuran pada Jumat (17/6).

"Kami mengajak masyarakat untuk bisa menjadi investor karena potensinya masih sangat besar di pasar modal syariah namun pertumbuhannya masih kecil," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Marsudi Syuhud di Jakarta, Minggu.

Marsudi mengatakan dengan adanya produk investasi reksa dana syariah campuran Cipta NUsantara Syariah Berimbang, NU bisa turut menggerakkan industri dan menumbuhkan partisipasi masyarakat di pasar modal syariah yang saat ini masih minim, yakni 0,2 persen dari total penduduk Indonesia.

Dari laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan nilai investasi pada pasar modal syariah masih berada di bawah 5 persen.

Padahal, saham syariah tumbuh delapan persen per tahun, Nilai Aktiva Bersih (NAB) tumbuh 16,4 persen per tahun dan outstanding sukuk perusahaan per tahun tumbuh 3,9 persen, namun dari sisi nilai tidak mencapai 5 persen.

Oleh karenanya, NU terus menyosialisasikan Cipta NUsantara melalui jaringan kepengurusan 52.282 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 14 negara.

Selain itu, ia berharap baik pendukung NU yang mencapai lebih dari 83 juta orang maupun warga non muslim Indonesia juga bisa berkontribusi di pasar modal syariah sekaligus berdonasi.

Adapun donasi dilakukan dengan cara menghibahkan modal pokok dan atau perolehan imbal hasil (return) kepada NU untuk membantu kegiatan dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi dan kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Meski baru diluncurkan, NU yang bermitra dengan PT Ciptadana Asset Management (Ciptadana) selaku pihak manajemen investasi, ini sudah memproyeksikan dana kelolaan mencapai Rp20 triliun dalam setahun dan perolehan imbal hasil (return) berkisar 10-14 persen per tahun.

"Target return karena ini dana campuran harus melihat dari komposisi antara pasar uang, saham dan obligasinya. Dari hasil perhitungan, ekspektasi dengan reksa dana campuran yang moderate bisa berkisar 10-14 persen per tahun," kata Direktur Investasi Ciptadana Irvin Patmadiwiria.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
ICW ajak masyarakat tidak pilih partai pendukung revisi

ICW ajak masyarakat tidak pilih partai pendukung revisi

ICW ajak masyarakat tidak pilih partai pendukung revisi
Koordinator bidang Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Corruption Watch mengajak masyarakat tidak memilih partai yang mendukung revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Pilkada 2017 dan Pemilihan Presiden 2019.

"Jangan pilih partai yang menyetujui revisi yang melemahkan KPK saat Pilkada," ujar Koordinator Bidang Monitoring Hukum dan Peradilan ICW Emerson Yuntho di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan pihaknya akan mengkampanyekan dan memasang gambar-gambar calon dari partai yang mendukung revisi melalui media sosial.

Melalui kampanye tersebut, ia berharap masyarakat lebih pintar dalam menentukan pilihan kepala daerah maupun calon presiden yang akan bersaing nanti.

Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan alasan harus menolak revisi tersebut, yakni survei menunjukkan lebih dari 50 persen masyarakat menolak revisi dan revisi itu melemahkan dan menghambat kerja KPK.

"Ini tidak perlu disetujui karena keluar jalur," kata dia.
Selanjutnya, sesuai janji Nawa Cita Presiden Joko Widodo seharusnya pemerintah berkomiten dalam gerakan antikorupsi, tidak ada alasan mendesak mengeluarkan revisi serta merevisi hanya membuat citra pemerintah menjadi jelek.

Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PAN, Fraksi PKB, Fraksi Hanura dan Fraksi Partai Nasdem merupakan pendukung revisi UU KPK hingga kini, meskipun PAN mulai mengisyaratkan akan berbalik menolaknya.

Sementara itu, partai yang menolak hanya tiga fraksi, yakni Gerindra yang menolak dari awal serta Demokrat dan PKS yang baru-baru ini menolak.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menpora ajak masyarakat bawa poco-poco mendunia

Menpora ajak masyarakat bawa poco-poco mendunia

 | 314 Views
Menpora ajak masyarakat bawa poco-poco mendunia
Satgas Latma Rim of the Pasific (RIMPAC) M-01 2014 bergoyang poco-poco dengan warga Indonesia yang tinggal di Hawaii ketika jamuan makan malam di KRI BAC-593 di Dermaga Mike Piers 2, Naval Base Ops, Pearl Harbor. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)


 "Poco-poco adalah salah satu kekayaan Indonesia. Makanya kita harus bisa menyelamatkan kekayaan nusantara ini," kata Menpora Imam Nahrawi di sela pembukaan Lomba Senam Poco-Poco Nusantara di Halaman Kemenpora Jakarta, Jumar.
Menurut dia, Indonesia akan menjadi tuan rumah Olimpiade Olahraga Rekreasi Dunia atau lebih dikenal dengan Tafisa World Games 2016. Pada kejuaraan yang akan diikuti 110 negara ini, senam poco-poco akan menjadi bagian dan bahkan akan mencetak rekor.

Dengan banyaknya peserta yang akan terlibat dari Tafisa World Games 2016 yang akan dipusatkan di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta, Oktober nanti itu diharapkan, senam poco-poco bisa lebih dikenal khalayak internasional.

"Ini adalah kesempatan untuk lebih mengenalkan lagi senam poco-poco kepada dunia. Kalau tidak kita, siapa lagi," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu.
Lomba Senam Poco-Poco Nusantara yang diprakarsai oleh Dharma Wanita Kemenpora itu diikuti oleh 33 peserta baik dari kementerian maupun lembaga negara lainya. Terlihat semua peserta telah mempersiapkan diri dengan baik.

Tidak hanya menggukan seragam olahraga, peserta dari lintas organisasi dan kementerian itu juga menggunakan beberapa atribut daerah seperti dayak. Bahkan tim Bhayangkari juga tidak mau ketinggalan karena menggunakan seragam kebesaran dengan tulisan Back Turn Crime.

"Saya semalam berbincang dengan istri saya. Saya akan memberikan hadiah khusus kepada pemenang. Hadiahnya adalah doa," kata Menpora Imam Nahrawi yang langsung disambut tepuk tangan oleh peserta.       
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Festival Kampong Temenggungan ajak masyarakat nikmati musik tari

Festival Kampong Temenggungan ajak masyarakat nikmati musik tari

Festival Kampong Temenggungan ajak masyarakat nikmati musik tari
Ilustrasi. (Pexels/Splitshire)

Banyuwangi (ANTARA News) - Festival Kampong Temenggungan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki makna mengedukasi masyarakat mengenai ragam kesenian yang sebelumnya belum begitu dikenal oleh mereka, kata musisi Redy Eko Prasetyo.

"Lewat musik, kita edukasi telinga warga untuk terbiasa mendengarkan musik-musik bagus yang alat musiknya saja mungkin mereka baru lihat," kata salah satu penggerak festival di Kelurahan Temenggungan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu kepada Antara di Banyuwangi, Minggu.
Komposer kelompok Etnicholic Project Kota Malang itu mengemukakan meskipun belum terbiasa dengan musik-musik nonpopuler itu, masyarakat Banyuwangi terlihat menikmati musik-musik yang ditampilkan di hari pertama festival pada Sabtu (16/1) malam. Musik itu dibawakan secara kolaboratif antara seniman Tanah Air dengan asing.

"Ini juga seperti jemput bola atau kita turun gunung. Kalau tidak seperti ini, kapan lagi warga bisa menikmati musik bagus. Masyarakat tidak mungkin datang ke konservatorium untuk menikmati musik ini. Jangan salahkan masyarakat kalau selera musiknya seperti saat ini, karena mereka tidak pernah kita sentuh," ujar penggerak Jaringan Festival Kampung Nusantara itu.

Menurut dia, ketika telinga dan hati masyarakat sudah terbiasa dengan musik tersebut, maka lama kelamaan akan menjadi kebutuhan. Meskipun demikian, seniman asal Besuki, Kabupaten Situbondo itu, mengaku senang karena antusiasme yang luar biasa warga Banyuwangi.

"Tadi malam terlihat jalan di kampung ini sampai penuh dan seniman sempat kerepotan untuk membawakan tarian. Saya yakin di tahun-tahun mendatang festival ini akan semakin ramai dan dampak ikatannya, seperti ekonomi dan wisata akan semakin terasa," ujarnya.

Kolaborasi seniman asing dan Indonesia yang memainkan musik, tari dan membaca puisi memukau masyarakat Banyuwangi dalam perhelatan malam pertama Festival Kampong Temenggungan, Sabtu (16/1) malam.

Pementasan itu diawali dengan instrumentalia yang dibawakan kelompok Etnicholic Project dari Kota Malang. Kelompok yang digawangi Redy Eko Prasetyo itu membuka dengan komposisi "Unen-Unen" atau bunyi-bunyian.

Setelah musik santai, mereka membawakan musik rancak mengiringi tarian yang dimainkan penari asing. Panggung yang sederhana dan sempit di jalan kampung itu hanya bisa ditempati seniman musik, sedangkan penari berada di tempat penonton.

Oleh karena itu penonton harus beranjak dari lokasi untuk menepi. Demikian juga saat pemusik dari Inggris, Cyprus dan Prancis tampil di panggung lain yang mendapat apresiasi dari penonton. Selain itu, seorang musisi perempuan memainkan alat musik clarinet berkolaborasi alat musik gipsy dari Eropa Timur.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
BOM JAKARTA - Jokowi ajak masyarakat tidak takut

BOM JAKARTA - Jokowi ajak masyarakat tidak takut

 | 10.250 Views
BOM JAKARTA - Jokowi ajak masyarakat tidak takut
Pasca ledakan bom sekitar kawasan Sarinah,kamis (14/1/16) Jakarta. (TMC Polda Metro Jaya)

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi semangat pada warga masyarakat di Jakarta terkait bom yang terjadi pagi tadi di depan Sarinah.

"Kita enggak boleh takut dan kalah oleh aksi teror seperti ini, dan ini akan segera kembali ke Jakarta," kata Jokowi yang saat ini sedang berada di Majalengka, Jawa Barat.

Presiden meminta Menkopolhukam Luhut Panjaitan untuk segera menangkap pelaku dan seluruh jaringan aksi pengeboman tersebut.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top