-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Bandarlampung tarik wisatawan dengan gitar klasik

Bandarlampung tarik wisatawan dengan gitar klasik

Bandarlampung tarik wisatawan dengan gitar klasik
Zakki pembuat gitar mengerjakan pesanan gitar klasik di Studio Zakki Luthier, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (24/2). (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

Bandarlampung (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bandarlampung menjadikan gitar klasik Lampung sebagai sarana untuk menarik wisatawan berkunjung ke ibu kota Provinsi Lampung ini.

"Kami mengharapkan musik klasik Lampung melalui gitar ini bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisaatawan yang berkunjung ke Lampung terutama ke Bandarlampung," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kota Bandarlampung Yus Amri, di Bandarlampung, Minggu.

Ia menjelaskan, untuk mencari bibit baru pemain gitar klasik Lampung, Pemkot Bandarlampung bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Lampung menggelar acara minum kopi gratis berikut kontes gitar klasik memperebutkan Piala Kapolda dan Piala Bergilir Wali Kota Bandarlampung yang diselenggarakan di Tugu Adipura.

Menurutnya, saat ini pemain gitar klasik Lampung sudah sangat jarang, bahkan banyak yang telah lanjut usia.

"Karena itu, kami bekerjasama dengan kepolisian menggelar kegiatan ini untuk mencari bibit pemain gitar klasik dan melestarikan gitar klasik di kalangan generasi muda," kata dia lagi.


Kontes gitar klasik itu diharapkan dapat mendukung kebudayaan Lampung kembali dilestarikan dan dikenal masyarakat.

Sebanyak 140 peserta mengikuti perlombaan kontes gitar klasik Lampung yang berlangsung selama tiga hari sejak Jumat (15/4) hingga Minggu (17/4).

Wali Kota Bandarlampung Herman HN mengatakan kontes gitar klasik itu merupakan usulan dari Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin.

"Identitas Lampung sebagai tanah kopi dan lada harus dilestarikan. Selain kegiatan gitar klasik ini, ke depan kami akan buat titik ngopi gratis di Tugu Adipura dan Plaza Pos. Kita seharusnya malu bahwa Lampung penghasil kopi nomor dua nasional, tapi tidak ada warung kopi khasnya," kata dia pula.
Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin mengatakan sudah hampir 40 tahun sejak lomba serupa dilaksanakan, baru dapat terlaksana lagi.

"Kita harus mengedepankan kearifan lokal, mengingat dari itu semua tercipta sopan satun dengan orang tua yang saat ini sudah mulai memudar, dan bagaimana cara membangkitkannya kita mulai dari mengembangkan budaya lokal yang sudah mulai punah seperti ngopi bersama," kata dia lagi.

Menurutnya, secara bertahap dirinya bekerjasama dengan forkopimda setempat akan terus menggelar lomba-lomba budaya serupa.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Wisata durian di Lembah Hijau Bandarlampung

Wisata durian di Lembah Hijau Bandarlampung

Wisata durian di Lembah Hijau Bandarlampung
ilustrasi - kios durian (FOTO ANTARA/Rahmad)

Bandarlampung (ANTARA News) - Aroma khas buah durian menusuk hidung saat pengendara kendaraan melintasi areal perbukitan kawasan wisata Lembah Hijau, Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, Kota Bandarlampung. 

Puluhan lapak atau kios berjejer di sepanjang kawasan dekat objek wisata Lembah Hijau itu dengan menjajakan buah durian khas daerah setempat.

Buah durian itu ditumpuk di depan jalan dan ada pula yang digantung di atas pondokan tempat berjualan buah itu.

Musim buah durian itu dimanfaatkan warga, terutama pada hari libur untuk mengunjungi kawasan perbukitan tersebut yang banyak menjual buah bercita rasa khas dan bau menyengat tersebut.

Objek wisata durian di kawasan perbukitan Kota Bandarlampung ramai dikunjungi warga seiring musim serta untuk menikmati cita rasa buah itu. Harga buah durian itu pun bervariasi atau tergantung pada besar kecil ukurannya.

Pengunjung kawasan wisata durian itu, tidak hanya berasal dari Kota Bandarlampung, melainkan dari luar kota, bahkan dari provinsi lain.

Roni, salah satu pengunjung kawasan objek wisata buah durian itu mengatakan bahwa lokasi pedagang buah durian cukup menarik dikunjungi mengingat kawasan itu berada di daerah perbukitan.

"Selain menikmati cita rasa buah durian, pengunjung juga dapat menikmati panorama dari suasana alam perbukitan di kawasan itu," kata warga Kota Bandarlampung berusia 25 tahun itu, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa alam di sekitar kawasan tersebut cukup sejuk, apalagi saat ini memang tengah musim hujan.

Menurut dia, cita rasa buah durian yang berasal dari kebun durian milik warga di kawasan tersebut cukup enak dan manis sehingga banyak warga yang memburu buah tersebut ke kawasan Lembah Hijau.

"Jarak dari pusat kota menuju kawasan itu hanya sekitar lima kilometer saja. Jadi tidak terlalu jauh," kata dia.
Mario, warga asal Jakarta pengunjung objek wisata buah durian lainnya mengatakan kawasan itu menjadi tempat favorit warga untuk menikmati buah berasa manis itu.

Apalagi di kawasan itu, lanjut dia, juga terdapat objek wisata "Lembah Hijau" tempat rekreasi alam.

Ia menyebutkan harga buah durian yang ditawarkan para pedagang di kawasan itu juga cukup variatif dan relatif sangat terjangkau oleh pembeli.

"Buah durian itu harganya masih terjangkau kocek antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu per buah," kata dia.

Pengunjung kawasan objek wisata buah durian itu mengatakan, lokasi pedagang buah durian cukup menarik dikunjungi karena berada di perbukitan.

Ia menambahkan di sisi barat kawasan itu, pengunjung juga dapat melihat panorama eksotis kawasan pesisir dari atas perbukitan.

Di lokasi itu terdapat tugu buah durian sebagai ikon kawasan itu yang memang dikenal sebagai penghasil buah dengan kulit berduri tersebut.

Buah durian yang dijual pedagang di kawasan itu berasal dari beberapa daerah di Lampung, seperti Kota Agung, Wonosobo di Kabupaten Tanggamus, dan sejumlah kawasan di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan.

Budi Daya DurianPara pemilik kebun di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, terus mengembangkan budi daya durian montong lokal karena memiliki cita rasa lebih manis dibandingkan dengan durian montong impor asal Thailand.

"Kendati lebih kecil jika dibandingkan dengan buah durian montong asal Thailand, tetapi isi buah durian di sini cukup banyak dan rasanya lebih legit atau manis," kata Tarman, pedagang buah durian di Sukadanaham, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan bahwa budi daya tanaman durian montong lokal terdapat di kawasan Sukadanaham, Bandarlampung, dan sekitarnya.

Harga buah durian monotong lokal itu jauh lebih murah dibandingkan dengan durian montong impor yang banyak di jual di supermarket.

"Durian montong lokal dijual antara Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per buah untuk ukuran besar dan untuk ukuran lebih kecil lebih murah lagi," kata dia.
Sukadanaham merupakan kawasan perbukitan dan banyak terdapat pohon durian sehingga banyak pengunjung yang memilih lokasi itu untuk membeli buah durian.

Ia bercerita bahwa beberapa pemilik kebun durian di kawasan itu telah mengembangkan budi daya durian montong sejak beberapa tahun lalu.

Durian lokal di kawasan itu juga cukup diminati oleh konsumen karena memiliki cita rasa yang cukup unik meskipun buahnya tidak terlalu besar.

Di kawasan itu juga dijadikan objek wisata durian di Bandarlampung dan selama ini selalu ramai dikunjungi oleh warga untuk menikmati cita rasa buah itu pada saat musim durian.

Menikmati buah durian montong lokal sambil melihat panorama kawasan perbukitan dan objek wisata alam Lembah Hijau diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi lokasi itu.

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top