Banjir Kali Code Mulai Surut, Warga Berebut Tangkapi Ikan Besar
Elza Astari Retaduari - detikNews
Jakarta - Air yang menggenai rumah
warga di Desa Sorogenen, Sewon, Bantul, Yogyakarta, akibat banjir Kali
Code mulai surut. Warga pun berebut menangkapi ikan-ikan yang hanyut
terbawa banjir dari kolam.
Banjir yang mengakibatkan belasan kolam ikan rusak di Sorogenen mulai surat pada Rabu (22/4/2015) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Ikan-ikan dari kolam ikan warga yang hanyut banyak ditemukan warga saat debit air perlahan-lahan mulai berkurang.
"Puluhan kilo ikan ditemukan di halaman rumah rumah warga. Ini menjadi hiburan tersendiri pasca diterjang banjir. Warga dapat mencari ikan di genangan-genangan sisa air banjir," ungkap salah seorang warga Desa Sorogenen, Irvan Muhammad kepada detikcom, Kamis (23/4/2015) dini hari.
Tak sembarang ikan, ikan-ikan yang ditemukan warga cukup besar ukurannya. Warga yang memutuskan untuk ronda berjaga untuk mengantisipasi adanya luapan air lagi, mencari ikan dengan bermodalkan sejumlah alat.
"Sampai sekarang masih berjaga ronda sambil cari ikan. Puluhan orang, pada pakai alat, ada yang pakai jaring, pedang, alat setrum. Ini tadi ada salah satu tetangga yang dapat 10 kg. Ikan-ikan yang didapat kayak Bawal, Nila, Lele," kata Irvan.
Menurut informasi dari para pemilik ikan yang kolamnya diterjang banjir, jika ditotalkan ada sekitar 3 kwintal ikan yang hanyut, mulai dari yang baru tebar benih hingga ikan yang siap panen. Sisa-sisa ikan lainnya kemungkinan terbawa arus Kali Code menuju selatan ke arah dusun-dusun tetangga. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.
"Sawah juga rusak, ada sekitar 3 hektar sawah yang kemungkinan gagal panen. Memang sebagian ada yang sudah dipanen, tapi ada juga yang belum. Sekarang kan lagi masa panen. Pas tadi banjir anak-anak kecil pada nangis ketakutan, yang orangtua sudah sepuh juga takut, panik sampai nggak berani masuk rumah. Yang rumahnya kena banjir ngungsi di tetangga walau udah surut karena rumahnya juga belum bisa dipakai. Masih banyak lumpur," jelas pria berusia 27 tahun itu.
Lumpur-lumpur tersebut kemungkinan merupakan sisa-sisa material vulkanik yang terbawa arus dari lereng Gunung Merapi karena hujan yang sangat deras. Banjir yang melanda bantaran sungai di sepanjang aliran Kali Code terbilang cukup besar, bahkan di daerah Syaidan ketinggian air mencapai 1,5 meter dan menyebabkan barang-barang terseret arus.
"Di desa kami ternak juga diungsikan karena kandangnya terendam air. Ada puluhan domba, dan beberapa sapi di kandang kelompok jadi banyak. Ternaknya stres, ada sapi yang tadi lari dikejar-kejar beberapa orang. Susah ngejarnya karena gede sapinya dan sudah malem juga. Tadi domba ada yang sampai dibopong pas evakuasi," tutur Irvan.
Hingga saat ini Irvan bersama sejumlah warga Sorogenen masih berjaga. Selain mencari ikan, sebagian orang ada yang membantu membersihkan rumah-rumah warga dari sisa-sisa banjir.
(ear/bar)

Banjir yang mengakibatkan belasan kolam ikan rusak di Sorogenen mulai surat pada Rabu (22/4/2015) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Ikan-ikan dari kolam ikan warga yang hanyut banyak ditemukan warga saat debit air perlahan-lahan mulai berkurang.
"Puluhan kilo ikan ditemukan di halaman rumah rumah warga. Ini menjadi hiburan tersendiri pasca diterjang banjir. Warga dapat mencari ikan di genangan-genangan sisa air banjir," ungkap salah seorang warga Desa Sorogenen, Irvan Muhammad kepada detikcom, Kamis (23/4/2015) dini hari.
Tak sembarang ikan, ikan-ikan yang ditemukan warga cukup besar ukurannya. Warga yang memutuskan untuk ronda berjaga untuk mengantisipasi adanya luapan air lagi, mencari ikan dengan bermodalkan sejumlah alat.
"Sampai sekarang masih berjaga ronda sambil cari ikan. Puluhan orang, pada pakai alat, ada yang pakai jaring, pedang, alat setrum. Ini tadi ada salah satu tetangga yang dapat 10 kg. Ikan-ikan yang didapat kayak Bawal, Nila, Lele," kata Irvan.
Menurut informasi dari para pemilik ikan yang kolamnya diterjang banjir, jika ditotalkan ada sekitar 3 kwintal ikan yang hanyut, mulai dari yang baru tebar benih hingga ikan yang siap panen. Sisa-sisa ikan lainnya kemungkinan terbawa arus Kali Code menuju selatan ke arah dusun-dusun tetangga. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.
"Sawah juga rusak, ada sekitar 3 hektar sawah yang kemungkinan gagal panen. Memang sebagian ada yang sudah dipanen, tapi ada juga yang belum. Sekarang kan lagi masa panen. Pas tadi banjir anak-anak kecil pada nangis ketakutan, yang orangtua sudah sepuh juga takut, panik sampai nggak berani masuk rumah. Yang rumahnya kena banjir ngungsi di tetangga walau udah surut karena rumahnya juga belum bisa dipakai. Masih banyak lumpur," jelas pria berusia 27 tahun itu.
Lumpur-lumpur tersebut kemungkinan merupakan sisa-sisa material vulkanik yang terbawa arus dari lereng Gunung Merapi karena hujan yang sangat deras. Banjir yang melanda bantaran sungai di sepanjang aliran Kali Code terbilang cukup besar, bahkan di daerah Syaidan ketinggian air mencapai 1,5 meter dan menyebabkan barang-barang terseret arus.
"Di desa kami ternak juga diungsikan karena kandangnya terendam air. Ada puluhan domba, dan beberapa sapi di kandang kelompok jadi banyak. Ternaknya stres, ada sapi yang tadi lari dikejar-kejar beberapa orang. Susah ngejarnya karena gede sapinya dan sudah malem juga. Tadi domba ada yang sampai dibopong pas evakuasi," tutur Irvan.
Hingga saat ini Irvan bersama sejumlah warga Sorogenen masih berjaga. Selain mencari ikan, sebagian orang ada yang membantu membersihkan rumah-rumah warga dari sisa-sisa banjir.

Warga mendapat ikan besar (Foto:Irvan Muhammad)
(ear/bar)