-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
JK minta ExxonMobil naikkan produksi Blok Cepu

JK minta ExxonMobil naikkan produksi Blok Cepu

JK minta ExxonMobil naikkan produksi Blok Cepu
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Bojonegoro, Jawa Timur (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta ExxonMobil Cepu Limited meningkatan produksi puncak minyak Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 165 ribu barel, menjadi 205 ribu barel per hari.

"Sesuai laporan yang saya terima bahwa produksi minyak Blok Cepu sekarang ini rata-rata 130 ribu barel per hari, dan akan mencapai puncaknya 165 ribu barel per hari, pada Maret," jelas Jusuf Kalla kepada wartawan, usai pertemuan.

Jusuf Kalla dan Menteri ESDM Sudirman Said bertemu dengan President ExxonMobil Indonesia John M. Gibbs di lapangan minyak Blok Cepu yang juga dihadiri Wakil Gubenur Jawa Timur Syaifullah Yusuf dan Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah.

JK menyatakan produksi minyak Blok Cepu masih bisa ditingkatkan menjadi 205 ribu barel per hari.

"Produksi puncak minyak Blok Cepu mampu memasok produksi minyak secara nasional 20 persen. Sekarang ini produksi rata-rata minyak nasional sekitar 800 ribu barel per hari," kata dia.

Sesuai laporan ExxonMobil Cepu Limited, produksi minyak Blok Cepu di Kecamatan Gayam akan meningkat bertahap. Saat ini rata-rata produksi sekitar 130 ribu barel per hari, dan kemudian naik mencapai produksi puncak rata-rata 165 ribu barel per hari.

Produksi minyak Blok Cepu dihasilkan dari 45 sumur minyak di tiga lapangan, di antaranya 12 sumur injeksi gas dan air.

Produksi minyak Blok Cepu, didistribusikan melalui pipa sepanjang 76 kilometer ke tempat penampungan di kapal tangki Gagak Rimang, di laut di Palang Tuban.

Sebagian lainnya diolah di kilang minyak kelolaan Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu.

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Produksi minyak Blok Cepu normal kembali pascaamuk massa

Produksi minyak Blok Cepu normal kembali pascaamuk massa


Produksi minyak Blok Cepu normal kembali pascaamuk massa
Blok Cepu (SKK Migas)
Produksi minyak Blok Cepu sekarang ini sudah normal kembali sekitar 80 ribu barel/hari."
Bojonegoro (ANTARA News) - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menyatakan produksi lapangan Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, normal kembali sekitar 80 ribu barel/hari, setelah sempat dihentikan akibat amuk massa tenaga kerja Blok Cepu.

 "Produksi minyak Blok Cepu sekarang ini sudah normal kembali sekitar 80 ribu barel/hari," kata Vice President Public and Government EMCL Erwin Maryoto, di Bojonegoro, Senin (3/8).

Namun, menurut dia, pekerjaan proyek engineering procurement construction (EPC) I, di Kecamatan Gayam, masih belum normal.

"Tapi sebagian karyawan EMCL dan PT Tripatra sudah bekerja kembali," jelasnya.
Sebelum itu, ia melakukan pertemuan tertutup dengan Bupati Bojonegoro Suyoto, dengan jajarannya, yang juga dihadiri Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Mulyawan, dan Dirjen Migas Kementerian ESDM Hariyanto.

Ikut dalam pertemuan Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser, Kepala Kejaksaan Negeri Heru Chaerudin, dan perwakilan PT Tripatra-Samsung, Jakarta dan Forum Pimpinan Masyarakat Gayam dan jajaran DPRD.

Usai pertemuan tertutup, Bupati Bojonegoro Suyoto, menjelaskan tidak ada sarana produksi vital di proyek minyak Blok Cepu yang rusak, akibat amuk massa tenaga kerja minyak Blok Cepu, Sabtu (1/8).

"Situasi bisa terkendali kurang dari 24 jam," ucapnya.


Oleh karena itu, menurut dia, disepakati dalam pertemuan bahwa pekerjaan proyek minyak Blok Cepu, yang terganggu karena ribuan tenaga kerja diliburkan, bisa berjalan kembali dalam dua pekan.

Selain itu, ia juga mendesak PT Tripatra-Samsung, melakukan berbagai pembenahan, terutama menyangkut keluhan gaji tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja (PHK), selain juga pencairan anggaran pekerjaan proyek sub kontraktornya yang ditunda.

"Banyak informasi yang saya terima banyak tenaga kerja lokal yang di PHK, tapi masuk tenaga kerja dari luar," ujarnya.
Amuk massa ribuan tenaga kerja proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, mengakibatkan gedung perkantoran PT Tripatra-Samsung, rusak. Selain itu, massa juga merusak sejumlah mobil, dan peralatan kantor.

EMCL menghentikan produksi dua lapangan minyak Blok Cepu, yang kapasitasnya sekitar 50 ribu barel/hari, karena berdekatan dengan lokasi amuk massa. Sedangkan satu lapangan minyak masih berproduksi 30 ribu barel/hari, karena lokasinya berjauhan dengan amuk massa.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Pemerintah harapkan produksi Blok Cepu kembali normal

Pemerintah harapkan produksi Blok Cepu kembali normal


Pemerintah harapkan produksi Blok Cepu kembali normal
ilustrasi Menteri ESDM Tinjau Blok Cepu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (tengah), didampingi Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi (kanan) dan Bupati Bojonegoro Suyoto (kiri), memberikan keterangan kepada wartawan di Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (10/7/15). Menurut Menteri ESDM target produksi minyak Blok Cepu sebesar 205 ribu barel per hari dan bisa direalisasikan pada September 2015. (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo) ()
 
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengharapkan kegiatan produksi Banyuurip di Blok Cepu, Minggu kembali normal pascakerusuhan pekerja di lapangan yang berlokasi di Bojonegoro, Jatim tersebut, Sabtu.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto dalam rilis di Jakarta, Sabtu malam mengatakan, akibat insiden tersebut pada Sabtu terjadi pengurangan produksi pada fasilitas "early oil expansion" (EOE) dan "well pad" B dengan potensi kehilangan 50.000-55.000 barel.

"Namun, jika besok (Minggu, 2/8) sudah kondusif, akan diproduksikan dan dapat normal kembali," katanya.
Pihaknya terus memantau dan mengawal normalisasi kegiatan produksi pascainsiden tersebut.

"Benar, telah terjadi insiden. Langkah-langkah penanganan sedang dan akan terus dilakukan. Untuk mencegah dampak yang lebih besar, maka beberapa fasilitas strategis diamankan," katanya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, kepolisian, dan para pihak terkait akan bertemu menyelesaikan insiden.

"Senin (3/8) akan diadakan rapat untuk memulihkan kondisi yang terganggu akibat insiden ini," ujar Djoko.
Pada Sabtu sekitar pukul 12.00 WIB, di lokasi proyek Blok Cepu di Kecamatan Gayam, Bojonegoro, sejumlah karyawan yang hendak istirahat melakukan tindakan anarkis dengan merusak kantor dan mobil menyusul pengetatan izin keluar untuk makan siang.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, insiden terjadi di area kerja EPC 1 Proyek Banyu Urip dengan kontraktor Tripatra-Samsung.

"Pekerja subkontraktor yang dipekerjakan Tripatra-Samsung, sedang meninggalkan area kerja sekitar jam makan siang ketika terjadi kericuhan yang menyebabkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan. Tingkat kerusakan sedang dikaji dan juga penyebab insiden tersebut sedang diinvestigasi," ujarnya.

Namun, menurut dia, kini situasi sudah terkendali dan sedang dalam pemantauan.

Erwin juga mengatakan, Exxon sedang berkoordinasi dengan Tripatra-Samsung dan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan.

"Pekerjaan di area EPC 1 dan EPC 5 dihentikan dan produksi dari lokasi sekitar insiden dihentikan sementara sambil menunggu kajian-kajian selanjutnya," katanya.

Produksi yang dihentikan tersebut, lanjutnya, akan dimulai kembali bila keadaan sudah aman.

(T.K007/A013)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Kapolres Bojonegoro: Kerusuhan Blok Cepu terkendali

Kapolres Bojonegoro: Kerusuhan Blok Cepu terkendali


Kapolres Bojonegoro: Kerusuhan Blok Cepu terkendali
Dokumen foto dua pekerja menarik kereta peralatan di lokasi kilang mini yang mengolah minyak Blok Cepu di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola PT Tri Wahana Universal (TWU) Bojonegoro. (ANTARA/Aguk Sudarmojo)
Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu, karena kebijakan manajemen."
Bojonegoro (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bojonegoro, Jawa Timur, AKBP Hendri Fiuser mengatakan, kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, yang dipicu kemarahan ribuan karyawan merusak kantor dan mobil, kini terkendali.

 "Karyawan yang bertindak anarkis sudah bisa dikendalikan. Mereka bertindak anarkis disebabkan marah tidak bisa keluar dari lokasi tempat bekerja untuk makan siang," jelasnya, Sabtu.
Ia mengemukakan, kejadian keributan di lokasi proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, terjadi Sabtu antara pukul 12.00 hingga 12.30 WIB, bertepatan saat istirahat karyawan proyek minyak Blok Cepu.

Ketika itu, menurut dia, ribuan tenaga kerja proyek minyak Blok Cepu, akan keluar dari lokasi proyek untuk makan siang.
Tapi, mereka harus antre karena hanya ada dua pintu keluar, padahal biasanya ada lima pintu.
"Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu, karena kebijakan manajemen," ujarnya.
Oleh karena lama menunggu, menurut dia, karyawan minyak Blok Cepu yang berusaha keluar akhirnya bersitegang dengan petugas keamanan setempat karena berdesak-desakkan.

"Ribuan karyawan yang lama menunggu keluar, akhirnya marah dan merusak mobil dan kantor di proyek minyak Blok Cepu," katanya menambahkan.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, menyatakan bahwa ada satu mobil yang dibakar, tapi kalau kantor tidak dibakar.

Ia membenarkan menerima informasi bahwa terjadinya kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu dipicu ribuan karyawan yang sulit keluar untuk makan siang, disebabkan adanya perubahan kebijakan manajemen.

"Kami masih belum tahu penyebab pastinya yang mengubah kebijakan soal pintu keluar. Yang jelas, ketika itu karyawan yang marah mencari petugas PT Tripatra, yang mengerjakan proyek minyak Blok Cepu," ujarnya.

Ia pun menyatakan, pihaknya akan mengundang kedua belah pihak, yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan PT Tripatra untuk menyelesaikan permasalahan, agar kondisi di lokasi proyek minyak Blok Cepu bisa berjalan normal.

"Saat ini ribuan pekerja proyek minyak Blok Cepu diliburkan," katanya menambahkan.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Menteri ESDM Blusukan ke Kapal 'Raksasa' Penampung Minyak Blok Cepu

Menteri ESDM Blusukan ke Kapal 'Raksasa' Penampung Minyak Blok Cepu

Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance
Menteri ESDM Blusukan ke Kapal Raksasa Penampung Minyak Blok Cepu  
Foto:Kementerian ESDM
 
Jakarta -Hari ini, (12/4/2015) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meninjau Kapal 'raksasa' FSO (Floating Storage and Offloading) Gagak Rimang. FSO Gagak Rimang merupakan tempat penampungan minyak mentah yang diproduksi dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur.

Sudirman Said didampingi Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, dan Presiden EMCL Jon Gibbs,

Demikian keterangan resmi yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Minggu (12/4/2014)

"Lifting perdana produksi Lapangan Banyu Urip dari FSO Gagak Rimang juga direncanakan akan dilaksanakan hari ini," jelas keterangan ESDM.
Lifting pertama ini merupakan capaian penting dalam Proyek Lapangan Banyu Urip yang mengintegrasikan semua komponen produksi yang telah selesai dibangun sebelumnya, yaitu jalur pipa darat sepanjang 72 km, jalur pipa laut sepanjang 23 km, dan juga menara tambat serta FSO yang terletak di Laut Jawa.

Pada lifting pertama ini, PEPC, Pemerintah dan BUMD akan mengirimkan 550.000 barrel minyak mentah dari FSO Gagak Rimang ke Kilang–kilang Pertamina RU IV di Cilacap dan RU VI di Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker milik PT Pertamina (Persero) yaitu MT. GUNUNG GEULIS. (SF)

Dalam situs Pertamina, Kapal 'raksasa' ini menampung hasil produksi lapangan Banyu Urip, merupakan jenis kapal tanker berjenis very large crude carrier (VLCC) yang dikonversi menjadi Kapal Fasilitas Penyimpanan dan Alir-Muat Terapung atau yang disebut sebagai EPC-4. 

 Proyek konversinya senilai US$ 298 juta ini memiliki daya tampung 1,7 juta barrel, yang dikerjakan oleh PT. Scorpa Pranedya yang bermitra dengan Sembawang Shipyard di Singapura. Kapal FSO tersebut diberi nama Gagak Rimang dan berbendera Indonesia.

Fasilitas terapung ini ditambatkan 23 km di lepas pantai Utara Tuban pada kedalaman laut 33 meter secara permanen ini dapat berputar 360 derajat disekitar menara tambat karena pada menara tambat terpasang swivel yang dilengkapi dengan flexible jumper hoses guna mengalirkan minyak dari swivel menuju fasilitas penyimpanan terapung tersebut.

Dengan menggunakan floating offloading hoses, fasilitas penyimpanan terapung dapat mengalirkan minyak kedua export tankers sekaligus yang ditambatkan pada FSO Gagak Rimang tersebut.

Gagak Rimang, adalah nama seekor kuda milik Adipati Arya Jipang, yang pada abad ke-16 kekuasaannya meliputi wilayah yang kini adalah Ce­pu, Blora, Bojonegoro dan Tuban. Nama Gagak Rimang di­pilih karena melambangkan ke­kuatan dan keandalan.

(drk/hen)
Back To Top