-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Budi Waseso ingin UU Narkoba segera direvisi

Budi Waseso ingin UU Narkoba segera direvisi

Budi Waseso ingini UU Narkoba segera direvisi
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso akan merevisi UU Narkoba dan diharapkan revisi tersebut dapat ditindaklanjuti DPR.

"Pasti dilakukan itu dan mungkin akan dilakukan maksimal. Saya sih berharap bisa ditindaklanjuti ke DPR," kata Budi Waseso di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan sudah melakukan komunikasi dengan DPR mengenai hal tersebut dan revisi akan dilaksanakan segera mungkin.

"Tim sedang bekerja untuk menyusun, merevisi, dan menelaah undang-undang itu. Mana yang sudah efektif dan mana yg belum efektif," kata dia.

Dia menambahkan, tim tersebut akan berusaha menyempurnakan undang-undang yang belum efektif dan ada yang tidak berjalan sesuai tujuan negara.

Budi optimistis undang-undang tersebut dapat ditindaklanjuti oleh DPR.

"Ini untuk kebaikan dan memperbaiki apa yg kurang baik," kata dia.

Mengenai petugas BNN yang menggunakan narkoba dia mengatakan hal tersebut dedang ditangani dan diperiksa oleh Polres.

"Nanti dilihat sejauh mana keterlibatannya. Kalo betul terlibat ya kita tindaklanjuti dg penegakan hukum. Dia kan aparat, pasti ada sanksi hukum internalnya," kata dia.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Budi Waseso: Mafia pasarkan narkoba hingga ke TK

Budi Waseso: Mafia pasarkan narkoba hingga ke TK


Budi Waseso: Mafia pasarkan narkoba hingga ke TK
Komjen Pol. Budi Waseso. (ANTARA/Reno Esnir)
Itu sudah ada. Apakah kita biarkan?"
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Pol. Budi Waseso menyatakan, mafia narkoba telah menjadikan taman kanak-kanak (TK) sebagai pasar peredarannya.

 "Ini yang berbahaya akan berkembang," katanya di Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), Rabu.

Ia mengungkapkan, narkoba menjadi masalah bagi regenerasi bangsa Indonesia hingga menyentuh semua pangsa pasar.
Sebagai contoh, menurut mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Mabes Polri) itu, ada mafia memproduksi permen dan makanan ringan mengandung narkoba.
"Itu sudah ada. Apakah kita biarkan?" ujar jenderal polisi bintang tiga itu.

Budi menyebutkan, terdapat 38 jenis narkoba baru yang beredar di Indonesia dari 240 jenis narkoba baru yang tersebar di dunia.

Oleh karena itu, ia menjanjikan BNN akan mengadakan operasi bersama seluruh komponen masyarakat, termasuk unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, dan lembaga swadaya masyarakat guna mengawasi tempat yang diduga dijadikan lokasi peredaran narkoba.
Petugas akan menangani modus baru transaksi mafia narkoba yang melalui sistem penukaran mata uang, demikian Budi Waseso.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Budi Waseso dilantik menjadi Kepala BNN

Budi Waseso dilantik menjadi Kepala BNN


Budi Waseso dilantik menjadi Kepala BNN
Budi Waseso dilantik menjadi Kepala BNN sesuai dengan Keputusan Presiden No.139 M/2015 tanggal 3 September 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dalam Jabatan Kepala BNN.(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso dilantik menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta, Selasa.

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memimpin acara pelantikan yang berlangsung di Gedung BNN dan menyatakan optimistis Budi Waseso bisa meningkatkan kinerja lembaga pemberantasan penyalahgunaan narkotika.

Dia mengatakan Indonesia saat ini berada dalam fase penyalahgunaan narkoba kronis dengan 4,3 juta orang mengalami ketergantungan narkoba atau setara dengan 2,2 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Badrodin memperkirakan kerugian akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp63 triliun yang meliputi biaya belanja narkoba, rehabilitasi, serta perkiraan harga barang-barang yang dicuri para penyalahguna narkoba.
"Dampaknya sangat tidak baik bagi perkembangan masyarakat, diantaranya kemungkinan putus sekolah, degradasi moral, merusak fisik dan jiwa, penelantaran anak dan keluarga, dan ancaman kematian akibat overdosis," ujarnya.
Indonesia, kata Badrodin, saat ini bukan hanya sebagai negara target penjualan narkoba, tapi juga merupakan negara produsen narkoba.

Pemerintah, ia menegaskan, sudah mendeklarasikan perang terhadap penyalahgunaan narkoba.

"BNN harus mampu menerapkan terobosan yang efektif, inovatif dan luar biasa dalam pemberantasan narkoba. BNN butuh pemimpin yang andal. Di bawah kepemimpinan Pak Buwas (Budi Waseso), saya yakin BNN akan menjadi organisasi yang semakin berkualitas dalam pemberantasan dan pencegahan narkoba," katanya.
Ia juga berpesan kepada Budi Waseso supaya memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan kementerian, Polri, pemerintah daerah dan tokoh-tokoh agama dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba.
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top