-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Cara Dede Yusuf usir ketakutan keluar dari zona nyaman

Cara Dede Yusuf usir ketakutan keluar dari zona nyaman

Cara Dede Yusuf usir ketakutan keluar dari zona nyaman
Dede Yusuf (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, masih ingat betul rasa takut yang sempat melandanya kala dirinya harus meninggalkan zona nyaman.

"Rasa takut saya waktu, bagaimana keluar dari zona nyaman, masuk ke dunia (yang saya awam)," ujar Dede di Jakarta, Kamis.

Namun, menurut dia, di tengah rasa takut, ia memiliki komitmen yang kuat untuk teguh pada keputusaanya menjajaki dunia politik. Tak hanya itu, hadirnya keluarga, sahabat dan partai seakan turut menjadi peredam rasa takut itu.

"Saya pikir, pertama jangan takut melakukan sesuatu. Kita harus punya komitmen. Ketika punya pilihan jangan setengah-setengah, terjunlah sekalian. Jangan mager (malas gerak)," kata dia. 

Selain itu, dalam diri perlu ditanamkan keyakinan untuk maju serta jangan lupa menjaga kesehatan tubuh.

"Intinya harus mempunyai keyakinan kita akan maju, jadi orang yang berhasil. Percaya dulu kita akan berhasil. Lalu, jaga kesehatan. Itu paling penting. Mau seperti apapun kalau kesehatan ambruk, wassalam," tutur Dede. Dede Yusuf mengenal dunia politik sejak bergabung dengan Kosgoro tahun 1992. 
Saat itu ia menjabat sebagai salah satu pengurus pusat. Namun, saat itu ia memilih dunia hiburan.

Lalu, di 2004, Dede mendaftar sebagai calon legislatif dari PAN untuk daerah pemilihan Jabar IX (Kuningan-Ciamis-Banjar) dan terpilih.

Pada 2008, bersama Ahmad Heryawan, Dede terpilih dalam pilkada provinsi Jawa Barat, sebagai calon Wakil Gubernur hingga 2013.

Kemudian, pada pilkada 2013, Dede memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, namun gagal. Kini, ia menjabat sebagai Ketua Komisi IX DPR RI. Pada pemilu legislatif 2014, Dede maju sebagai calon legislatif DPR dari Partai Demokrat, dan lolos menjadi anggota DPR periode 2014-2019.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Cara sutradara Ismail Basbeth tanggapi perbedaan

Cara sutradara Ismail Basbeth tanggapi perbedaan


Jakarta (ANTARA News) – Sutradara Ismail Basbeth berpendapat kunci dalam menghadapi perbedaan adalah dengan menerima perbedaan tersebut.

“Kalau kita tidak mulai menerima pasti akan terjadi sesuatu,” kata Ismail saat dihubungi Antara News, di Jakarta, Sabtu.

Ismail, yang beragama Islam, pernah punya pengalaman dengan keberagaman beragama saat sedang pengambilan gambar untuk filmnya “Mencari Hilal”, yang mulai tayang di bioskop beberapa waktu lalu.

Saat itu, ia mengontrak rumah di suatu desa dan bertetangga dengan keluarga yang menganut agama Katolik.

Keluarga tersebut sangat membantu laki-laki berusia 29 tahun ini dalam merawat anak pertamanya. Ibu sutradara yang tinggal di Yogyakarta ini, yang sedang berkunjung dan tergolong kaku, sangat tersentuh dengan kebaikan keluarga tersebut meski sempat terkejut ketika mengetahui mereka memeluk agama yang berbeda.

Perbedaan menurut lulusan komunikasi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta ini merupakan realita yang sudah ada di bumi sejak manusia diciptakan.

Ia mengaku cukup mudah dalam membuat “Mencari Hilal”, yang juga bertema penerimaan dan perbedaan, karena realita yang ada Indonesia terdiri dari berbagai macam suku maupun agama.
“Jangan menggarisi perbedaan. Tapi, duduk bareng selesaikan persoalan,” kata dia.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top