-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Warga Yogyakarta diminta waspadai gerakan radikal

Warga Yogyakarta diminta waspadai gerakan radikal


Warga Yogyakarta diminta waspadai gerakan radikal
Sukimah (kanan) menunjukan foto anaknya yang hilang di Ketitang, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (12/1). Menurut keluarga, ketiga anak kakak beradik yaitu Eko Purnomo (30), Bentar Setiarto (25) dan Krisma Fitri Arta (17) hilang dan diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Tengah. (ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)
Masyarakat harus cerdas memilih organisasi yang akan diikuti. Masyarakat harus bisa memilih kelompok mana yang baik atau tidak sesuai dengan ajaran agama masing-masing
Yogyakarta (ANTARA News) - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti meminta seluruh warga di kota tersebut mewaspadai kelompok yang melakukan kegiatan atau gerakan radikal .

 "Gerakan seperti itu biasanya masuk melalui kegiatan-kegiatan sosial. Jadi masyarakat perlu terus waspada agar tidak terjerumus," kata Haryadi di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk mencegah agar anggota keluarganya tidak terlibat dalam gerakan-gerakan radikal yang menawarkan paham eksklusif tertentu.

"Orang tua perlu meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan putra-putrinya. Begitu pula antara suami istri perlu saling mengetahui kegiatan masing-masing sehingga bisa saling mengingatkan," katanya.

Jika kegiatan anak-anak berbeda dengan kegiatan yang selama ini diikuti, maka orang tua diminta waspada dan meningkatkan pengawasan kepada putra-putrinya.

"Seringkali ada kegiatan yang mengharuskan anak tersebut menginap. Jika demikian, maka orang tua perlu waspada," katanya.

Usia remaja, lanjut dia, menjadi usia yang rawan dan mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sehingga pengawasan terhadap anak usia remaja perlu mendapatkan perhatian lebih.

Laporan adanya orang hilang yang diduga mengikuti sebuah organisasi massa tertentu yaitu Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), lanjut Haryadi menjadi salah satu peringatan agar keluarga dan masyarakat bisa saling menjaga dan mengingatkan.

"Paham atau pemikiran yang ditanamkan kepada anggota kelompok tersebut biasanya memberikan doktrin bahwa kegiatan yang dilakukan kelompok tersebut menjadi satu-satunya kegiatan yang benar dan kegiatan dari masyarakat lain adalah salah," katanya.

Keberadaan kelompok tersebut, lanjut dia, juga berpotensi merusak tatanan kehidupan sosial di masyarakat.

"Selama ini, kami tidak memberikan bantuan apapun kepada organisasi Gafatar. Jika memang ke depan perlu ada larangan, maka akan kami tindak lanjuti," katanya.

Sementara itu, Komandam Kodim 0734 Yogyakarta Letkol Infantri Hotlan Maratua Gurning mengatakan organisasi yang memiliki ajaran bersifat radikal dimungkinkan ada di tengah masyarakat.

"Masyarakat harus cerdas memilih organisasi yang akan diikuti. Masyarakat harus bisa memilih kelompok mana yang baik atau tidak sesuai dengan ajaran agama masing-masing," katanya.

Saat ini, ia menyebut Kota Yogyakarta berada dalam kondisi yang kondusif meskipun tdak menutup kemungkinan terdapat kelompok radikal yang mengembangkan ajarannya di kota tersebut.

"Kami sudah memiliki intelijen yang menjalankan tugasnya. Namun demikian, bantuan dari masyarakat untuk mendeteksi gerakan-gerakan bersifat radikal juga sangat diperlukan," katanya.

Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Warga sekitar Soputan diminta waspadai lahar dingin

Warga sekitar Soputan diminta waspadai lahar dingin

Warga sekitar Soputan diminta waspadai lahar dingin
Gunung Soputan menyemburkan lava pijar dan debu vulkanis terlihat dari Desa Silian 3, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Selasa (5/1/2016). Gunung berapi Soputan mengalami erupsi pada Senin (4/1/2016) tengah malam, dengan mengeluarkan lava dan awan panas, serta semburan material vulkanis mencapai ketinggian sekitar 1.200 meter. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)
 Saya sudah perintahkan untuk melarang aktivitas di kaki gunung sesuai yang sudah ditetapkan...

Minahasa Tenggara (ANTARA News) - Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap meminta warga agar tak melakukan aktivitas di sekitar aliran sungai yang menjadi jalur lahar dingin.

"Memang saat ini aktivitas Gunung Soputan sedang menurun, tapi yang perlu kita waspadai khususnya warga yakni adanya ancaman lahar dingin apalagi hujan cukup lebat," kata James di Ratahan, Sabtu.

James meminta para kepala desa, dan camat yang berada di sekitar Gunung Soputan agar mengingatkan warganya untuk tidak melakukan aktivitas pada radius 6,5 kilometer dari puncak gunung.

"Saya sudah perintahkan untuk melarang aktivitas di kaki gunung sesuai yang sudah ditetapkan, dan kepala desa dan camat yang daerahnya dekat dengan gunung menyampaikannya ke masyarakat," terangnya.

James menambahkan, jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) terus melakukan koordinasi untuk mengantisipasi letusan susulan dari Gunung Soputan dalam beberapa hari ke depan.

"Letusan susulan tak dapat kita prediksi, tapi tetap kita harus siaga," ujarnya.

Ia pun langsung memerintahkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait melakukan pendataan dampak kerusakan yang terjadi akibat letusan Gunung Soputan.

"Apa-apa kerusakan didata, khususnya untuk tanaman pertanian milik warga, dan mendata warga masyarakat yang terkena dampak erupsi," ujarnya.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top