-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Presiden : kurangi penggunaan energi berbasis fosil

Presiden : kurangi penggunaan energi berbasis fosil

12:33 WIB | 2.581 Views
Presiden : kurangi penggunaan energi berbasis fosil
Presiden Joko Widodo mengunjungi gerai pameran PT Pertamina (Persero) pada acara Seminar dan Pameran EBTKE dan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2015 di Balai Sidang, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf) 
 
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan saat ini penggunaan energi berbasis fosil harus mulai dikurangi dan digantikan oleh energi terbarukan.

Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu menjelaskan Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia memiliki kandungan panas bumi yang besar, bahkan 40 persen potensi panas bumi dunia terdapat di Indonesia.

Sumber-sumber energi panas bumi itu tersebar di  Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.

Sayangnya, besarnya cadangan panas bumi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia masih saja bergantung dengan sumber energi dari fosil.

"Saya ingin kita segera keluar dari ketergantungan pada energi fosil dengan langkah nyata memanfaatkan cadangan panas bumi," tegas Presiden saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran dan Konvensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Geothermal, Rabu (19/8) di Jakarta.

Menurut Presiden, penggunaan energi fosil saat ini masih sangat besar yaitu sebesar 95 persen dari bauran energi nasional.

Rinciannya 47 persen  minyak bumi, 24 persen berasal dari gas bumi, dan 24 persen dari batubara. Sedangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai sekitar 5 persen.
Sebagai bangsa yang ingin berdaulat di bidang energi, Indonesia tidak bisa hanya tergantung pada energi fosil semata. Kenyataannya saat ini Indonesia telah menjadi negara pengimpor sumber energi minyak bumi padahal pada suatu saat energi fosil itu akan habis.

Indonesia sesungguhnya memiliki potensi yang besar dan berlimpah dalam hal sumber-sumber energi baru dan terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pembangunan.

Untuk itu langkah diversifikasi sumber energi perlu segera dilakukan melalui fasilitasi dan pengembangan sumberdaya energi baru terbarukan.

Presiden pun menyatakan komitmennya unuk memberikan perhatian khusus pada program pengembangan sumber energi baru terbarukan. Ini demi melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber energi fosil dan memanfaakan sumberdaya alam yang berlimpah secara berkelanjutan.

Di antaranya Biofuel, Biomassa, panas bumi, air, angin, matahari, gelombang laut sampai dengan energi pasang surut air laut.

Salah satu energi baru dan terbarukan yang perlu dimanfaatkan adalah energi panas bumi. Sumber energi ini berlimpah, bersih dan ramah lingkungan. Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan meningkat menjadi 23 persen pada 2025.

Presiden telah memulai groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulubelu unit III dan IV serta meresmikan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang V beberapa waktu lalu. Langkah itu akan diikuti oleh pemanfaatan energi geothermal di daerah lain di Indonesia.

"Jika potensi energi geothermal dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, saya yakin kita dapat menggantikan energi fosil yang semakin terbatas," kata Presiden.

Karena itu Presiden berharap semua pihak, mulai dari Pemerintah, para profesional, akademisi, serta pemerhati energi baru terbarukan bisa duduk bersama, saling bersinergi untuk mencari terobosan-terobosan di bidang regulasi dan keilmuan.

Sebagai bukti komitmen itu, Presiden meminta Kementerian ESDM untuk melanjutkan berbagai kebijakan yang progresif, baik di bidang tarif, perijinan dan fasilitasi lainnya untuk terus menarik investasi di bidang energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi.

Presiden juga menantang para pelaku usaha di bidang energi baru dan energi terbarukan untuk memberi masukan kepada Pemerintah, kebijakan apa yang diperlukan agar upaya pembangunan energi baru, energi terbarukan, dan konservasi energi ini dapat dipacu secepat-cepatnya.

Menurut Presiden, rakyat di seluruh pelosok Indonesia sudah menunggu. Mereka membutuhkan listrik yang terjangkau. Rakyat di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terdepan menginginkan lampu rumah mereka bersinar terang.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Energi alam semesta menyusut

Energi alam semesta menyusut

Energi alam semesta menyusut
Hasil simulasi komputer tentang pembentukan galaksi-galaksi di sekitar Bima Sakti. (NASA/T. Brown-J. Tumlinson )
 
Los Angeles (ANTARA News) - Hasil studi tim astronom internasional menunjukkan bahwa energi alam semesta sekarang tinggal sekitar separuh dibandingkan dua miliar tahun lalu dan terus memudar.

Temuan yang dipaparkan dalam Sidang Umum International Astronomical Union ke-29 di Honolulu, Hawaii, itu mengungkap batas-batas di mana kosmos tampaknya kehilangan uap, yang membantu para astronom lebih memahami evolusi dan struktur alam semesta.

"Kami menggunakan teleskop antariksa dan Bumi sebanyak-banyaknya supaya bisa mengukur keluaran energi dari 200.000 lebih galaksi di selebar mungkin rentang panjang gelombang," kata Simon Driver, yang memimpin proyek Galaxy And Mass Assembly (GAMA).

Fakta bahwa alam semesta perlahan memudar diketahui sejak akhir 1990an tapi hasil studi menunjukkan bahwa itu terjadi di seluruh panjang gelombang, mulai dari ultraviolet sampai inframerah, menggambarkan penilaian keluaran energi paling komprehensif dari alam semesta terdekat.

Itu berarti mereka bisa melihat cahaya dari bintang-bintang muda dan tua, juga cahaya yang diserap dan dipancarkan kembali oleh debu.

Jadi penilaian baru penurunan alam semesta meliputi informasi-informasi dari galaksi-galaksi dengan keragaman sangat tinggi, termasuk yang tersembunyi di balik debu.

"Alam semesta akan menurun dari sini, meluncur pelan ke usia tua. Pada dasarnya, alam semesta seperti sedang duduk di sofa, menarik selimut dan bersiap tidur kekal," kata Driver seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Hasil studi yang merupakan bagian dari proyek GAMA, survei multi panjang gelombang terbesar yang melibatkan banyak teleskop-teleskop kuat dunia termasuk teleskop berbasis darat VISTA dan VST milik European Southern Observatory di Paranal Observatory di Chile dan teleskop antariksa GALEX dan WISE Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan teleskop Herschel milik Badan Antariksa Eropa..

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Medco Energi sudah miliki 35 blok migas di tiga benua

Medco Energi sudah miliki 35 blok migas di tiga benua

Medco Energi sudah miliki 35 blok migas di tiga benua
Medco Energi Internasional. (medcoenergy.com)
 
Palembang (ANTARA News) - PT Medco Energi Internasional Tbk, sebagai perusahaan minyak dan gas swasta nasional, hingga saat ini sudah memiliki sebanyak 36 blok migas tersebar di tiga benua.

Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Lukman Mahfoedz melalui siaran persnya yang diterima Antara di Palembang, Selasa, menjelaskan bahwa dalam ulang tahunnya ke-35 pada 2015 ini perusahaan migas tersebut telah tumbuh menjadi perusahaan lokal energi terpadu terkemuka yang mendunia dan telah berhasil berekspansi di tujuh negara.

Dia mengemukakan, berbagai pencapaian yang membanggakan telah diperoleh Medco Energi hingga di usianya yang ke-35 tahun ini, di antaranya diawali dengan kepemilikan atas tiga blok migas pada tahun 1992, pada saat ini telah memiliki 35 blok migas yang tersebar di tiga benua.

Perusahaan juga menjadi panutan dalam hal pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup berkat komitmen berkelanjutan dalam menerapkan best practices memperoleh penghargaan Proper Emas keempat kalinya berturut-turut sejak 2011.

Medco Energi merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi migas pertama dan satu-satunya di Indonesia hingga saat ini meraih penghargaan tersebut melalui Blok Rimau.

Sedangkan aset-aset lainnya berhasil menerima Proper Hijau. Pencapaian ini telah mengukuhkan Medco Energi menjadi perusahaan energi kelas dunia dengan operasi berkelanjutan.

Selanjutnya, rekam jejak keberhasilannya selama 35 tahun ini telah teruji dan perusahaan yakin akan diikuti dengan keberhasilan proyek-proyek utama yang sedang dijalankan seperti integrasi proyek pengembangan Gas Senoro dan Donggi Senoro LNG, proyek pilot EOR di Rimau, dan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla merupakan kontrak tunggal terbesar di dunia.

Perusahaan itu juga berhasil menahan laju penurunan produksi menjadi hanya sebesar tujuh sampai delapan persen. Di luar negeri, Medco Energi baru saja mendapatkan perpanjangan kontrak selama 25 tahun di Oman serta 90 persen tingkat keberhasilan dalam kegiatan eksplorasi di Area 47 Libya.

"Saya bangga, dengan perkembangan Medco Energi hingga saat ini, berkat dukungan dan kepercayaan semua pemangku kepentingan, kami mampu untuk terus berada pada jalurnya dalam usaha di bidang energi di Indonesia," katanya.

Selanjutnya, kontribusi saat ini adalah sebesar 12 miliar dolar Amerika Serikat selama 14 tahun dalam bentuk penjualan minyak dan gas bagian negara, serta pembayaran pajak, ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan dukungan dari pemerintah agar dapat terus berkesempatan untuk berkiprah di bidang energi di Indonesia.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
60% Energi China Ditopang dari Batu Bara

60% Energi China Ditopang dari Batu Bara

Lani Pujiastuti - detikfinance
60% Energi China Ditopang dari Batu Bara
Jakarta -Desakan agar penggunaan batu bara di dalam negeri untuk dimaksimalkan terus bergulir karena alasan harganya yang sangat murah. Negara yang memaksimalkan penggunaan batu bara adalah China.

Di Indonesia, yang punya produksi batu bara per tahun mencapai 458 juta ton, justru 300 juta ton diekspor.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Working Group Kebijakan Publik Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Disan Budi Santosa dalam sebuah diskusi di Tata Kelola Batubara yang Ideal dalam rangka menunjang kecukupan energi di Indonesia, di Jakarta, Minggu (24/5/2015)

"Soal briket, China pakai 750 juta ton per tahun. Batu bara menyumbang 60% kebutuhan energi China. Kita perlu energi murah. Briket nggak bisa dikorupsi, cuma pakai 4 batu ditumpuk, bisa untuk masak," katanya.

Ia mengatakan di Indonesia sangat memungkinkan sumber energi batu bara diolah dalam bentuk briket. Menurutnya, penggunaan briket juga bisa dipakai sektor usaha kecil karena murah.

"Lihat Thailand dan Vietnam, mereka tidak gaya-gayaan pake gas," katanya.

Disan mengatakan batu bara cocok sebagai energi utama di Indonesia, cocok dengan daya beli masyarakat Indonesia karena harganya murah.

"Saya melihat ada indikasi kesengajaan batu bara ditekan atau dilupakan, untuk memuluskan migas. Padahal, setiap kg elpiji setara dengan 3,5 kg batu bara kalori rendah. Satu kilo batu bara hanya Rp 250-500," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi VII Kardaya Warnika mengatakan banyak sekali yang harus dilakukan terkait batu bara sebagai energi, sumber daya alam dan komoditi yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

"Indonesia selalu gembar-gemborkan kita kaya energi. Padahal cuma punya 0,2 persen dari total cadangan minyak dunia. Gas ngakunya kaya, batu bara ngakunya kaya, padahal cuma punya 0,5% dari total cadangan dunia," katanya.(hen/hen)
Back To Top