-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Fahira Idris ingin Sulistyo dimakamkan di TMP

Fahira Idris ingin Sulistyo dimakamkan di TMP

Fahira Idris ingin Sulistyo dimakamkan di TMP
Fahira Idris (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

"Kita usahakan, kita berharap Pak Jokowi dapat memberikan ijin agar Pak Sulistyo dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semarang. Bila diijinkan Pak Jokowi, saya berharap demikian, karena Pak Sulistyo ini kan tokoh guru, pahlawan tanpa tanda jasa," katanya kepada Antara di Jakarta, Selasa dini hari.

Fahira mengatakan, jenazah akan diterbangkan dari Jakarta pukul 09.25 menuju Semarang. "Sebagai wakil Ketua Komisi III di mana Pak Sulistyo juga berada di Komisi III, rencananya kita juga akan melayat ke semarang," katanya.

Fahira melayat jenazah di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, dini hari ini. Ketua DPD Irman Gusman pada Selasa tengah malam, menyerahkan secara resmi jenazah dari DPD RI ke PGRI di depan ruang instalasi forensik RS Polri, Jakarta Timur.

Sulistyo menjadi korban dalam kebakaran di ruang tabung chamber Pulau Miangas, Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lama RSAL Mintohardjo.

Selain Sulistyo, terdapat tiga korban lainnya yakni Irjen Pol Purnawirawan Abu Bakar, Edi Suwandi dan Dimas Qadar Radityo yang ketiganya sudah dibawa oleh masing-masing keluarganya untuk disemayamkan.

COPYRIGHT © ANTARA 2016
Fahira Idris: Ada yang Mainkan Isu Agama untuk Mengobok-obok Papua

Fahira Idris: Ada yang Mainkan Isu Agama untuk Mengobok-obok Papua

Nala Edwin - detikNews
 Fahira Idris: Ada yang Mainkan Isu Agama untuk Mengobok-obok PapuaFoto: Wilpret Siagian/detikcom

 Jakarta - Anggota DPD RI Fahira Idris meminta pemerintah bergerak cepat mengungkap dalang kerusuhan di Tolikara, Papua. Ada semangat intoleransi yang mulai disebarkan di Papua, seperti dengan beredarnya surat dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) yang berisi larangan bagi umat Islam untuk merayakan Idul Fitri di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua.

"Peristiwa intoleransi ini diharapkan mengubah mindset semua stakeholder yang ada di Papua baik dari unsur pemerintah pusat, aparat keamanan, pemerintah daerah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat bahwa saat ini isu agama sedang 'dimainkan' untuk mengobok-obok Papua. Sekecil apapun benihnya harus segera dikomunikasikan solusinya," terang Fahira, Senin (20/7/2015).

Fahira yang juga pengurus MUI Bidang Pendidikan dan Pengkaderan ini mendesak pemerintah untuk terus mengomunikasikan perkembangan penanganan peristiwa Tolikora kepada masyarakat Indonesia.

"Imbauan agar masyarakat terutama umat muslim menahan diri idealnya disertai dengan kerja cepat dan tepat pemerintah dalam menguak kasus ini. Paling penting adalah rasa keadilan dan kemanusian publik yang terusik dengan peristiwa ini harus segera dipulihkan," tegas Fahira.

Fahira mengatakan, pendekatan keamanan di Papua saat ini belum diimbangi dengan keamanan manusia (human security) akibatnya apapun persoalan di Papua selalu dianggap bersifat keamanan.

Insiden di Tolikora menjadi tanda bahwa pemerintah kurang mengantisipasi bahwa isu agama di Papua yang selama ini dianggap baik-baik saja ternyata juga bisa menjadi potensi konflik luar biasa destruktif melebihi gerakan separatis.

"Jangan yang diproses hukum hanya mereka-mereka yang terlibat langsung saat penyerangan. Otak dibalik insiden ini juga harus ditangkap dan diadili serta diungkap apa motifnya. Pemerintah harus bergerak cepat dan fokus agar insiden ini tidak merembet kemana-mana. Jangan malah mengeluarkan penyataan-pernyataan yang kontraproduktif," ujar Wakil Ketua Komite III DPD ini.
(dra/dra)
Back To Top