-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Wisatawan mancanegara puas saksikan GMT di Balikpapan

Wisatawan mancanegara puas saksikan GMT di Balikpapan

Wisatawan mancanegara puas saksikan GMT di Balikpapan
Foto montase proses Gerhana Matahari Parsial (sebagian) dari Pantai Firdaus, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (9/3). Fenomena alam tersebut terjadi dengan durasi tidak kurang dari 2 jam 41 menit dan puncaknya terjadi pada pukul 08.49, dengan magnitudo 97.3%. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/ama/16.)

Balikpapan (ANTARA News) - Sejumlah wisatawan mancanegara mengaku puas bisa menyaksikan gerhana matahari total di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, karena kondisi cuaca di atas langit Kota Minyak sangat cerah tanpa awan saat fenomena alam itu berlangsung.

"Balikpapan menjadi tempat terbaik di Kalimantan untuk mendapatkan momen gerhana matahari. Kami sangat beruntung," kata Caecilia, seorang pelancong asal Norwegia.

Pada kesempatan itu, Caecilia membuat ratusan foto proses GMT di Balikpapan hanya berlangsung selama 69 detik.

Apalagi setelah mendapat kabar bahwa sejumlah pelancong asal Hong Kong yang mengamati GMT dari Tana Grogot, Kabupaten Paser, dan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, tidak mendapatkan gambar bagus sebab matahari terhalang awan. 

"Jadi, beruntung sekali kami datang ke sini," kata Aida Sugiharto, kontributor majalah Scuba Diver Australia yang datang bersama rombongan pelancong dari Hong Kong tersebut. 

Direktur Trans Borneo Adventure Joko Purwanto yang memfasilitasi para pelancong Hongkong tersebut, juga membenarkan bahwa sebagian wisatawan yang difasilitasinya untuk melihat GMT di Tana Grogot dan Pangkalan Bun melaporkan mereka tak bisa melihat apa-apa.

"Ada wisatawan Jerman dan Jepang yang menyebar ke Tana Grogot dan Pangkalan Bun. Kasihan, di sana mendung, baik di Tanah Grogot maupun di Pangkalan Bun," tutur Purwanto.


Wisatawan yang sebagian besar ilmuwan tersebut, terutama yang ke Tana Grogot, berangkat dari Balikpapan.

Mereka melanjutkan perjalanan ke Tanah Grogot karena berdasarkan perhitungan BMKG, peristiwa GMT di ibu kota Kabupaten Paser itu terjadi hingga 2 menit 20 detik.

Di Kota Balikpapan, baik wisatawan, warga maupun ilmuwan mengamati GMT dari Pantai Manggar dan Pantai Kilang Mandiri, yang menjadi bagian dari Pantai Banua Patra dan Helipad Pertamina.

Sebelum gerhana terjadi, sebagian warga Muslim juga menggelar shalat gerhana di Helipad tersebut.

Peristiwa GMT terjadi mulai pukul 07.33 Wita saat bulan mulai melewati piringan matahari dan mulai menghalangi sinar matahari ke bumi.

Pada pukul 08.34 Wita, gerhana total terjadi ketika seluruh piringan matahari tertutup bulan dan kegelapan menyelimuti Kota Balikpapan selama 69 detik.

Pukul 08.35 Wita, saat bulan mulai meninggalkan piringan matahari, terjadi gerhana matahari cincin, di mana piringan matahari melingkari bulan seperti cincin dan bagian yang menonjol sedikit dari matahari memancarkan sinar terang seperti mata cincin.

"Pemandangan yang indah sekali," kata Noel, pelancong asal Spanyol.

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
LAPAN analisis 60 detik data korona GMT

LAPAN analisis 60 detik data korona GMT

LAPAN analisis 60 detik data korona GMT
GMT Palu Foto Kolase fenomena terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (9/3). ANTARA FOTO/Yusran Uccang/pd16 ()
 Kita sempat dapat data 60 detik, itu mendekati totalitas berakhir,"

"Kita sempat dapat data 60 detik, itu mendekati totalitas berakhir," kata peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Emanuel Sungging saat ditemui usai melakukan pengamatan di Alun-alun Jiko Mobon, Maba, Maluku Utara, Rabu. 

Ia mengatakan masih akan dilihat dan dianalisis, apakah itu ion besi atau garis terlarang yang memang dicari pada korona saat GMT terjadi.

Menurut dia, sangat besar kemungkinan korona telah bercampur dengan informasi dari permukaan cahaya matahari yang sudah tercampur pada 60 detik terakhir totalitas atau gelap sempurna.

Saat ditanya apakah pengamatan GMT di Maba bersama The National Aeronautics and Space Administration (NASA) gagal karena tertutup awan tebal, Sungging mengatakan tidak, karena LAPAN masih sempat memperoleh data meski hanya 60 detik dari korona. 


"Data yang terambil masih bisa diolah, karena itu kita lihat hasil analisisnya nanti," ujar dia.

Rencananya hasil kolaborasi LAPAN dan NASA untuk pengamatan GMT di Maba akan dipresentasikan pada Juni 2016 dalam simposium keantariksaan yang akan diselenggarakan di Bandung.

"Tidak semua peneliti NASA yang datang saat ini akan hadir di simposium. Rencananya dari NASA nanti yang hadir Pak Nat Gopalswamy," ujar Sungging. 

Titik pengamatan GMT LAPAN dan NASA di Alun-alun Jiko Mobon tertutup awan tebal saat totalitas mulai terjadi sekitar pukul 09.50 WIT. Awan sempat bergerak namun kembali menutupi bulan dan matahari.

Meski demikian masyarakat yang berkumpul di lokasi pengamatan cukup puas dapat melihat Gerhana Matahari Spasial (sebagian) dengan kacamata gerhana yang dibagikan oleh NASA, dan merasakan kegelapan sempurna layaknya malam hari dalam waktu tiga menit 17 detik. 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Astronot Eropa saksikan GMT di Sulawesi Tengah

Astronot Eropa saksikan GMT di Sulawesi Tengah

Pewarta: 
Astronot Eropa saksikan GMT di Sulawesi Tengah
Astronot Eropa, Andre Kuipers (Reuters)

Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Astronot Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) bekebangsaan Belanda, Andre Kuipers, turut memantau Gerhana Matahari Total (GMT) dari lapangan sepakbola Kotapulu, Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu.

Kuipers pertama kali melakukan misi ke stasiuan angkasa luar internasional pada pada 2004 dan kembali sepuluh hari kemudian, dan selanjutnya melakukan misi sama pada akhir tahun 2011 dengan kembali ke Bumi pada Juli 2012.
Meski baru pertama kali menginjakkan kaki di Sulawesi Tengah, ia memuji Kota Palu sebagai tempat yang ditetapkan oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika sebagai salah satu titik pemantauan GMT karena lokasinya cukup strategis.

Andre Kuipers yang tiba di Indonesia tiga hari lalu melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, mengaku memiliki seorang kawan kelahiran Sulawesi Selatan. Dia selanjutnya menuju Kota Palu.

Dia mengatakan GMT adalah sangat unik dan bagus untuk dinikmati.

Andre Kuipers mengatakan sudah lima kali melihat gerhana matahari, salah satunya di Tiongkok dengan durasi waktu sekitar tujuh menit.

Pada kunjungannya ke Palu ini dia membawa beberapa pendamping dan juga peralatan pemantau gerhana. 

Kuipers senang bisa menikmati gerhana matahari total bersama masyarakat Indonesia.

Di sela-sela menunggu detik-detik GMT, dia ditemui oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan berbincang-bincang seputar gerhana matahari.

Andre Kuipers bersama rekan-rekannya melampiaskan kegembiraannya dengan saling berpelukan setelah matahari tersingkap kembali dari tutupan bulan.

Kegembiraan yang sama juga ditunjukkan para peneliti dan turis lain di sini di mana BMKG memasang dua alat teropong lengkap dengan tv monitor layar lebar sehingga pengunjung bisa memantau gerhana.


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
GMT terpantau paling sempurna di Ternate

GMT terpantau paling sempurna di Ternate

GMT terpantau paling sempurna di Ternate
Gerhana matahari total (GMT) terlihat dari Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Rabu (9/3). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ternate, Maluku Utara (ANTARA News) - Perusahaan Panasonic menyatakan pantauan Gerhana Matahari Total (GMT) di Kota Ternate adalah yang paling sempurna jikan dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air.

"Pantauan paling sempurna kami dapatkan di Ternate karena didukung cuaca yang sangat cerah," kata General Manager Panasonic Corporation Hisao Tjugita usai acara Pantau Bersama GMT di Ternate, Rabu.

Pemantauan dimulai pukul 8.36-11.20 WIT hingga GMT terjadi pukul 9.5,41-9.54,18 WIT.

Gambar didapatkan sempurna berkat dukungan peralatan seperti 12 unit modul tenaga matahari Panasonic HIT dengan efisiensi konversi tinggi yang menghasilkan 3 KW listrik, dengan cara menyerap energi yang dapat mengabadikan momen itu.
Siaran secara langsung momentum GMT dapat disaksikan masyarakat melalui beberapa platform digital media seperti Youtube live dan Periscope.

"Ini merupakan siaran ketiga fenomena GMT dari Panasonic secara langsung," kata Hisao.

Menurut dia, siaran itu berbeda dengan proses penyiaran sebelumnya di mana tenaga didekasikan khusus untuk memasang modul tenaga cahaya matahari di lokasi memberikan kenyamanan yang lebih besar, mengingat fasilitas supply container dapat dipindahkan dengan mudah dan dipasang secara tepat dan sederhana dengan jumlah pekerjaan konstruksi yang minimal.

Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman pun mengapresiasi manajemen Panasonic yang memanfaatkan momentum GMT di Ternate untuk disebarkan ke seluruh dunia.

Ia mengatakan 2.600 wisatawan mancanegara berada di Ternate untuk menyaksikan GMT di berbagai titik pemantauan yang disediakan.

"Putri Thailand Maha Chakri Sirindhom yang menikmati fenomena GMT di Pendopo Keraton Kesultanan Ternate bersama petinggi dan pewaris Kesultanan Ternate," kata Burhan.


Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Palangka Raya bangun prasasti GMT

Palangka Raya bangun prasasti GMT

 | 2.195 Views
Palangka Raya bangun prasasti GMT
Fase awal gerhana matahari yang terlihat dari Gianyar, Bali, Rabu (9/3). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Puncak perayaan festival Gerhana Matahari Total (GMT) oleh Pemerintah Kota Palangka Raya ditandai dengan penandatanganan prasasti GMT oleh Wali Kota Palangka Raya Riban Satia di Stadion Sanaman Mantikei pagi ini.

"Prasasti ini nanti yang akan menjadi saksi atau sejarah bahwa pada 2016 ini wilayah kita Kota Cantik Palangka Raya pernah menjadi daerah yang dilintasi GMT," kata Riban.

Prasasti itu  bertuliskan "Peristiwa Gerhana Matahari Total yang Melintasi Kota Palangka Raya Pukul 06.25 WIB sampai dengan 08.46 WIB pada 9 Maret 2016".

Riban mengharapkan festival gerhana matahari ini lebih mengenalkan lagi pariwisata Palangka Raya ke dalam dan luar negeri.

Proses GMT di "Bumi Tambun Bungai" sempat tertutup awan hitam yang mengganggu pemandangan warga.



Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top