-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Gunung Kidul siapkan aturan pengelolaan Geopark Gunungsewu

Gunung Kidul siapkan aturan pengelolaan Geopark Gunungsewu

Gunung Kidul siapkan aturan pengelolaan Geopark Gunungsewu
ilustrasi Pantai Gunung Kidul, Yogyakarta (ANTARA)

Gunung Kidul (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan peraturan terkait terpilihnya daerah ini menjadi sekretariat pengelolaan Geopark Gunungsewu yang meliputi kawasan Pacitan, Wonogiri, dan Wonosari.

Pejabat Sekda Gunung Kidul Supartono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengkaji seperti apa terkait Sekretariat Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, Wonosari) itu.
"Saat ini Sekretariat Pawonsari berada di kantor Pemkab Gunung Kidul bersebelahan dengan bagian pemerintahan umum. Untuk itu, kami bahas mengenai apakah menjadi badan atau seperti apa," kata Supartono.
Menurut dia, keberadaan Sekretariat Pawonsari memudahkan pembahasan antara Pemerintah Gunungkidul, Pacitan, dan Wonogiri terkatit pengelolaan Geopark Gunungsewu. "Setiap tiga tahun Sekretariat Pawonsari akan berpindah," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hary Sukmono mengungkapkan untuk Sekretariat Geopark Hunungsewu tetap berada di kantor Disbudpar.

"Sekretariat Geopark Hunungsewu mengikuti Sekretariat Pawonsari, setiap tiga tahun pindah," katanya.

Untuk mengenalkan Geopark Gunungsewu, pihaknya menyiapkan rencana invosi salah satunya dengan mempersiapkan gerbang dari sisi barat. Pemkab tengah menyiapkan lahan bekas Kecamatan Patuk. Pemerintah akan membangun pusat informasi wisata, termasuk informasi mengenai Gunungsewu.

"Di Gunung Kidul sendiri ada 13 geosite yang bisa dikunjungi wisatawan," kata Hary.

Nantinya akan dibangun menara empat lantai setinggi kurang lebih 12 meter yang bisa dijadikan gardu pandang. "Tahun ini akan segera dibangun, akan memasuki perencanaan dan lelang," katanya. 
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Geopark Merangin Jambi kembali diajukan ke UNESCO

Geopark Merangin Jambi kembali diajukan ke UNESCO

Geopark Merangin Jambi kembali diajukan ke UNESCO
Geopark Merangin (ANTARA)

Jambi (ANTARA News) - Taman Bumi (Geopark) Merangin, di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, kembali diajukan ke UNESCO untuk ditetapkan sebagai warisan dunia meski sempat gagal.

"Tahun ini pemerintah mengusulkan kembali Geopark Merangin Jambi bersama dengan Geopark Rinjani, Lombok, ke UNESCO Global Geopark," kata Kabid Geologi Dinas ESDM Provinsi Jambi, Karel Ibnu Suratno di Jambi, Sabtu.
Karel mengatakan, sebelumnya Geopark Merangin Jambi telah diajukan ke UNESCO, namun karena masih banyak yang harus dibenahi maka belum bisa ditetapkan sebagai warisan dunia.

"Geopark Merangin itu kan wilayahnya luas, sekarang pemetaannya hanya spesifik saja yakni khusus hanya Palebotani Park (taman fosil-fosil), dan mulai Februari 2016 nanti akan dievaluasi program yang detail," ujarnya.

Karel mengatakan, Geopark Merangin juga menyimpan fosil-fosil berumur sekitar 200 juta tahun.

Jika telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, akan ada lembaga independen yang akan mengelola kawasan tersebut dan pemerintah hanya melakukan pendampingan dan pembinaan.

"Kalau banyak yang mengelola nantinya akan banyak tumpang tindih. Sebab itu ada lembaga independen yang akan mengelolannya dan kita yang melakukan pembinaan," katanya menambahkan.
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Hari ini Ciletuh terima sertifikat Geopark

Hari ini Ciletuh terima sertifikat Geopark

Hari ini Ciletuh terima sertifikat Geopark
Geopark juga ada di Jambi, Geopark Merangin. (istimewa)

Bandung (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyerahkan sertifikat Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, sebagai kawasan geoparknasional.

"Rencananya hari ini akan diberikan dan dari UNESCO juga akan hadir untuk menyaksikan saat penyerahan sertifikat Ciletuh sebagai Geopark Nasional," kata Deddy Mizwar di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Sertifikat dari Kementerian ESDM RI ini membuat Deddy menargetkan kawasan Geopark Ciletuh bisa menjadi kawasan Geopark Global Network yang diakui dunia pada 2017.

"Jadi memang betul-betul menjadi Taman Bumi yang insya allah bisa bermanfaat bagi masyarakat, jadi bisa taman rekreasi, penelitian dan lain sebagainya sekaligus pemberdayaan ekonomi," kata dia.

Deddy berjanni memperbaiki infrastruktur di Geopark Ciletuh setelah adanya sertifikat dan mempromosikan tempat ini kepada publik.

"Walaupun kita promosikan justru Geopark itu harus dibatasi, pengunjungnya harus diatur enggak boleh sembarangan supaya tidak rusak, kecuali di tempat-tempat seperti gunung, bebatuan dan hutannya enggak bisa sembarang seluruh orang masuk ke sana," kata dia.
Di kawasan ini akan dibentuk lembaga khusus oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan masyarakat sekitar untuk mengatur mekanisme di Geopark Ciletuh.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri akan memperkenalkan Geopark Ciletuh kepada dunia lewat forum Global Geoparks Network di Osaka, Jepang, pada 15 September 2015.

"Kita sudah berketetapan tahun ini Ciletuh akan menjadi geopark secara nasional dulu. Dan pada 15 September mendatang kita akan ke Osaka, Jepang, untuk mempresentasikan Geopark Ciletuh ke seluruh dunia," kata Deddy.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top