-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Kemenperin dorong pelaku industri kreatif berinovasi komersial

Kemenperin dorong pelaku industri kreatif berinovasi komersial

Kemenperin dorong pelaku industri kreatif berinovasi komersial
Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Haris Munandar bersama Anggota TCF Uni Eropa Satryo S. Brodjonegoro dan Vice President Bank BNI Regional Yogyakarta Panggah S. Noegroho menyimak paparan dari Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam H.E Mr. Vincent Guerend dalam acara launching Innovating Jogja di Hotel Phoenix, Jogjakarta. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kreatif untuk terus berinovasi seiring perkembangan tren dan teknologi terkini yang tidak hanya menciptakan ide atau penemuan baru, tetapi juga bisa dikomersialisasikan.

“Kondisi Indonesia yang heterogen dan kaya akan keragaman sosio-kultural memberikan sumber inspirasi bagi masyarakat kita untuk kreatif dan berinovasi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Haris menyampaikan hal tersebut pada Peluncuran Program Innovating Jogja di Yogyakarta.

Ia menyampaikan, dalam konteks bisnis atau industri, inovasi bernilai komersial merupakan kreasi, pengembangan dan implementasi suatu produk atau layanan baru dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, ataupun keunggulan bersaing.
Menurut Haris, kondisi tersebut merupakan suatu potensi besar yang perlu dijaga dan dikembangkan dalam menumbuhkan industri berbasis inovasi, seperti sektor kerajinan, fesyen, alas kaki, animasi dan lainnya.

Oleh karena itu, program Innovating Jogja diharapkan mampu mempercepat berkembangnya para inovator dan wirausaha baru pada industri kreatif di Yogyakarta. ”Kami berkomitmen untuk mewujudkan hal tersebut, namun dukungan dari seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan agar program Innovating Jogja dapat terus berjalan secara berkesinambungan,” papar Haris.

Untuk dapat mengkomersialisaikan inovasi, kata Haris, diperlukan juga dukungan finansial.

”Dalam program Innovating Jogja, kami memberikan apresiasi kepada Bank BNI yang telah berkenan memberikan dukungan,” tuturnya
.

Selain aspek finansial, aspek teknologi pun memberikan peranan penting dalam pengembangan produk. ”Seperti diketahui ada dua Balai di Yogyakarta yaitu Balai Besar Kerajinan Batik dan Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik yang selalu siap melengkapi proses tumbuhnya wirausahawan baru melalui pendampingan untuk pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan, program Innovating Jogja dapat dijadikan percontohan bagi daerah lainnya dalam meningkatkan perekonomian daerah melalui penumbuhan industri dan wirausaha baru.
“Kompetisi ini memberikan peluang bagi para inovator di Yogyakarta untuk merealisasikan idenya terutama untuk sektor industri yang berbasis kreativitas, dengan harapan mereka dapat menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi serta menumbuhkan perekonomian daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” paparnya.

Ditambahkan Vincent, program Innovating Jogja yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Perindustrian bersama Trade Cooperation Facility (TCF) Uni Eropa serta pihak-pihak lainnya ini akan mendorong berkembangnya inovasi bisnis yang potensial di daerah Yogyakarta dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tingkatkan industri kreatif, Bekraf dukung Echelon 2016

Tingkatkan industri kreatif, Bekraf dukung Echelon 2016

Tingkatkan industri kreatif, Bekraf dukung Echelon 2016
Salah satu sesi dalam gelaran Echelon 2016, Selasa (5/4/2016). (ANTARA News/ Arindra Meodia)

"Sasaran untuk jadikan ekonomi kreatif jadi kontributor besar pertumbuhan ekonomi nasional karena ekomoni kreatif menyumbang besar ekomomi nasional," kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ricky Pesik, di Jakarta, Selasa.

Dukungan Bekraf terhadap Echelon, Ricky mengatakan, sebagai upaya Bekraf untuk mencapai tiga target hingga 2019 yaitu meningkatkan sektor ekonomi kreatif 13 persen GDP, meningkatkan tenaga kerja 13 juta, dan ekspor 10 persen.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa Bekraf akan fokus pada industri kreatif seperti aplikasi game, dkv, arsitektur, desain produk, fesyen, fotografi, kulinari, publishing, advertising, seni rupa, televisi dan radio konten.

"Ekosistem yang dibutuhkan indonesia, untuk diluncurkan secara masif," ujar Ricky.

Untuk menciptakan ekosistem tersebut, Ricky mengatakan bahwa Bekraf akan bekerja dalam dua hal, "bantu menghadirkan ekosistem baik untuk perkembangan inovasi, serta memberikan masukan terkait ekonomi makro melalui regulasi baru dan mencabut regulasi yang menghambat," ujar dia.

"Menciptakan regulasi lebih adaptif untuk membantu inovasi lebih maju," tambah dia.

Echelon 2016 digelar dua hari. Dibagi menjadi tiga panggung utama (Start, Scale dan Steer), Echelon Indonesia hari pertama diramaikan oleh deretan keynotes, panel, workshop juga pembahasan tren di masa mendatang dari tokoh ternama di bidang teknologi dan entrepreneurship di Indonesia maupun internasional, seperti Hendrik Tio (CEO Bhinneka.com) dan Stefan Jung (Managing Partner Venturra Capital).
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Dubes Rizal Sukma akui industri kreatif jadi mesin pertumbuhan

Dubes Rizal Sukma akui industri kreatif jadi mesin pertumbuhan

Dubes Rizal Sukma akui industri kreatif jadi mesin pertumbuhan
Rizal Sukma. (rsis.edu.sg)
 Kita sudah punya MoU dengan Inggris menyangkut ekonomi kreatif."

London (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia, Rizal Sukma, mengakui ekonomi kreatif menjadi mesin pertumbuhan (enginee of growth) di Indonesia dan dalam lima sampai 10 tahun ke depan paling siap untuk didorong.

Industri yang berbasis kreativitas dan inovasi masyarakat itu berpotensi berkembang cepat," katanya dalam seminar Strategic Contribution for Indonesia (SCI) yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Leeds University Bussiness School, Inggris, demikian keterangan panitia penyelenggara, Novita Eliana, kepada ANTARA News di London, Minggu.

Menurut Rizal,  sejauh ini ekonomi kreatif menyumbang devisa hingga tujuh persen dari total produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020 ditargetkan akan menyumbang hingga 130 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

"Ekonomi kreatif ini menjadi enginee of growth di Indonesia," ujarnya.
Hal senada dikemukakan pula oleh Minister Counsellor of Economic Affair Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Vitto Rafael Tahar, yang menyebutkan pentingnya sektor industri kreatif.

Ia mengemukakan, Pemerintah RI terus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dengan menciptakan iklim kondusif, dan mendukung pelaku ekonomi kreatif dalam menjalin kerja sama internasional, termasuk nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan berbagai pihak di negara sahabat.

"Kita sudah punya MoU dengan Inggris menyangkut ekonomi kreatif. Pemerintah berkerja sama dengan British Council mengadakan acara, seperti fashion show, pertunjukan seni dan pameran fotografi. Baru baru ini desainer Indonesia, Dian Pelangi, ikut dalam International Fashion Showcase di London," ujarnya.
Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Leeds, Affan Abdul Ghafur, menjelaskan bahwa forum ilmiah seperti ini diharap dapat menjadi wadah untuk bertukar pikiran antara pemerintah, pelaku usaha dan mahasiswa.

Ekonomi kreatif merupakan sektor ekonomi berbasis kreativitas dan inovasi. Indonesia memprioritaskan 16 bidang subsector ekonomi kreatif, antara lain aplikasi dan developer game, fashion, film, fotografi, animasi, musik, televisi, radio, kuliner, seni rupa, arsitektur, desain interior, komunikasi visual, desain produk, kerajinan, periklanan dan animasi.

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif

Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif

Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif
Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri peresmian Mal MaxxBox, Tangerang, Jumat. (Antaranews/ Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai terus bergairahnya bisnis hiburan dan gaya hidup memberi peluang bagi industri penunjang seperti industri kreatif cenderamata, garmen dan kuliner.

"Karakter penikmat hiburan, salah satunya adalah mengoleksi barang-barang yang identik misalnya merchandise pernak-pernik, kaos, tas dan lain-lain. Selain itu, industri kuliner juga digerakkan oleh bisnis ini," kata Saleh melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hadirnya tempat hiburan yang terintegrasi juga diharapkan memberi tempat bagi pelaku industri kreatif untuk menawarkan produknya.

Saleh menambahkan, kemitraan yang saling menguntungkan menjadi langkah nyata mendorong ekonomi masyarakat tumbuh.

Selain industri kreatif, ekspansi pembangunan fasilitas penunjang bisnis hiburan juga diharapkan menyerap komponen produk dalam negeri seperti baja konstruksi, produk kelistrikan, semen dan lain-lain.

"Di sisi lain, tenaga kerja juga terserap dan diharapkan berasal dari masyarakat sekitar," kata Saleh.


Menperin menyampaikan hal tersebut saat berada di Karawaci untuk turut menghadiri peresmian Mal MaxxBox, sebuah infotainment & lifestyle centermilik Lippo Group.

Peresmian dipimpin oleh Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan dihadiri pula oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Ketua DPD Irman Gusman.


Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Industri kreatif terancam aturan pelarangan kantor virtual

Industri kreatif terancam aturan pelarangan kantor virtual

Industri kreatif terancam aturan pelarangan kantor virtual
ilustrasi - Perancang grafis menyelesaikan pembuatan gambar animasi kartun dua dimensi (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Deputi bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Hari Sungkari di Jakarta, Senin, mengatakan domisili usaha di Virtual Office sangat penting terutama bagi mereka yang berkecimpung di industri kreatif.

Untuk start up dan industri kreatif tidak akan kuat untuk menyewa ruang usaha karena mereka belum punya customer dan belum tentu produknya laku. 
"Daripada untuk bayar sewa ruangan, lebih baik mereka gunakan untuk bayar pegawai atau misalnya untuk sewa hosting yang lebih baik. Kalau domisili usaha di Virtual Office dilarang maka bisa mengubur industri kreatif Indonesia," kata Hari.

Baca : Telkom dorong program penciptaan industri kreatif digital

Sementara itu Ketua BPP HIPMI bidang Ekonomi Kreatif Yaser Palito berpendapat surat edaran dari Kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DKI adalah langkah mundur dari Pemda DKI.

"Pengusaha pemula sangat terbantu dengan adanya Virtual Office. UMKM perlu legalitas perusahaan sementara kalau mereka harus sewa ruangan biayanya terlalu besar. Aturan tersebut bisa mematikan UKM dan industri kreatif," kata Yaser.
Surat Edaran Kepala BPTSP Jakarta Nomor 41 tanggal 2 November 2015 menyebutkan surat keterangan domisili badan usaha yang berkantor virtual dapat diterbitkan dengan ketentuan penandatanganan dilakukan paling lama sampai 31 Desember 2015.

Baca : Pulau Rote tak hanya debu dan angin

Otomatis, izin usaha yang menyaratkan adanya domisili usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) tidak akan dapat diterbitkan setelah 1 Januari 2015 bila menggunakan alamat virtual office. 
Terkait adanya surat edaran tersebut, Kepala bidang Pembinaan PTSP Jakarta Achmad Giffari mengatakan pihaknya masih menunggu respon dari Kementerian Perdagangan.

Achmad mengungkapkan pihaknya menyurati Kemendag karena menganggap belum ada regulasi yang mengatur virtual office di Indonesia. 

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top