-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Brasil ingin perbaiki hubungan diplomatik dengan Indonesia

Brasil ingin perbaiki hubungan diplomatik dengan Indonesia

 | 2.713 Views
Brasil ingin perbaiki hubungan diplomatik dengan Indonesia
Ilustrasi. Penarikan Dubes Indonesia Untuk Brasil. Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kanan) dan Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto (kiri) memberi keterangan pers seusai menggelar pertemuan membicarakan penundaan penyerahan surat kepercayaan Dubes RI untuk Brasil di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/2/15). Indonesia merespon keras sikap Presiden Brasil Dilma Rousseff yang menolak surat kepercayaan Dubes RI dengan tidak menetapkan batas waktu penarikan Duta Besar Indonesia untuk Brasil. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
 Sebagaimana kita ketahui bersama, memang ada gangguan hubungan Indonesia dengan Brazil beberapa waktu lalu. Kami ingin untuk merajut kembali dan memperbaiki hubungan tersebut." 

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Brasil menyatakan keingingan untuk memperbaiki hubungan yang sempat terganggu dengan Indonesia dan menyadari bahwa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dalam berbagai bidang.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, memang ada gangguan hubungan Indonesia dengan Brasil beberapa waktu lalu. Kami ingin untuk merajut kembali dan memperbaiki hubungan tersebut," kata Gustavo Westmann, Atase Bidang Ekonomi, Komersial dan Budaya Kedutaan Besar Braail di Jakarta saat berkunjung ke Kantor Berita Antara, Kamis.

Gustavo yang sebelumnya bertugas di Italia itu menyatakan bahwa ia sengaja mendatangi Kantor Berita Antara karena menyadari bahwa media bisa menjadi jembatan untuk memfasilitasi hubungan tersebut.

"Brasil mungkin tidak menjadi prioritas bagi Indonesia karena secara geografis jaraknya sangat jauh. Tapi dalam kerja sama ekonomi sebenarnya sudah banyak kemajuan yang dicapai," kata Gustavo yang diterima Direktur Pemberitaan Antara Aat Surya Safaat dan Kepala Divisi Bidang Internasional dan Ekonomi Bambang Purwanto.

Hubungan Indonesia-Brasil pada awal 2015 lalu sempat memanas, menyusul sikap Presiden Brasil Dilma Rousseff yang mempermalukan Duta Besar designate Indonesia untuk Brazil, Toto Riyanto di hadapan diplomat lain.

Sikap tersebut merupakan balasan atas penolakan pemerintah Indonesia terhadap permohonan Presiden Dilma agar mengampuni dua warganya, Marco dan Rodrigo Gularte yang akan dieksekusi akibat kasus narkotika.

Indonesia merasa direndahkan oleh pemerintahan Brasil karena duta besar yang datang ke Istana kepresidenan Brasil untuk menerima surat credentials harus kembali pulang karena surat yang dijanjikan itu secara mendadak urung diberikan kepada diplomat Indonesia.

Gustavo menegaskan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis Brazil dan siap untuk mengembangkan kerja sama segala sektor, terutama ekonomi, perdagangan dan pariwisita.

Olimpiade Rio de Janeiro 2016 pada Agustus mendatang menurut Gustavo adalah salah sarana yang bisa dijadikan untuk mempererat hubungan kedua negara melalui jalur olahraga.

"Pihak Kedutaan Besar Brasil di Jakarta siap untuk membantu rekan-rekan wartawan dan juga kontingen Indonesia yang akan berlaga di Brasil nanti," ujar Gustavo yang baru tiga minggu bertugas di Jakarta.
Sejak Oktober 2015 lalu, hubungan Indonesia dengan Brasil secara berangsung-angsur membaik, dan bahkan Indonesia sudah membebaskan visa kunjungan bagi warga Brasil.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menag ingin perbaiki citra Nabi dalam pendidikan

Menag ingin perbaiki citra Nabi dalam pendidikan

Menag ingin perbaiki citra Nabi dalam pendidikan
Menag Lukman Hakim Saifuddin (foto;rief/dm)

Jombang (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Kemenag akan memperbaiki citra Nabi Muhammad di dunia pendidikan Islam lantaran Rasulullah SAW cenderung ditonjolkan sebagai pribadi yang gemar perang daripada sebagai individu toleran dan penyebar kasih sayang.

"Dari riset Litbang Kemenag diketahui jika siswa mempersepsikan Rasul sebagai sosok yang senang berperang daripada kebaikan yang lainnya," kata Menag Lukman saat berbicara di depan hadirin Milad ke-15 Yayasan Roushon Fikr di Jombang, Jawa Timur, Sabtu.

Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, materi pendidikan "sirah nabawiyah" di kelas lebih banyak diceritakan soal berbagai perang yang melibatkan Nabi Muhammad seperti Perang Badar dan Perang Uhud.

Sayangnya, lanjut Lukman, sisi lain dari Nabi Muhammad justru kurang terekspos seperti tentang keteladanan Rasulullah SAW yang mengajarkan kasih sayang dan toleransi.

Parahnya pendidikan Islam yang mencitrakan Nabi SAW yang cenderung dekat dengan kekerasan ini, kata dia, diperkuat dengan masuknya budaya global negatif yang kian gencar. Di antaranya seperti muatan kekerasan yang disampaikan lewat "game" dan film sehingga perlahan tapi pasti kekerasan itu semakin membekas di pikiran anak-anak.

"Ini yang ingin coba dilengkapi secara menyeluruh untuk menjelaskan sosok Rasul itu," kata dia.

Kemenag, kata Menag, akan berupaya merancang rumusan besar tentang pelajaran keagamaan itu bisa membuat generasi muda lebih memahami inti dari agama itu sendiri. Di Islam, sebaiknya didorong untuk menuju Islam yang moderat sesuai arti Islam secara bahasa yaitu keselamatan. Dengan kata lain, Islam yang dikembangkan bukan sebagai agama yang ekstrim.

"Substansi agama itu harus mampu mensejahterakan sesama, menjadikan manusia sebagai lazimnya manusia, menjunjung harkat martabatnya," kata Lukman.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Presiden ingin perbaiki strategi tingkatkan produksi buah

Presiden ingin perbaiki strategi tingkatkan produksi buah

 | 1.425 Views
Presiden ingin perbaiki strategi tingkatkan produksi buah
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
 Kita ingin agar strategi menuju produksi yang lebih besar bisa kita lakukan,"

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ingin agar ada perbaikan strategi menuju peningkatan produksi buah, bunga, dan sayur untuk mengurangi ketergantungan impor komoditas tersebut demi memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan topik Persiapan Pelaksanaan Pameran Bunga, Buah, Interior dan Makanan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

"Kita ingin agar strategi menuju produksi yang lebih besar bisa kita lakukan," kata Presiden.

Ia mengatakan, telah ada pertemuan dengan beberapa bupati dan gubernur untuk menyiapkan 5 sampai 50 hektar di wilayahnya sebagai lahan untuk ditanami buah-buahan.

Selain itu, Presiden juga sudah meminta PTPN untuk menyiapkan minimal 10.000 hektar lahan untuk ditanami buah-buahan yang berorientasi ekspor.

"Selain itu juga tahun depan saya harapkan agar ada pameran atau festival buah dan bunga nusantara dalam skala internasional sehingga buah, sayur, plus bunga dikenal dan saya harapkan Menlu bisa mengundang pembeli-pembeli dari luar (negeri)," katanya.

Sebelumnya Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan sebuah gerakan untuk meningkatkan produksi buah, sayur, dan bunga yang diberi nama gerakan revolusi oranye.

"Kita, saya kira sangat mendukung gerakan ini karena yang pertama bisa meningkatkan produksi dan konsumsi buah kemudian meningkatkan ekspor buah kemudian juga mengurangi ketergantungan kita pada impor buah," katanya.

Presiden mengaku mendapatkan laporan semakin membaiknya produksi buah, sayur, dan bunga nusantara dibandingkan tahun lalu.

Pada periode Januari hingga September 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu ekspor 10 komoditas sayuran meningkat 33 persen.

"Ekspor 9 komoditas utama buah naik juga 29 persen kemudian impor 10 komoditas sayuran turun 9,6 persen, impor 9 komoditas buah juga turun 16 persen," katanya.

Presiden juga menginginkan agar pameran dan promosi antar kementerian/lembaga terintegrasi dengan satu target yang jelas termasuk pembentukan Badan Promosi Indonesia dan Dewan Penunjang Ekspor.

"Sehingga saya berharap setiap produk yang ada di negara kita ini bisa menginternasional," katanya.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top