-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
KSAU: HUT ke-70 momentum kembalinya doktrin TNI-AU

KSAU: HUT ke-70 momentum kembalinya doktrin TNI-AU

KSAU: HUT ke-70 momentum kembalinya doktrin TNI-AU
Marsekal TNI Agus Supriatna. (ANTARA/Sigid Kurniawan)
 Kita harus selalu mengasah diri dengan meningkatkan kemampuan ..."

"Ini hari ulang tahun ke 70, kita menunjukkan jadi apa yang kita butuhkan ke depan. Jadi, ada formasi composite strike adalah operasi udara yang ada sesuai doktrin AU," kata KSAU dalam sambutannya pada Peringatan HUT ke-70 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu.

Menurut dia, dalam simulasi udara yang sempat dipamerkan para penerbang TNI-AU, terdapat operasi udara strategis untuk menghancurkan musuh.

"Kemudian kita lakukan operasi dukungan sebelum masuk pasukan lain kita harus melakukan operasi udara lebih dahulu," ujarnya.

KSAU menjelaskan, operasi udara dilakukan untuk membuka sasaran-sasaran strategis sebelum pasukan lain masuk melakukan penyerangan.
"Jadi simulasi itu sesuai doktrin swabhuwana paksa yang kita miliki," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan bahwa TNI AU harus menjadi yang terdepan dalam menjaga keutuhan wilayah kesatuan RI.
"TNI AU harus menjadi yang terdepan dan selau siap siaga untuk terus menjaga keutuhan wilayah NKRI," katanya.

Ia mengatakan bahwa seorang prajurit TNI AU harus selalu siap untuk ikut mempertahankan NKRI, berjuang menjaga keutuhan NKRI dan bahkan menumpahkan darahnya demi NKRI.

Kehadiran TNI AU saat ini harus menjadi tentara yang disegani oleh dunia internasional, sehingga keberadaan TNI bisa diperhitungkan kekuatannya oleh mata dunia.

Agus Supriatna meminta seluruh jajaran TNI AU untuk terus meningkatkan kemampuannya, meningkatkan kekuatan dan kemampuannya sehingga keberadaan TNI menjadi semakin kuat dan kokoh demi NKRI.
"Kita harus selalu mengasah diri dengan meningkatkan kemampuan dan kekuatan militer baik dari lintas udara maupun dengan sektor-sektor yang lain," ujarnya.

HUT ke 70 TNI AU tahun ini mengangkat tema "Dilandasi Moralitas, Intergeritas, Profesionalitas dan Militansi TNI Angkatan Udara Siap mengamankan Wilayah Dirgantara Dalam Rangka Penegakan Kedaulatan dan Keutuhan NKRI".
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
KSAU menilik pesawat latih yang jatuh di Malang

KSAU menilik pesawat latih yang jatuh di Malang

 | 4.364 Views
KSAU menilik pesawat latih yang jatuh di Malang
Satu dari empat EMB-314 Super Tucano baru di Skuadron Udara 21 bersiap lepas landas di Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh, Malang. (Bagian Penerangan Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdul Rachman Saleh)

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna sedang dalam perjalanan untuk menilik pesawat latih EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Jalan LA Sucipto, Blimbing, Malang, Jawa Timur, Rabu pukul 10.15 WIB.

"Ini saya lagi di pesawat, mau ke sana," kata KSAU ketika dikonfirmasi wartawan lewat telepon.

Ia mengaku belum tahu pasti penyebab kecelakaan pesawat itu.

Secara terpisah, Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Marsma TNI Djoko Senoputro menjelaskan bahwa pesawat yang dipiloti oleh Mayor Penerbang Ifi dan kopilot Saiful itu jatuh di pemukiman warga.

"Pesawat jatuh menimpa rumah Bapak Mujianto," katanya.

Kondisi kedua awak pesawat saat ini belum diketahui. Sementara seorang warga sipil yang terdampak kecelakaan pesawat itu telah dibawa ke rumah sakit.

Bangkai pesawat nahas tersebut, menurut Djoko, masih dievakuasi petugas Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Pesawat TNI itu dibeli dari Brasil. Indonesia memesan 16 pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brazil dengan nilai kontrak sekitar 260 juta dolar AS. Pesawat pesanan itu mulai tiba September 2012 dan sekarang sudah ada delapan pesawat Super Tucano yang berbasis di Skuadron 21 Malang.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
KSAU pimpin sertijab Pangkoopsau I

KSAU pimpin sertijab Pangkoopsau I

KSAU pimpin sertijab Pangkoopsau I
Marsekal TNI Agus Supriatna. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I dari Marsekal Muda TNI A Dwi Putranto kepada Marsekal Pertama TNI Yuyu Yutisna, di Lapangan Upacara Makoopsau I, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa pagi.

KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan, sertijab merupakan alih tugas bukan hanya kelaziman tapi suatu kebutuhan dan keharusan karena di dalamnya ada dinamika dan harapan baru dalam meningkatkan kinerja organisasi.

"Dalam level dan strata apapun, jabatan merupakan amanah dari bangsa karena membutuhkan tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Sebagai komando pembinaan personel, Koopsau I jadi tumpuan profesionalisme TNI," kata KSAU.

Program di bidang latihan, kata Agus, perlu dilakukan secara terukur guna mendukung kebijakan di darat dan laut.

Selama menjabat sebagai Pangkoopsau I sejak 14 Agustus 2014, Marsda TNI A Dwi Putranto telah banyak menghasikan kemajuan bagi TNI AU, khususnya Koopsau I. Kebijakan serta ide-ide yang disumbangkan, baik di bidangoerasi dan latihan, bidang personil, logistik, diharapkan dapat dilanjutkan oleh penggantinya, Marsma TNI Yuyu Sutisna.

Marsda TNI A Dwi Putranto yang akan menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Danseskoau) berpesan kepada seluruh personil Makoopsau I dan satuan jajaran untuk menjaga jati diri sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional, sehingga mampu mengembangkan dan meningkatka pengabdian kepada TNI AU.

Selama berdinas di TNI AU, Marsda TNI A Dwi Putranto telah menduduki jabatan penting di TNI AU, antara lain, Pa Skadud 32 Lanud Abdurrahman Saleh, Danflight Ops A Flightlat Skadud 32 Wing 2 Lanud Abdurrahman Saleh, Instruktur PNB Lanud Adi Sutjipto, Kadisops Skadud 32 Lanud Abdurrahman Saleh, Kabadan Uji Koopsau I, Danwing 2 Lanud Abdurrahman Saleh, Danlanud Medan, Danlanud Abdurrahman Saleh, Kas Koopsau II, dan Pangkosek Hanudnas II Makassar.

Pangkoopsau I yang baru Marsma TNI Yuyu Yutisna bertekad akan meneruskan keberhasilan yang telah dicapai oleh ejabat sebelumnya dalam mewujudkan TNI AU sebagai The First Class Air Force.

Marsma TNI Yuyu Yutisna yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus KSAU ini merupakan Alumni Akademi Angkatan Udara 1986. Yuyu Yutisna pernah menjabat Pa PNB Skadud 14 Wing 3 Lanud lswahjudi, lnstruktur PNB Lanud Adi S, Danfhght Ops A Skadud 14 Lanud lswahjudi, Danskadud 14 Wing 3 Lanud Iswahjudi, Pabandya Ops Sops Kas Kohanudnas, Atase Pertahanan RI Washington DC, Pangkosek Hanudnas Medan, Danlanud lswahjudi, Kas Koopsau II dan Waasops KSAU.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
KSAU nilai PT DI lamban

KSAU nilai PT DI lamban

KSAU nilai PT DI lamban
Seorang teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopter jenis Superpuma SA 332 C1A dan Cougar E725 di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/11).(ANTARA FOTO/Novrian Arbi) ()

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan rencana pembelian helikopter VVIP buatan Italia, AgustaWestland AW101, lantaran kinerja PT Dirgantara Indonesia (PT DI) lamban karena ada beberapa pesanan TNI AU hingga kini belum dikirimkan.

"Seperti pesanan enam unit helikopter Super Cougar atau yang juga dikenal sebagai Eurocopter EC725 Caracal untuk rencana strategis (renstra) I pada 2010-2014, seharusnya datang pada Mei 2015 lalu," kata Agus saat menghadiri HUT Korpri ke-44 di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Dari pesanan enam unit helikopter transportasi taktis jarak jauh itu, sudah ada beberapa yang siap dikirimkan. Namun, TNI AU tidak mau menerima jika pesanan belum lengkap. Kontrak ditandatangani pada tahun 2012 dan seharusnya selesai dalam waktu 38 bulan, sehingga perjanjian pun diamandemen sehingga waktunya mundur.

"Sudah masuk sebelumnya di PT DI, tapi belum kami terima karena ada pending item. Semoga tahun 2016 bisa masuk dua unit," kata KSAU.

Ia menyebutkan, saat membeli pesawat dari PT DI, TNI Angkatan Udara harus melihat dulu PT DI sedang bekerja sama dengan produsen alutsista asing yang mana untuk produk tertentu. TNI AU pun akan mengkaji kekurangan dan kelebihannya, seperti pesanan Eurocopter EC725, PT DI bekerja sama dengan Airbus dari Prancis.

"Sebelum beli heli angkut sedang kita lihat kerja sama dengan siapa. (Misalnya) seperti beli Super Puma kita beli di PT DI kerja sama dengan Airbus," kata Agus yang juga sebagai Komisaris Utam PT DI.

Soal proses produksi PT DI yang lama juga menjadi salah satu alasan TNI AU memilih AW101 dari Italia untuk helikopter kepresidenan dan tamu VVIP. 

"PT DI dari mana heli dan pesawat? Ya beli, (misalkan) dari Amerika, beli dari luar kan. Jadi belum sanggup PT DI, contoh heli Apache sanggup nggak?" ukata Agus.
Untuk pengadaan helikopter VVIP ini TNI AU tidak ingin sembarangan karena selain untuk memastikan keamanan dan kenyamanan presiden, wapres, tamu negara, dan VVIP lainnya, TNI AU dalam renstra kedua ini harus membeli alutsista baru yang spesifikasinya satu tingkat dari yang sebelumnya dimiliki.

"Kasihan nanti adik-adik penerus kita untuk alusista yang akan diwariskan. Makanya kita tambah, untuk ada pemeliharaan, dan ada yang siap dioperasionalkan," jelasnya.
KSAU menambahkan, kebutuhan skuadron dengan pagu anggaran yang ada cuma bisa beli delapan unit, tetapi agar adil seharusnya setiap skuadron ada. Skuadron yang akan mengoperasikan heli AW-101 tersebut, yakni Skuadron Udara 8, Skuadron Udara 6 dan Skuadron Udara 45.

"Pagu anggaran kami sanggup beli delapan unit heli AW tapi kami minta 1 lagi biar adil jadi ada sembilan unit. Anggaran kami dari pinjaman luar negeri itu renstra lima tahun," tuturnya.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015
KSAU tegaskan Halim tak akan jadi bandara sipil

KSAU tegaskan Halim tak akan jadi bandara sipil


Ini kan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, itu titik pertahanan udara ibu kota ada di situ, pusatnya pertahanan
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan, Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, di Jakarta Timur, tidak akan menjadi bandar udara sipil, meskipun PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) memenangkan gugatan menyangkut kewenangan pengelolaan bandara itu.

"Jangan berpikiran ini nanti jadi bandara sipil semua. Ini kan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, itu titik pertahanan udara ibu kota ada di situ, pusatnya pertahanan," kata Agus, usai bertemu Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan kewenangan pengelolaan yang dimenangi PT ATS, yang merupakan anak perusahaan Lion Air, akan dibuat kesepakatan bersama dengan Induk Koperasi Angkatan Udara dan PT Angkasa Pura.

Bentuk kesepakatan nantinya akan dibicarakan lebih lanjut dengan ketiga pihak.

"Ini nanti akan ada kerja sama pengelolaan itu, ada koperasi AU (Inkopau), Angkasa Pura dan ATS itu. Saya sebagai Kepala Staf AU sebagai penengah supaya (Halim Perdanakusuma) ini bisa dikelola dengan baik oleh mereka," jelas dia.
Agus menegaskan, dengan dimenangkannya perkara kewenangan pengelolaan Bandara Halim Perdanakusuma, bukan berarti Lion Group berwenang memiliki kawasan ini.

"Siapa saja yang menang, ini untuk mengelola, bukan mengambilalih, maka lebih baik dibicarakan sebaik-baiknya untuk dikelola dengan baik," tambahnya.

Agus juga telah memanggil para petinggi perusahaan maskapai penerbangan ini untuk membicarakan lebih lanjut mengenai perjanjian pengelolaan bersama terhadap Bandara Halim Perdanakusuma.

"Sudah ada pembicaraan, saya sudah panggil semua bos-bosnya itu. Nanti akan kita buat bagaimana kerja sama pengelolaan itu, jadi ada suatu jalan tengah yang baik," tegas Agus.

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top