-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Dana global kembangkan vaksin Ebola, MERS dan Nil Barat

Dana global kembangkan vaksin Ebola, MERS dan Nil Barat


Dana global kembangkan vaksin Ebola, MERS dan Nil Barat
Ilustrasi. Seorang wanita, diyakini terinfeksi dengan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), terbaring diatas brankar ruang karantina rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, Senin (1/6/15). Korea Selatan berusaha mengendalikan wabah MERS sementara otoritas kesehatan mengumumkan tiga kasus baru, menambah angka kasus menjadi 18 hanya dalam waktu 10 hari. (REUTERS/Park Jung-ho/News1)
Pelajaran yang kita ambil dari krisis Ebola adalah bahwa pencegahan penyakit tidak seharusnya tertunda oleh kurangnya dana..."
London (ANTARA News) - Para pakar kesehatan global, Rabu, menyeru pembentukan dana pengembangan vaksin senilai 2 miliar dolar AS untuk membiayai upaya pengembangan potensi vaksin baru untuk penyakit pembunuh prioritas seperti Ebola, MERS dan virus Nil Barat.

Dana tersebut akan membantu menjembatani kesenjangan antara tahap awal kerja penemuan obat yang dilakukan di universitas dan perusahaan-perusahaan biotek kecil serta pengembangan tahap akhir dan uji klinis skala besar yang diperlukan untuk menyalurkan vaksin baru ke pasar, lapor Reuters.

"Kita tidak bisa lagi berdiam diri dan mengabaikan kurangnya kemajuan kronis dalam mengembangkan vaksin baru, dan meningkatkan yang sudah ada," kata Jeremy Farrar, direktur yayasan amal kesehatan global Wellcome Trust, yang ikut menulis makalah yang menyerukan pembentukan dana itu.

Uang untuk dana vaksin global itu harus berasal dari pemerintah, yayasan dan industri farmasi, serta dari sumber-sumber nontradisional seperti industri perjalanan dan asuransi, kata para ahli dalam sebuah makalah, yang diterbitkan dalam Jurnal Obat-Obatan New England.

Dana tersebut akan membiayai hal-hal seperti pembuatan vaksin agar memenuhi standar internasional, dan tahap awal serta pertengahan uji coba tahap klinis, yang dirancang untuk menguji keamanan dan membuktikan konsep jika sebuah vaksin dapat menghasilkan respon kekebalan.

Farrar memuji upaya besar komunitas global yang dilakukan untuk melakukan uji klinis dan pengujian eksperimental vaksin selama wabah Ebola Afrika Barat, tetapi ia menambahkan, "jika saja salah satu vaksin yang menjanjikan telah melalui (tahap awal) fase I uji coba sebelum wabah terjadi, maka petugas kesehatan masyarakat bisa mulai memvaksinasi orang sejak dini ...dan berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa."

Setidaknya dana 2 miliar dolar AS akan diperlukan untuk tahap awal, kata Farrar, jumlah yang harus dicapai bahkan pada saat sumber daya langka.

"Lihat saja biaya untuk mengatasi kondisi darurat Ebola --diperkirakan dana sebesar 8 miliar dolar AS telah dikeluarkan dan mungkin jumlah akhirnya akan lebih besar," kata dia dan rekan-rekannya dalam makalah mereka.


"Pelajaran yang kita ambil dari krisis Ebola adalah bahwa pencegahan penyakit tidak seharusnya tertunda oleh kurangnya dana pada saat yang kritis ketika investasi strategis yang relatif sederhana bisa menyelamatkan ribuan nyawa dan miliaran dolar lebih."

Dana yang diusulkan itu akan mengundang proposal kompetitif dari para ilmuwan, lembaga dan perusahaan biotek. Sebuah panel independen yang terdiri dari ilmuwan dan penyandang dana yang diperlukan akan meninjau aplikasi untuk bantuan keuangan, kata para pakar itu.

(Uu.G003/T008)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Satu Lagi Warga Korsel Meninggal Akibat MERS, Total 7 Orang Tewas

Satu Lagi Warga Korsel Meninggal Akibat MERS, Total 7 Orang Tewas

Novi Christiastuti - detikNews

Satu Lagi Warga Korsel Meninggal Akibat MERS, Total 7 Orang Tewas  
Ilustrasi 
 
Seoul - Korban tewas akibat virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Korea Selatan bertambah menjadi 7 orang. Otoritas Korsel memastikan adanya 8 kasus baru terinfeksi MERS di wilayahnya.

Disampaikan Kementerian Kesehatan Korsel, seperti dilansir AFP, Selasa (9/6/2015), korban tewas ke-7 merupakan seorang wanita berusia 68 tahun yang melakukan kontak dengan seorang pasien MERS di salah satu rumah sakit di Seoul, pada 27-28 Mei lalu. Wanita ini dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (9/6) waktu setempat.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Korsel menekankan bahwa tujuh korban tewas akibat MERS, semuanya memiliki masalah kesehatan sebelum terinfeksi virus berbahaya tersebut. Korban tewas ke-7, menurut pihak kementerian, diketahui sudah sejak lama mengalami gangguan jantung.

Sementara itu, terhitung sejak Selasa (9/6), otoritas Korsel memastikan munculnya 8 kasus MERS baru. Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan 23 kasus MERS yang muncul dalam sehari, pada Senin (8/6).

Dengan demikian, total kasus MERS di Korsel sejauh ini mencapai 95 kasus. Penyebaran virus MERS di Negeri Ginseng ini sudah berlangsung sejak dua minggu terakhir. Kasus MERS pertama kali terkonfirmasi di Korsel pada 20 Mei dan langsung memicu kekhawatiran publik.

Hingga kini, otoritas Korsel terus berupaya untuk menangkal penyebaran virus yang berasal dari Timur Tengah ini. Lebih dari 2.500 orang ditempatkan dalam karantina karena dicurigai terpapar virus MERS.

Sedangkan hampir 2 ribu sekolah, sebagian besar di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, terpaksa ditutup sementara demi mencegah meluasnya penyebaran. Namun masih ada penduduk Korsel yang tetap beraktivitas seperti biasa, hanya saja mereka diimbau mengenakan masker dan selalu menjaga kebersihan, termasuk rajin mencuci tangan.

(nvc/asp)
Back To Top