-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Mahasiswa Indonesia turut dalam penelitian CERN

Mahasiswa Indonesia turut dalam penelitian CERN

Mahasiswa Indonesia turut dalam penelitian CERN
Universitas Indonesia (humas.ui.ac.id)

Depok, Jawa Barat (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Indonesia, I Made Sanadhi Sutandi, mewakili Indonesia pada OpenLab Summer Research Program 2016, di Conseil European pour la Recherche Nuclaire (CERN),  salah satu pusat riset komputasi dan partikel fisika terbesar dunia. 

"Sanadhi (21 tahun) yang berhasil menggungguli 1.461 mahasiswa lainnya dari seluruh dunia ini, akan terlibat secara langsung dalam proyek pengembangan sistem IT selama delapan minggu (20 Juni-21 Agustus 2016) di Jenewa, Swiss," kata Kepala Humas dan KIP Universitas Indonesia, Rifelly Astuti, di kampus Ui Depok, Selasa. 
Ia mengatakan CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir ) telah memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan, diantaranya teknologi www (world wide web) yang saat ini sudah menjadi bagian besar dalam kehidupan manusia. 

Semua situs web di dunia maya memakai jaringan www ini. 
Selain itu, katanya, CERN juga berkontribusi pada penemuan partikel Higgs Boson yang mendapatkan hadiah Nobel Fisika tahun 2013 serta penemuan Super Symmetry dan Quark-Gluon Plasma yang menunjukkan fenomena pembentukan alam semesta.

UI berbangga hati memiliki mahasiswa yang berinisiatif tinggi mengembangkan keilmuannya hingga ke kancah internasional. 

UI berkomitmen mencetak para peneliti muda yang memiliki ide orisinil dan kreatif sehingga mampu menghasilkan solusi bagi permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Diharapkan semangat tersebut dapat menjadi katalisator inovasi bangsa oleh para mahasiswa UI khususnya dan mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia.

Sementara itu Sanadhi, mahasiswa Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Indonesia, menuturkan, "Ini peluang emas karena saya dapat belajar langsung dengan para pakar di bidang teknologi serta melihat dan merasakan langsung teknologi dan inovasi yang ada diseluruh dunia."

"Saya yakin dan mantap untuk menyerap ilmu dan membangun network sebanyak-banyaknya saat bekerja disana agar ilmu pengetahuan ataupun hardskill dan softskill saya dapat teruji dengan baik," ujarnya.


Lebih lanjut Sanadhi mengungkapkan, selama kegiatan berlangsung, ia akan memperoleh sejumlah topik perkuliahan serta dilibatkan langsung pada proyek penelitian bersama dengan peneliti CERN untuk mendalami domain keilmuan yang menjadi kebutuhan utama pada infrastruktur teknologi informatika. 

Itu meliputi Data Acquisition, Computing Platforms, Data Storage Architectures, Compute Provisioning and Management, Networks and Communication dan Data Analytics.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Mahasiswa Indonesia di Inggris terbitkan jurnal ilmiah

Mahasiswa Indonesia di Inggris terbitkan jurnal ilmiah



London (ANTARA News) - Mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam forum Lingkar Studi Cendekia (LSC) United Kingdom meluncurkan seri Policy Brief (Analisis Kebijakan) yang mengupas beberapa isu terkini dalam kebijakan publik di Indonesia. Policy Brief yang dikemas dalam tajuk LSC Insights tersebut berisi 11 analisis dari mahasiswa Indonesia di Inggris.

Koordinator LSC, Bustanul Arifin kepada Antara London, Selasa menyatakan LSC Insights ini diluncurkan bertepatan dengan momen ulang tahun LSC yang pertama. LSC didirikan delapan mahasiswa Indonesia di Leeds, West Yorkshire, pada tanggal 29 Maret 2015. Aktivitas rutinnya adalah diskusi di berbagai kota yang hasilnya diterbitkan dalam LSC Insights ini.

Isu-isu yang didiskusikan dalam LSC Insights berkisar di tema ekonomi, politik, pendidikan, dan hubungan internasional. Seri perdana LSC Insights ini diedit Ahmad Rizky M. Umar dari Sheffield yang juga Ketua Divisi Kajian LSC.

Para kontributor merupakan anggota dan alumni LSC yang berasal dari berbagai latar belakang disiplin dan profesi, seperti Perencanaan Kota, Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, hingga Kesehatan Masyarakat. "LSC menggunakan pendekatan interdisipliner untuk memahami isu kebijakan publik," ujar Arifin.

Selain LSC Insights, LSC juga menerbitkan portal Indonesian Policy Review, jurnal kajian kebijakan publik yang diterbitkan secara online. Dalam waktu dekat, Indonesian Policy Review akan membuka Call for Articles untuk edisi perdananya.


Indonesian Policy Review akan menjadi arena curah ide, gagasan, dan sharing hasil penelitian yang terkait dengan isu-isu kebijakan di Indonesia, ujar Arifin yang juga mahasiswa Leeds Beckett University ini..

Dengan penerbitan LSC Insights dan Indonesian Policy review, diharapkan iklim diskusi dan kajian mahasiswa Indonesia di Inggris semakin bergairah. "LSC mencoba untuk mentradisikan diskusi dan literasi di kalangan mahasiswa Indonesia di Inggris, melalui diskusi bulanan dan penerbitan jurnal," demikian Arifin.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Mahasiswa Indonesia ciptakan aplikasi halal di Taiwan

Mahasiswa Indonesia ciptakan aplikasi halal di Taiwan

Mahasiswa Indonesia ciptakan aplikasi halal di Taiwan
Illustration of halal food. (globalmeatnews.com)

Jakarta (ANTARA  News) - Dua orang mahasiswa Indonesia menciptakan program aplikasi berbasis Android untuk membantu menemukan produk dan pelayanan halal di Taiwan.

Hasil karya Aris Kusumo Diantoro dan Faisal Fahmi, keduanya mahasiswa Indonesia yang menempuh program magister di National Chiao Tung University (NCTU) Taiwan itu, diluncurkan di Taipei, Minggu.

"Saat ini pengetahuan mengenai kehalalan masih rendah. Muslim yang datang ke Taiwan tentunya akan merasa khawatir dengan makanan dan lingkungan di Taiwan," ujar Aris yang berasal dari Sleman, Yogyakarta, itu kepada Antara di Jakarta.
Ia berharap aplikasi yang diberi nama "Taiwan Halal" mampu mengatasi masalah yang dialami umat Islam, baik pekerja, pelajar, maupun wisatawan, yang menginginkan produk dan pelayanan halal di negeri berjuluk "Formosa" itu.

"Sebagai umat Islam, kami harus berusaha secara maksimal untuk mengikuti aturan halal atau haramnya satu produk atau layanan," ujar remaja yang juga aktif di Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan itu.

Aris menyadari banyak pekerja, pelajar dan wisatawan Muslim di Taiwan yang sering kali mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk dan jasa sesuai syariat Islam.

"Melalui aplikasi ini, umat Islam di Taiwan nanti akan mendapatkan banyak informasi mengenai restoran atau rumah makan halal, hotel yang memberikan pelayanan halal, masjid, dan komunitas Muslim di Taiwan. Kami berharap program yang dapat diakses melalui telepon seluler dan komputer ini dapat memandu mereka," ujarnya didampingi Faisal Fahmi yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah.
Faisal yang bertindak sebagai programmer meminta masukan dari para pengguna agar aplikasi tersebut semakin mendekati kesempurnaan dalam memberikan pelayanan dan informasi mengenai kehalalan di Taiwan.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Mahasiswa Indonesia diskusi kepemimpinan di Universitas Leiden

Mahasiswa Indonesia diskusi kepemimpinan di Universitas Leiden

Mahasiswa Indonesia diskusi kepemimpinan di Universitas Leiden
Ilustrasi. Pertemuan Menperin dengan CEO GE Indonesia. Menteri Perindustrian Saleh Husin berbincang dengan CEO General Electric (GE) Indonesia, Handry Satriago dalam pertemuan di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin, 15 Desember 2014. (Kemenperin.go.id) ()
 Seorang pemimpin yang sukses adalah yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru."


Seminar penampilkan pembicara Dr Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia juga dihadiri Kuada Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, demikian Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Belanda Azis Nurwahyudi kepada Antara London, Selasa.

Dalam kesempatan bicara di Universitas Leiden tersebut, Handry menyampaikan pemikiran-pemikirannya yang mencerahkan para hadirin.

"Seorang pemimpin yang sukses adalah yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru," ujar Dr. Handry Satriago.

Seminar diawali dengan sambutan Sekretaris Jenderal PPI Belanda, Ali Abdillah, yang secara ringkas menyambut baik kedatangan Dr. Handry Satriago dan menyampaikan bahwa kegiatan tersebut akan berguna bagi para pelajar Indonesia yang tengah menimba ilmu di Belanda.

Sementara itu KUAI KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, dalam sambutan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Dr. Handry Satriago di Belanda dan membacakan secara ringkas riwayat hidup Handry yang pernah menjadi CEO General Electric termuda tersebut.

Handry, antara lain, menyebutkan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai ide/gagasan yang cemerlang, percaya diri, berani menjalankan gagasannya dan tidak mudah menyerah. Selain itu juga dikatakan bahwa seorang pemimpin itu dibentuk dengan ditempa berbagai kegagalan dan keberhasilan yang menjadikannya pemimpin yang baik. Menurutnya "leader deals with taft issues".
Hadirin yang sebagian besar para mahasiswa Indonesia dari berbagai universitas di seluruh Belanda dan para siswa Sekolah Indonesia Den Haag juga aktif bertanya pada sesi tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan juga beragam mulai dari perasaan inferiority complex pada masyarakat Indonesia, perbedaan budaya kerja di Indonesia, bagaimana mengatasi kegagalan dan pengalaman hidup Handry yang patut menjadi inspirasi anak muda.

Kegiatan Leadership Talk ini merupakan kegiatan yang dilakukan bersama antara KBRI Den Haag dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dan PPI Kota Leiden diadakan di Universitas Leiden salah satunya karena banyak pemimpin Indonesia yang pernah belajar di Universitas ini, antara lain Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX. 

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Mahasiswa Indonesia tewas dalam kecelakaan bus di AS

Mahasiswa Indonesia tewas dalam kecelakaan bus di AS


Jakarta (ANTARA News) - Seorang warga Indonesia menjadi salah satu dari empat mahasiswa korban tewas dalam kecelakaan bus di sebuah jembatan di Seattle, Amerika Serikat, demikian dilaporkan Reuters, Sabtu dini hari WIB. 

Menurut pihak sekolah pada Jumat waktu setempat, empat mahasiswa tewas dalam tabrakan antara bus sewaan yang mereka tumpangi dengan sebuah bus wisata amfibi pada Kamis sore waktu setempat. Keempat mahasiswa nahas itu berasal dari Indonesia, Jepang, Tiongkok dan Austria.
"Untuk menghormati keluarga para mahasiswa ini, pihak kampus saat ini belum bisa menyebutkan nama-nama mereka (para korban, red)", kata North Seattle College dalam sebuah pernyataan.
Perguruan tinggi itu menambahkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan para pejabat pemerintah untuk membantu mengontak sanak saudara para korban.
Menurut laporan Reuters, sekitar 90 petugas pemadam kebakaran dan petugas medis telah dikerahkan ke lokasi kecelakaan. Tabrakan itu dilaporkan terjadi di Jembatan Aurora yang sibuk. Rumah-rumah sakit setempat memberikan perawatan terhadap 51 korban luka, yang lima belas di antaranya masih berada dalam kondisi kritis.

Bus sewaan itu mengangkut 45 mahasiswa dan anggota staf program internasional North Seattle College dan bertabrakan dengan bus wisata darat-air Ride the Ducks.

Badan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan pihaknya akan menyelidiki kecelakaan tersebut, demikian laporan Reuters.
(Uu.T008)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top