-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Menperin: butuh pemikiran terbuka terima pembangkit listrik tenaga thorium

Menperin: butuh pemikiran terbuka terima pembangkit listrik tenaga thorium

Menperin: butuh pemikiran terbuka terima pembangkit listrik tenaga thorium
Menteri Perindustrian Saleh Husin saat memberi sambutan pada Seminar Nasional "Thorium sebagai Sumber Daya Revolusi Industri" di Jakarta, Selasa. (Antaranews.com/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Bogor (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan, sebuah terobosan atau inovasi energi mutlak diperlukan untuk menjamin perencanaan penyediaan energi yang aman, bersih, ramah lingkungan, berkelanjutan, berskala besar, murah dan dapat dibangun dalam waktu yang singkat.

Salah satunya, melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga thorium yang lebih unggul daripada PLTU batu bara karena biaya produksi lebih murah, dibangun lebih cepat, lebih aman, lebih ramah lingkungan, jauh lebih efisien, dan mempunyai kapasitas jauh lebih besar.
“Energi sangat diperlukan karena menentukan produksi dan kekuatan daya saing industri. Kita harus mencari inovasi dan menerapkannya. Kuncinya kita harus terbuka pada paradigma baru, berpikiran terbuka, ‘open our mind’, termasuk pada pembangkit listrik tenaga thorium ini,” kata Saleh melalui siaran pers di Bogor, Selasa.
Kementerian Perindustrian mencatat, sektor industri merupakan penyerap energi terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 39 persen dari total penggunaan energi nasional. Saleh memaparkan, pemenuhan energi untuk industri tersebut mustahil dapat dipenuhi oleh sumber energi fosil yang diperkirakan akan habis pada 60 tahun mendatang.

Apalagi, untuk menjadi negara berkembang menjadi negara industri, kontribusi sektor industri terhadap PDB seyogyanya berkisar 30 persen-40 persen.

Untuk mencapai kisaran tersebut, lanjut Saleh, maka diperlukan kapasitas listrik terpasang di atas 500Watt/orang. Saat ini, kapasitas terpasang Indonesia berada pada 210 watt/orang yang tidak memungkinkan terjadinya pertumbuhan Industri yang tinggi, jauh di bawah Malaysia 982 Watt, Thailand 802 watt dan Singapura 2028 Watt. Dengan perkiraan populasi 300 juta penduduk di tahun 2025, Indonesia harus mampu mengejar target tersebut dengan pertumbuhan kapasitas listrik terpasang nasional sebesar 10 GigaWatt/tahun.

Dalam rangka pembangunan industri prioritas 2015 - 2035, Indonesia butuh energi listrik yang tidak cukup dipenuhi hanya dengan batubara dan gas, yang cadangannya sangat terbatas.
"Kelangkaan energi dapat diantisipasi dengan menyatukan tekad untuk memulai perencanaan pembangunan PLT Thorium," pungkas Saleh.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menperin ajak mahasiswa tanamkan jiwa pengusaha

Menperin ajak mahasiswa tanamkan jiwa pengusaha

 | 580 Views
Menperin ajak mahasiswa tanamkan jiwa pengusaha
Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan kuliah umum di Universitas Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis. (ANTARA News/ Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengajak mahasiswa menanamkan jiwa pengusaha saat memberikan kuliah umum di Universitas Nusa Cendana (Undana) berjudul "Prospek Pengembangan Industri Daerah dan Kontribusi Perguruan Tinggi".

"Saya punya keyakinan bahwa Undana ini berkeinginan untuk dapat menghasilkan tenaga–tenaga yang kompeten, profesional dan berjiwa wirausaha," kata Saleh melalui siaran pers diterima di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, lanjut Saleh, para civitas akademika dapat berpartisipasi dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa, termasuk pembangunan daerah.

Perguruan tinggi bisa mengembangkan kewirausahaan para mahasiswa dengan menyediakan unit klinik wirausaha yang bekerja sama dengan asosiasi pengusaha dan organisasi ekonomi bisnis seperti Apindo, Kadin dan pusat-pusat studi.
Termasuk pula dengan Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin melalui unit pelaksana teknis, di mana penelitian Badan Riset dan Standardisasi Industri (Baristan) juga dapat dimanfaatkan.

"Saya yakin para mahasiswa kaya ide berwirausaha, mereka butuh didorong dan disemangati melalui diskusi, konsultasi dan pendampingan," ulasnya. 
Turut hadir dalam acara tersebut Rektor Undana Prof Dr Fredik Benu dan Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Ditjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih.
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menperin dorong Aceh dapat olah ikan

Menperin dorong Aceh dapat olah ikan

Menperin dorong Aceh dapat olah ikan
Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua dari kanan) didampingi Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah (kedua dari kiri) mengunjungi fasilitas cold storage milik PT Aceh Lampulo Jaya Bahari di Banda Aceh, Minggu (27/3/2016). (ANTARA News/Gilang Galiartha)

Banda Aceh (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai keberadaan fasilitas penyimpanan ikan berpendingin (cold storage) milik PT Aceh Lampulo Jaya Bahari di Pelabuhan Perikanan Samudra Lampulo, Banda Aceh, dapat memberi nilai tambah yang lebih atas ikan-ikan bagi masyarakat setempat.

"Selama ini hasil ikan di Aceh selalu dibawa keluar ke berbagai daerah, termasuk Jawa Barat dan Sumatera Utara. Kami ingin ikan ini bisa diolah di Aceh langsung, sehingga nilai tambah bagi masyarakat lokal membesar, termasuk memperluas lapangan kerja," kata Saleh saat mengunjungi fasilitas tersebut di Banda Aceh, Minggu.
Menurut Saleh, hasil perikanan sebelum praolahan di Aceh tergolong besar, sehingga kehadiran fasilitas penyimpanan berpendingin tersebut dapat menampung tangkapan ikan dari para nelayan.

Saleh juga menilai fasilitas tersebut cukup representatif untuk menampung hasil tangkapan ikan di wilayah sekitar, mengingat memiliki kapasitas hingga 100 ton ikan.

"Selama ini selalu dibawa ke Medan dulu, kemudian dikalengkan di sana sebelum mulai diedarkan. Sekarang sudah mulai bisa diolah sendiri di sini," ujarnya.
Pun demikian, keberlangsungan fasilitas tersebut bukan tanpa hambatan, pasalnya hingga saat ini mereka masih menghadapi kendala ketersediaan air bersih.

"Hambatannya ketersediaan air bersih masih cukup kesulitan, kami akan bantu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Aceh maupun Pemerintah Daerah Banda Aceh agar masalah tersebut dapat teratasi," kata Saleh.

Sebagai informasi, fasilitas penyimpanan berpendingin di PPS Lampulo diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bertepatan dengan Hari Nusantara 13 Desember 2015, namun baru mulai beroperasi dengan kapasitas penuh sejak tiga pekan terakhir.

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif

Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif

Menperin: bisnis hiburan peluang bagi industri kreatif
Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri peresmian Mal MaxxBox, Tangerang, Jumat. (Antaranews/ Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin menilai terus bergairahnya bisnis hiburan dan gaya hidup memberi peluang bagi industri penunjang seperti industri kreatif cenderamata, garmen dan kuliner.

"Karakter penikmat hiburan, salah satunya adalah mengoleksi barang-barang yang identik misalnya merchandise pernak-pernik, kaos, tas dan lain-lain. Selain itu, industri kuliner juga digerakkan oleh bisnis ini," kata Saleh melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hadirnya tempat hiburan yang terintegrasi juga diharapkan memberi tempat bagi pelaku industri kreatif untuk menawarkan produknya.

Saleh menambahkan, kemitraan yang saling menguntungkan menjadi langkah nyata mendorong ekonomi masyarakat tumbuh.

Selain industri kreatif, ekspansi pembangunan fasilitas penunjang bisnis hiburan juga diharapkan menyerap komponen produk dalam negeri seperti baja konstruksi, produk kelistrikan, semen dan lain-lain.

"Di sisi lain, tenaga kerja juga terserap dan diharapkan berasal dari masyarakat sekitar," kata Saleh.


Menperin menyampaikan hal tersebut saat berada di Karawaci untuk turut menghadiri peresmian Mal MaxxBox, sebuah infotainment & lifestyle centermilik Lippo Group.

Peresmian dipimpin oleh Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan dihadiri pula oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Ketua DPD Irman Gusman.


Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menperin minta daerah lapor jika terkendala pengembangan industri

Menperin minta daerah lapor jika terkendala pengembangan industri

Menperin minta daerah lapor jika terkendala pengembangan industri
Menteri Perindustrian Saleh Husin membuka Rapat Koordinasi Kemenperin dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota 2016 dengan memukul gong disaksikan (dari kiri) Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat, Dirjen PPI Kemenperin Imam Haryono dan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah, Rabu Malam (24/2). (http://www.kemenperin.go.id/)

Solo (ANTARA News) -  Menteri Perindustrian, Selah Husin, meminta para pemimpin daerah agar melapor ke Kementerian Perindustrian jika menghadapi kendala dalam pengembangan dan pemerataan industri di daerah.

"Saya tegaskan jika gubernur dan bupati temui masalah, hubungi saya. Kemenperin siap bersinergi dan memfasilitasi industrilisasi di daerah," tutur Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) di Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/2).

Saleh Husin berpendapat bahwa industri di daerah berpeluang besar untuk bertumbuh secara merata terutama di bidang nonmigas karena sumbangan industri di bidang itu terus meningkat terhadap perekonomian nasional .

Jika kontribusi nonmigas terhadap PDB 2014 sebesar 17,89 persen, lanjut Saleh Husin, maka pada 2015 meningkat menjadi 18,18 persen. Selain itu industrialisasi di luar Jawa juga terus menggeliat.

Kementerian Perindustrian mencatat kontribusi industri pengolahan di luar Jawa sebesar 29,27 persen pada 2014 dan setahun berikutnya menembus angka 30,75 persen.

Selain itu Kemenperin juga mencatat adanya pergeseran kontribusi industri di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Semenatra kontribusi industri Pulau Jawa terhadap PDB sebesar 58,51 persen pada 2014 berkurang menjadi 58,29 persen pada 2015.

Di sisi lain, wilayah Bali dan Nusa Tenggara juga berkontribusi yang terus bertambah dari 2,5 persen pada 2014 menjadi 3,06 setahun kemudian.

Untuk itu Kemenperin berharap pemerintah di daerah turut menunjang dan memantau pemerataan dan penyebaran industri di daerahnya agar terjadi pemerataan.

"Diharapkan, kontribusi wilayah di luar Pulau Jawa dalam sumbangannya terhadap nilai tambah sektor industri nonmigas akan terus ditingkatkan dari 30.75 persen pada tahun 2015 menjadi sekitar 40 persen pada tahun 2035," papar Saleh.

Sementara itu, Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri, Imam Haryono mengatakan kawasan industri Kawasan Industri Kendal dan Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik akan menjadi acuan pembangunan di luar Jawa.

"JIIPE dijadikan acuan dalam pembangunan kawasan industri prioritas di luar Jawa," ujar Imam.

Direktorat Pengembangan Wilayah Industri III pun sedang menjembatani  pembangunan Sentra IKM di Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Kupang, dan Sikka serta membantu penyusunan rencana pembangunan sentra IKM di Bangkalan, Pamekasan dan Kabupaten Majalengka.

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top