-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Dalam 50 Tahun, RI Sudah Punya 3 Reaktor Nuklir

Dalam 50 Tahun, RI Sudah Punya 3 Reaktor Nuklir

Rista Rama Dhany - detikfinance
Dalam 50 Tahun, RI Sudah Punya 3 Reaktor Nuklir
Jakarta -Pemerintah Indonesia sudah merancang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejak zaman Presiden Soekarno. Walau sampai sekarang PLTN belum juga terbangun, tapi Indonesia sudah punya reaktor nuklir sebanyak 3 buah. Pertama dibangun pada 1965 di Bandung atau sejak 50 tahun lalu.

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, cita-cita pemerintah membangun PLTN sudah dimulai puluhan tahun yang lalu, di mana pada 1954 dibentuk Panitia Negara Penyelidikan Radioaktivitet.

"Kemudian pada 1965 dioperasikan reaktor nuklir pertama di Indonesia di Bandung, kapasitas awalya 250 KW tapi sekarang sudah ditingkatkan menjadi 2 megawatt (MW)," kata Djarot kepada detikFinance, Senin (11/5/2015).

Kemudian dibangun dan dioperasikan reaktor nuklir kedua di Yogyakarta pada 1976 dengan kapasitas 100 KW.

"Setelah di Yogyakarta, kemudian pada 1987 dibangun reaktor nuklir paling besar yang dimiliki Indonesia di Serpong (Tangerang Selatan) dengan kapasitas 30 MW," ungkap Djarot.

Namun kata Djarot, ketiga reaktor nuklir tersebut tidak menghasilkan listrik, fungsinya hanya sebatas penelitian. Bila ingin menghasilkan listrik, reaktor tersebut perlu ada pengembangan infrastruktur lainnya.

"Tapi, kalaupun ketiga reaktor tersebut dijadikan PLTN sudah tidak ekonomis lagi, karena suhunya rendah, kalau PLTN butuh suhu yang tinggi," katanya.

Reaktor nuklir tersebut khususnya yang ada di Serpong, lebih difungsikan untuk membuat radioisotop untuk pengobatan kanker.

"Itu salah satu manfaat dari nuklir bagi banyak orang. Nuklir jangan dianggap berbahaya, membuhuh, tapi nuklir dapat bermanfaat dari hal yang kecil sampai yang besar bagi manusia," tutup Djarot.(rrd/dnl)
Ini Salah Satu Ahli Nuklir yang Disekolahkan Zaman BJ Habibie

Ini Salah Satu Ahli Nuklir yang Disekolahkan Zaman BJ Habibie

Rista Rama Dhany - detikfinance
Ini Salah Satu Ahli Nuklir yang Disekolahkan Zaman BJ Habibie Foto: Djarot Sulistio Wisnubroto
Jakarta -Pada zaman BJ Habibie menjadi Menteri Negara Riset, dan Teknologi 1983, puluhan putra-putri terbaik Indonesia disekolahkan ke luar negeri untuk menjadi ahli-ahli nuklir. Namun hingga usia mereka mendekati masa pensiun, Indonesia tak punya satu pun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Bagaimana cerita para ahli nuklir tersebut?

"Saya salah satu yang disekolahkan, waktu zaman Pak Habibie," kata Djarot Sulistio Wisnubroto, kepada detikFinance, Senin (11/5/2015).

Djarot yang menyandang gelar Profesor lulusan Universitas Tokyo, Jepang ini, merupakan salah satu ahli rekayasa terbaik yang dimiliki Indonesia.

"Saat itu, Pak Habibie dapat banyak dana bantuan, salah satunya dari Bank Dunia, untuk menyekolahkan putra-putri Indonesia. Kami dikirim ke Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Inggris dan banyak lagi, setiap tahun ada puluhan yang disekolahkan," ungkapnya.

Dari program tersebut, banyak yang lulus sebagai doktor hingga profesor di bidang nuklir. Sebagian besar lulus pada 1993-1994.

"Artinya ahli-ahli nuklir yang dimiliki Indonesia dari program Pak Habibie, tinggal beberapa tahun lagi akan pensiun, termasuk saya," katanya.

Apakah bagi Djarot sia-sia menuntut ilmu sekian lama, karena tak ada satu pun PLTN yang terbangun di Indonesia?

"Tidak ada yang sia-sia setiap ilmu yang kita dapat, punya PLTN itu harapan dari program sekolah tersebut, itu cita-citanya kelak di Indonesia ada PLTN," kata Djarot yang saat ini menjadi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

(rrd/dnl)
Kapan RI Punya Pembangkit Nuklir? JK: Dulu di Muria Belum Apa-apa Sudah Didemo

Kapan RI Punya Pembangkit Nuklir? JK: Dulu di Muria Belum Apa-apa Sudah Didemo

Rista Rama Dhany - detikfinance
Kapan RI Punya Pembangkit Nuklir? JK: Dulu di Muria Belum Apa-apa Sudah Didemo
Jakarta -Sampai sekarang Indonesia belum kembali berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Indonesia pernah berencana untuk membangun PLTN di Muria, Jawa Tengah, namun gagal.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, mungkin 10 tahun lagi Indonesia bisa berencana untuk membangun PLTN.

"Saya kira 10 tahun lagi, nanti pada waktunya nuklir ada di bawah tanah. Menurut penelitian di Jawa ada di Muria, tapi belum apa-apa semua orang sudah demo, karena di sana ada pabrik rokok, baru bicara, semua demo, bagaimana kita bangun, tidak semudah itu," kata JK dalam acara seminar bertajuk 'Indonesia & Diversifikasi Energi, Menentukan Arah Kebijakan Energi Indonesia' di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

JK mengatakan, Indonesia mempunyai banyak sumber energi lain untuk listrik, tidak seperti negara lain yang harus membangun PLTN.

"Negara lain tidak punya apa-apa kita punya, jadi buat apa cari lebih susah tapi kita semua ada," ucap JK.

Seperti diketahui, Indonesia berencana membangun PLTN berkapasitas 1.000 megawatt (MW) di Muria pada 2008. PLTN tersebut rencananya beroperasi pada 2015-2016.

Rencana pembanguan PLTN Muria ini sebenarnya sudah sejak tahun 1986, tapi karena ada masalah psikologis masyarakat tidak bisa dilakukan.

Kemudian pada 1996 juga sudah dilakukan studi dan direncanakan dibangun 1997 yang kemudian terjadi krisis ekonomi sehingga ditunda. Pada 2001 juga akan dibangun, namun tahun 2002 kembali terhenti.(dnl/hen)
Back To Top