-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
PDIP tidak akan bela kepala daerah yang korupsi

PDIP tidak akan bela kepala daerah yang korupsi

PDIP tidak akan bela kepala daerah yang korupsi
Megawati Soekarnoputri (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
"Praktik korupsi adalah perbuatan melawan hukum, tidak beretika, dan melanggar sumpah jabatan," kata Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya ketika membuka Sekolah Para Calon Kepala Daerah di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Selasa.
Sekolah para Calon Kepala Daerah diikuti sekitar 70 siswa dari berbagai daerah.

Menurut Megawati, para kader PDI Perjuangan maupun tokoh daerah yang maju sebagai calon kepala daerah, sejak sudah diingatkan untuk tidak melakukan korupsi.
PDI Perjuangan, kata dia, bahkan menyelenggarakan sekolah bagi para calon kepala daerah, yang kurikulumnya antara lain, memberikan wawasan soal pengelolaan tata pemerintahan yang baik dan transparan, pengelolaan keuangan daerah yang benar, manajemen yang benar, dan sebagainya.

Bahkan pematerinya, kata dia, dihadirkan pemateri yang kompeten seperti menteri kabinet, pimpinan KPK, dan sebagainya.
Selain itu, kata Megawati, bakal calon kepala daerah yang harus menjalani psikotest dan membuat perjanjian pakta integritas.
"Kalau dari awal sudah diingatkan dan dibekali pengetahuan, setelah menjadi kepala daerah ternyata melakukan korupsi, maka tidak akan dibela," katanya.
Megawati menegaskan, kepala daerah yang melakukan praktik korupsi, dampaknya bukan cuma kelapa daerah yang bersangkutan, tapi partai juga terkena dampaknya.

Pada kesempatan tersebut, Megawati mengingatkan, menjadi kepala daerah harus aspiratif dan menyatu dengan rakyat.


Kepala daerah, kata dia, harus tanggap terhadap aspirasi dan selalu berada di tengah rakyat.

"Jadi pemimpin, termasuk kepala daerah, jangan dikira enak. Jangan dikira bakal bergelimang kemewahan," katanya.
Kalau menjadi kepala daerah niatnya ingin menjadi raja di daerah, menurut Megawati, itu pemikiran keliru.

Megawati kemudian menceritakan pengalaman hidupnya yang penuh dinamika dan tantangan.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PAN masih tunggu PDI Perjuangan soal Risma

PAN masih tunggu PDI Perjuangan soal Risma

PAN masih tunggu PDI Perjuangan soal Risma
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Dia digadang-gadang akan dijadikan kandidat gubernur DKI Jakarta oleh partai politik berpengaruh di Indonesia. Sejauh ini adalah petahana di Jakarta, Basuki Purnama, yang mengklaim sudah beroleh restu dari PDI Perjuangan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Mataram, NTB (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, menegaskan, sejauh ini partai politik itu masih menunggu keputusan DPP PDI Perjuangan terkait pencalonan Tri Rismaharini sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

"Kami tunggu PDI Perjuangan dulu," kata Hasan, saat menghadiri pelantikan Pengurus DPW dan DPD PAN se-Nusa Tenggara Barat di Mataram, Jumat.
Menurut dia, PAN sangat menghargai dan menghormati apa yang nantinya menjadi keputusan DPP PDI Perjuangan, terkait Pilkada gubernur DKI Jakarta. Apalagi, batas akhir pendaftaran masih sampai September.

Namun demikian, dia masih berharap agar PDI Perjuangan memilih Tri Rismaharini untuk menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta.

"Kita hargai, hormati PDI Perjuangan. Tetapi sukur-sukur bisa Risma," kata Hasan.
Ketua MPR itu mengatakan, dalam menghadapi pilkada mendatang. PAN betul-betul menginginkan tokoh yang memiliki wawasan kebangsaan.
Kemudian, yang ingin sungguh-sungguh membangun daerahnya dan memajukan masyarakatnya. Bukan sekedar mencari jabatan. "Dan sosok itu ada pada diri Tri Rismaharini," kata Hasan.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PDIP minta Risma siap jika diminta sewaktu-waktu

PDIP minta Risma siap jika diminta sewaktu-waktu

PDIP minta Risma siap jika diminta sewaktu-waktu
Walikota Surabaya Tri Rismaharini (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Surabaya (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Tri Rismaharini, yang sekarang menjabat walikota Surabaya, Jawa Timur, untuk tetap siap bisa sewaktu-waktu diminta PDIP sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun depan.

"Bu Risma harus tetap siap-siap atau standby jika dalam proses ini diminta maju, dan petugas partai memang harus seperti itu," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Pusat DPP PDIP Eva Kusuma Sundari ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Sabtu.

Ia mengakui, kendati hati Bu Risma masih untuk Surabaya namun jika diminta partai maka tidak ada alasan menolaknya, seperti halnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilkada lalu.

Sampai saat ini, kata dia, partainya memang belum menentukan siapa yang akan direkomendasikan untuk menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, meski nama petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali mengemuka.

Menurut Eva, nama Ahok adalah bakal calon terkuat yang akan diusung PDIP, namun karena sejak awal berniat maju perseorangan dan dianggapnya tak membutuhkan partai, membuat kader partai berlambang "Banteng Moncong Putih" in berpikir dua kali untuk mendukungnya.

"Banyak kader sakit hati dengan sikap Ahok. Tapi apa pun itu, kader tetap solid dan akan selalu mendukung siapapun pasangan yang diputuskan PDIP," ucapnya.

Di sisi lain, kehadiran Eva yang juga anggota Komisi XI DPR RI tersebut di Surabaya dalam rangka usai mengukuhkan DPD Pengurus Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jawa Timur periode 2015-2020, Jumat (19/8) malam.

Ia berpesan kepada pengurus untuk tetap berkomitmen dan memperkuat organisasi dengan melaksanakan program kerja yang sudah diamanatkannya.

Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada lima DPD PA GMNI mendapat surat keputusan pelantikan dari DPP, dan Jatim merupakan DPD yang pertama kali dilantik.

Selain dihadiri Eva yang mewakili Ketua Umum Ahmad Basarah, turut hadir Gubernur Jatim Soekarwo yang merupakan mantan Ketua Umum DPP PA GMNI beserta istri, dan Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi.

Inspektur Provinsi Jatim Nurwiyatno resmi terpilih sebagai Ketua DPD PA GMNI Jatim melalui proses musyawarah yang digelar setahun lalu.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PPP Banten koalisi dengan PDIP usung Rano

PPP Banten koalisi dengan PDIP usung Rano

PPP Banten koalisi dengan PDIP usung Rano
Rano Karno (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Serang (ANTARA News) - Pengurus DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Banten menyatakan siap berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusung Rano Karno di Pilgub Banten 2017.

Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Ketua DPW PPP Banten Agus Setiawan didampingi pengurus lainnya Muflikhah usai menemui Rano Karno di rumah dinas gubernur di Serang, Rabu.

"Hari ini kita taaruf dulu, kalau istilah calon pengantin mendalami perasaan masing-masing. Koalisi partai sudah setuju tinggal meneguhkan," kata Agus Setiawan.

Agus mengatakan, untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dan bersinergi dengan DPP PPP untuk menentukan waktu deklarasi koalisi untuk mengusung Rano Karno sebagai calon gubernur Banten pada Pilgub 2017.

Sedangkan terkait sosok bakal calon wakil gubernur yang akan diusung untuk mendampingi Rano Karno, Agus menyatakan DPP banyak kader internal yang potensial. Selain itu, DPW PPP Banten juga sudah menerima pendaftaran penjaringan dari enam nama bakal calon gubernur atau wakil gubernur baik dari internal PPP maupun eksternal.

"Kami sudah menyampaikan ke Pak Rano enam orang yang mendaftar di PPP, kalau beliau ada yang cocok silahkan dipilih. Kalaupun tidak nanti kita pilih opsi lainnya," kata Agus Setiawan.

Ia mengatakan, ada dua varian yang akan dipakai oleh PPP dalam penentuan bakal calon wakil gubernur, yakni mnyerahkan nama orang yang mendaftar ke DPP ke bakal calon gubernur Rano Karno. Kemudian opsi ke dua yakni yang berhak mengusung pasangan calon adalah parpol atau gabungan parpol, jadi harus ada kesepakatan dalam koalisi tersebut terkait pasangan yang akan diusung.

"PPP kan delapan kursi sementara PDIP ada 15 kursi tidak mungkin lah kitangelunjak ke PDIP," kata Agus.

Agus mengatakan, ada enam nama yang sudah mendaftar di PPP baik mendaftar sebagai bakal calon gubernur atau pun bakal calon wakil gubernur. Enam nama tersebut yakni Ahmad Taufik Nuriman, Eden Gunawan, Haerul Jaman, Andika Hazrumi, Aeng Haerudin dan Mardiono.

Saat ditanya mengenai kriteria bakal calon wakil gubernur yang diharapkan oleh Rano Karno, menurut Agus yakni pigur yang bisa mengangkat moralitas birokrasi sehingga menjadi birokrat yang profesional.

"Belaiu minta ke PPP orang yang bisa mengangkat moralitas birokrasi, supaya birokrasi dapat meningkatkan etos kerja dan profesional untuk pelayanan masyarakat. Tadi saya bilang, PPP punya itu," kata Agus.

Sementara itu Gubernur Banten yang juga bakal calon gubernur yang akan diusung PPP Rano Karno mengatakan, pihaknya berharap PPP memberikan dukungan penuh dalam pengusungan bakal calon gubernur Banten dan berkoalisi dengan PDIP.

"Ya saya berharap didukung oleh PPP. Kalau untuk wakilnya itu masih proses lah," kata Rano Karno.

Ia mengatakan, selain persoalan politik yang dibahas dengan PPP, masalah lainnya yakni meminta dukungan PPP terkait pembangunan 12 proyek strategis di Banten, agar berjalan lancar dan terealisasi dengan baik.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Sukur: jangan desak PDIP segera tentukan sikap

Sukur: jangan desak PDIP segera tentukan sikap

Sukur: jangan desak PDIP segera tentukan sikap
Sukur Nababan (FOTO ANTARA/ Dhoni Setiawan)
 PDIP akan menentukan sikap di menit terakhir batas pendaftaran, jadi kami jangan didesak-desak untuk segera menentukan sikap (dalam Pilkada Jakarta)," 
Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PDI Perjuangan, Sukur Nababan menegaskan PDIP jangan terus didesak untuk menentukan sikap, siapa calon yang akan dimajukan dalam Pilkada DKI Jakarta karena partainya memiliki mekanisme internal.

"PDIP akan menentukan sikap di menit terakhir batas pendaftaran, jadi kami jangan didesak-desak untuk segera menentukan sikap (dalam Pilkada Jakarta)," katanya di Gedung DPP PDIP, Jakarta, Selasa.

Sukur mengatakan, PDIP memiliki sistem dan mekanisme dalam menentukan sosok yang akan maju dalam kontestasi Pilkada di Jakarta, saat ini prosesnya masih berjalan.

Dia menjelaskan, banyak sekali parameter yang harus dilihat partainya sebelum mengambil keputusan politik.

"Salah satunya memiliki kemampuan mengatasi persoalan di Jakarta dan memiliki kesamaan ideologi," ujarnya.

Anggota Komisi V DPR itu menilai bahwa setiap warga negara yang memiliki kemampuan mengatasi persoalan Jakarta, punya peluang untuk diusung PDIP.

Namun dia mengatakan, partainya belum berpikir melakukan koalisi dengan parpol lain karena hingga saat ini PDIP belum memiliki calon.

"PDIP saja belum ada calon bagaimana kita melakukan koalisi," katanya.
Dia menilai munculnya nama-nama yang diisukan akan diusung PDIP seperti Basuki Tjahaja Purnama, Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, dan Sandiaga Uno, semuanya memiliki peluang yang sama untuk diusung partainya.

Namun Sukur menegaskan hingga saat ini belum ada kandidat kuat yang akan diusung PDIP dalam Pilkada Jakarta.
"Semua nama-nama itu masih kami bahas di DPP PDIP sampai diputuskan dalam Rapat Pleno DPP PDIP," katanya. 
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top