-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Pertamina gandeng tiga BUMN kembangkan PLTS

Pertamina gandeng tiga BUMN kembangkan PLTS

Pertamina gandeng tiga BUMN kembangkan PLTS
Wianda Pusponegoro (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
 Sinergi BUMN ini diharapkan dapat mendorong implementasi EBT di Indonesia yang akan dimulai dengan target hingga 60 MW pada tahun 2017 di wilayah Sumatera Utara...

Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menggandeng tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT LEN Industri, PT Energi Management Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur, mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 

Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) tersebut menggunakan lahan-lahan yang belum termanfaatkan milik Pertamina dan BUMN lainnya, kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan kerja sama Pertamina dengan tiga BUMN lainnya sejalan dengan pemenuhan target pemerintah dalam program 35 Gigawatt (GW) hingga 2019, yang diharapkan 25 persennya atau setara 8,8 GW akan disuplai dari sumber energi terbarukan.

Khusus untuk pembangkit listrik tenaga surya, pemerintah telah menargetkan kapasitas terpasang mencapai 5 GW atau 5.000 megawatt (MW) pada 2020. Pertamina berkomitmen untuk ikut membangun PLTS sebesar 1.000 MW.


"Sinergi BUMN ini diharapkan dapat mendorong implementasi EBT di Indonesia yang akan dimulai dengan target hingga 60 MW pada tahun 2017 di wilayah Sumatera Utara dan akan dilanjutkan pengembangannya selama tiga tahun ke depan hingga mencapai target 200 MW, dengan memanfaatkan sejumlah lahanidle milik Pertamina yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia," kata Wianda.

Wianda menegaskan pengembangan EBT akan tetap disesuaikan dengan kemampuan serap kapasitas jaringan PT PLN (Persero) yang sudah ada di lokasi-lokasi tersebut. PT SMI sebagai lembaga pembiayaan infrastruktur sangat diharapkan dukungannya untuk mencarikan dana-dana "hijau" yang banyak dikucurkan oleh negara-negara maju sehingga keekonomian proyek menjadi menarik.

BUMN lainnya, LEN merupakan BUMN industri strategis yang telah memiliki fasilitas produksi solar modul dan telah memiliki aset operasi PLTS 5MWp di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, Energi Management merupakan BUMN di bidang energi yang memiliki pengalaman di bidang manajemen proyek dan konsultan di bidang penanganan konservasi energi dan energi terbarukan.
Menurut Wianda, proyek-proyek yang akan dikembangkan dalam sinergi BUMN ini akan terus mengedepankan prinsip-prinsip komersial dan memenuhi tata kelola perusahaan yang baik untuk menjadi pioneer dalam pengembangan EBT di Indonesia.

"Dengan skala yang makin masif dan pengembangan yang intensif di seluruh Indonesia, tentunya biaya pembangkitan listrik dari energi baru dan terbarukan akan terus mendekati biaya pembangkitan dari energi konvensional," tandasnya.
Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI), Surya Darma mengatakan secara umum kendala pengembangan EBT sama. Bagi investor, penanaman modal akan diukur dengan tingkat pengembalian modal dari setiap investasi yang ditanamkan. 

Untuk itu menjadi kewajiban pemerintah memberikan payung hukum yang dapat memberikan kemudahan dalam berinvestasi, memiliki pasar energi yang luas hingga tingkat pengembalian yang menarik walaupun dengan berbagai risiko sekalipun.

Menurut dia, sinergi Pertamina dengan tiga BUMN lainnya dalam pengembangan EBT merupakan upaya yang sangat baik. Pertamina sebagai perusahaan energi yang memiliki kemampuan finansial yang baik, bekerja sama dengan LEN yang memiliki kompetensi di bidang solar energi dengan pengalaman yang panjang, baik sebagai pelaku manufaktur, pengembang, bahkan sebagai operator.

"Apalagi ditambah dengan ikut sertanya SMI dan EMI. Ini akan memperkuat sinergi pengembangan EBT ke depan. Apabila hal ini terus dilakukan saya kira banyak proyek EBT yang sudah dicanangkan pemerintah akan dapat dikembangkan dengan maksimal," ujar Surya Darma.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PLTS Jakabaring untuk Asian Games

PLTS Jakabaring untuk Asian Games

PLTS Jakabaring untuk Asian Games
Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (kiri) dan Direktur PT. Len Industri (Persero) Ahraham Mose (kanan), saat meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diresmikan di desa Oelpuah Kabupaten Kupang, NTT. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

"Pembangunannya sendiri sekarang sedang dalam proses yang ditargetkan rampung sebelum pesta olahraga internasional mendatang," ujar dia di Palembang, Selasa.
Ia mengatakan pembangungan pembangkit listrik tersebut bekerja sama dengan Jepang.

Mengenai kapasitas listrik yang bisa dihasilkan pembangkit itu, direncanakan 10 megawatt, sedangkan pembangunan secara bertahap.


"Yang jelas pembangkit listrik itu diperuntukan kebutuhan Asian Games, khususnya kawasan Jakabaring, Palembang," kata dia.

Menurut dia, pembangkit listrik itu cukup penting apalagi tenaga surya ramah lingkungan.

Oleh karena itu, pihaknya terus mengoptimalkan pembangunan tersebut supaya rampung sesuai rencana.


Selain itu, katanya, untuk menambah daya listrik yang ada karena kawasan olahraga Jakabaring memerlukan penerangan secara maksimal.

Hal itu, katanya, karena pertandingan cabang olahraga diperkirakan hingga malam hari sehingga membutuhkan penerangan.

Sumsel bersama DKI Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games yang di Palembang pertandingannya dipusatkan di Jakabaring.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PLN Gandeng Perusahaan Australia Bangun PLTS di Indonesia Timur Rp 3 T

PLN Gandeng Perusahaan Australia Bangun PLTS di Indonesia Timur Rp 3 T

Dana Aditiasari - detikfinance
PLN Gandeng Perusahaan Australia Bangun PLTS di Indonesia Timur Rp 3 T  
MoU PLN dengan Quantum Energy (Dana-detikFinance)
 
Jakarta -PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman, alias memorandum of understanding (MoU), dengan PT Quantum Energy Indonesia untuk melakukan studi kelayakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah lokasi, di Timur Indonesia.

Penandatanganan‎ MoU ini dilakukan oleh Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati, dengan Direktur Utama Quantum Energy Indonesia, Simon G Bell.

"Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penyediaan listrik dari renewable ‎energy (energi terbarukan). Kami melihat Presiden Jokowi (Joko Widodo) punya keseriusan di program 35.000 megawatt (MW), jadi kami ingin kontribusi di sana," ujar Simon, usai penandatanganan di kantor pusat PLN, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Adapun lokasi yang disasar untuk proyek pengembangan PLTS ini adalah Lombok, Gorontalo, dan Maluku dengan total kapasitas yang akan dibangun adalah 100 MW.

"Tahap pertama kita akan studi untuk 100 MW di Lombok, Gorontalo, dan Maluku. Investasi tahap awal ini kami siapkan US$ 250 juta‎ (Rp 3,42 triliun)," ungkapnya.

Bila tidak ada rintangan berarti, proyek ini diharapkan bisa mulai beroperasi menghasilkan listrik pada pertengahan tahun 2016. "Feasibility study‎ sekitar 2 bulan, lalu full study dan mulai konstruksi sekitar 6 bulan. Jadi perkiraan kami medium 2016 sudah bisa menghasilkan listrik," sambungnya.
Simon mengakui, proyek ini adalah yang pertama dilakukan perusahaannya di Indonesia. Bila proyek ini berhasil, lanjutnya, maka pihak Quantum akan menambah investasinya di sektor pembangkitan ini. "Komitmen kami sampai 500 MW. Tapi itu sangat tergantung PLN," pungkas dia.
PT Quantum Indonesia adalah perusahan energi asal Australia yang fokus di penyediaan listrik mandiri tenaga hidro, surya dan hibrida. Perusahaan ini telah berpengalaman selama 30 tahun di lebih dari 22 negara.

(dna/dnl)
Back To Top