-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
BEI : pasar modal menjadi pilihan investor asing

BEI : pasar modal menjadi pilihan investor asing

BEI : pasar modal menjadi pilihan investor asing
IHSG Awal Ramadan Ditutup Menguat Seorang pria mengamati pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (6/6/2016). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan pertama bulan ramadan ditutup menguat 0,87 persen atau 41,10 poin ke level 4.896,02.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) ()
 Investor asing yang masih terus melakukan aksi beli saham menunjukan bahwa pasar modal Indonesia masih menjadi untuk berinvestasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa pasar modal domestik masih menjadi pilihan investasi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global.

"Investor asing yang masih terus melakukan aksi beli saham menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih menjadi tempat untuk berinvestasi," kata Kepala Komunikasi Perusahaan BEI Dwi Shara Soekarno di Jakarta, Minggu.

Ia mengemukakan bahwa BEI mencatat, di sepanjang tahun 2016 ini investor asing mencatatkan beli bersih dengan nilai Rp6,65 triliun, meski pemulihan ekonomi global berlangsung lambat dan tidak merata.

"Nilai beli bersih yang dicatatkan investor asing di pasar modal Indonesia di tahun ini melebihi capaian di akhir semester I tahun 2015 lalu yang sebesar Rp3,74 triliun," tuturnya

Sebagai catatan tambahan, lanjut dia, di sepanjang pekan ini, investor asing masih mencatatkan beli bersih di pasar modal Indonesia dengan nilai Rp152 miliar.

Menurut Dwi Shara Soekarno, minat investor asing berinvestasi di pasar modal Indonesia didukung dengan stabilitas makroekonomi secara berkelanjutan, yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, nilai tukar relatif stabil, serta kembali diturunkannya tingkat suku bunga dasar perbankan (Bank Indonesia Rate) 25 basis poin menjadi 6,50 persen.

"Akumulasi sentimen positif itu berdampak positif pada nilai kapitalisasi pasar BEI di sepanjang pekan ini atau periode periode 13-17 Juni 2016, meningkat menjadi Rp5,172.39 triliun dari Rp5,153.29 triliun di akhir pekan sebelumnya," paparnya.

Sementara itu, Dwi Shara Soekarno juga memaparkan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang pekan ini atau periode 13-17 Juni 2016 mengalami penurunan sebesar 0,27 persen ke posisi 4,835.14 poin jika dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4,848.06 poin.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Peraturan integrasi pasar modal ASEAN belum sinergi

Peraturan integrasi pasar modal ASEAN belum sinergi


Peraturan integrasi pasar modal ASEAN belum sinergi
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio ((Humas BEI))
Belum siap, akan lebih banyak ruginya"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa Indonesia belum dapat masuk ke dalam integrasi pasar modal ASEAN karena belum sinerginya peraturan pasar modal di kawasan.

"Salah satu hal yang yang menjadi kendala integrasi pasar modal ASEAN yakni bagaimana ratifikasi peraturan yang sama antarpasar modal ASEAN, serta kesetaraan. Belum siap, akan lebih banyak ruginya," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa untuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau hukum pasar modal di kawasan ASEAN membutuhkan waktu yang panjang. Saat ini, BEI juga masih terus mengupayakan untuk mengejar ketinggalan dalam hal jumlah emiten, investor serta menyempurnakan reputasi BEI.

"Kita bicara Undang-Undang, legalnya masih panjang. Ratifikasi dari beberapa peraturan. Perusahaan asing ingin listed (tercatat) di Bursa Indonesia, tata cata peraturan serta sistem akutansinya masih beda. Di sisi lain, volume perdagangan kita juga masih kecil, itu juga kita kejar," katanya.

Menurut Tito Sulistio, yang dapat dilakukan dalam rangka inplementasi integrasi pasar modal ASEAN di waktu dekat yakni mengenai pengawasan.

Integrasi pasar modal Asean merupakan bagian dari masyarakat ekonomi Asean. Sejumlah inisiatif yang muncul dalam kerangka integrasi itu diantaranya "cross border offering", mekanisme penyelesaian sengketa, serta perbaikan tata kelola emiten.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengatakan bahwa pada tahun 2016 ini, OJK masih akan terus mengupayakan untuk mendorong penambahan jumlah emiten dan investor di pasar modal domestik.

"Pada 2015 lalu sudah banyak program yang dicanangkan baik dari segi peraturan maupun sistemnya, sekarang tinggal impemnetasinya. Program 2016 juga sudah ada, misalnya mendorong sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melakukan penawaran umum perdana saham (IPO)," katanya.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
BUMN diharapkan manfaatkan pasar modal

BUMN diharapkan manfaatkan pasar modal

BUMN diharapkan manfaatkan pasar modal
Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
 
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memanfaatkan pasar modal untuk mendukung kegiatan bisnisnya sehingga turut menopang perekonomian Indonesia ke depannya.

"BUMN dapat memanfaatkan pasar modal untuk menjadi lebih profesional dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya dan lebih disclosure," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Senin.

Menurut dia, saat menjadi perusahaan terbuka (Tbk) maka akses publik terhadap manajemen semakin luas, sehingga membuat kontrol lebih transparan dan juga dapat meningkatkan permodalan BUMN.

"BUMN juga akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk menjadi pemegang saham melalui proses go public, dan juga dapat mendorong kinerja industri pasar modal domestik," katanya.

Kendati demikian, Samsul Hidayat mengatakan bahwa BEI tidak dapat memaksakan BUMN untuk melepas sebagian sahamnya ke publik karena aksi korporasi itu merupakan keputusan bisnis.

"Kita kan tidak tahu mana yang butuh dana atau divestasi," ucapnya.

Sementara itu terkait target penawaran umum perdana saham (IPO) pada tahun 2015 ini, Samsul Hidayat mengatakan bahwa pihaknya optimistis sebanyak 22 perusahaan melakukan IPO dapat tercapai.

Sepanjang 2015, jumlah perusahaan yang telah mencatatkan saham perdana di BEI sebanyak 14 emiten.

Pada 2016, lanjut dia, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang akan melaksanakan penawaran umum perdana saham sebanyak 35 emiten, meningkat dibandingkan target tahun ini sebanyak 22 emiten.

"Target 2016 itu berdasarkan pertimbangan sudah adanya pemulihan indikator perekonomian sehingga meningkatkan minat dan keyakinan untuk menghimpun pendanaan dari pasar modal," katanya.


Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pihaknya akan membentuk divisi khusus yang menangani perusahaan untuk melaksanakan IPO sehingga dapat mendorong jumlah emiten lebih banyak lagi, dengan begitu akan menambah pilihan saham bagi investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal domestik.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Presiden hadiri peringatan pengaktifan kembali pasar modal

Presiden hadiri peringatan pengaktifan kembali pasar modal


Presiden hadiri peringatan pengaktifan kembali pasar modal
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulyaman D Hadad (kedua kanan) disaksikan Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida (kiri) serta Dirut BEI Tito Sulistio(kanan) saat acara peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia' di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8).(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Peringatan 38 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin.

Dalam acara tersebut Presiden menyampaikan pidato mengenai rencana peningkatan dana Jaminan Perlindungan Pemodal, meresmikan TV Bursa dengan menandatangani prasasti peresmian TV Bursa oleh Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyerahkan sertifikat Pencatatan Obligasi Telkom oleh Dirut BEI kepada Dirut Telkom dan menyerahkan secara simbolis formulir pembukaan rekening Efek oleh Dirut Sritex kepada perwakilan karyawan.

"Di peringatan ke-38, saya harap BEI terus membenahi diri dan memeperkuat inklusif investasi. Saya yakin pasar modal kita kuat dan kokoh. Terus kita jaga kepercayaan pasar," ujar Presiden RI dalam pidato Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia itu.

Ia menyambut baik kebijakan perlindungan investor di pasar modal melalui PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI), dengan penggantian jumlah ganti rugi investor maksimal hingga Rp100 juta dari sebelumnya Rp25 juta. Itu diharapkan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan dikarenakan pergerakannya sesuai dengan bursa global.

"IHSG melemah, tetapi kita tahu tidak hanya di Indonesia, dialami juga banyak negara baik maju maupun berkembang. Ini konsekuensi melambatnya perekonomian dunia," katanya.

Dia mengajak agar masyarakat tidak usah merasa pesimis dengan perekonomian yang melambat karena hal itu tidak hanya di Indonesia.

"Perekonomian kita masih lima besar di dunia, jadi kalau ada yang pesimis menurut saya keliru. Kita harus tetap optimis. Negara lain ada yang turun sampai 1,5-2 persen. Kita turun 0,3 persen," katanya.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top