-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Peneliti: Penurunan BBM sebaiknya menyesuaikan harga keekonomian

Peneliti: Penurunan BBM sebaiknya menyesuaikan harga keekonomian

Peneliti: Penurunan BBM sebaiknya menyesuaikan harga keekonomian
Ilustrasi--Salah satu SPBU di Jakarta. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
 Seharusnya pemerintah berani menurunkan harga BBM sesuai dengan keekonomiannya untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menekan laju inflasi,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Rencana penurunan harga bahan bakar minyak bersubsidi April-Juni 2016 sebaiknya langsung menyesuaikan harga keekonomian dengan memanfaatkan momentum penurunan harga minyak dunia, kata peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada Fahmi Radhi.

"Seharusnya pemerintah berani menurunkan harga BBM sesuai dengan keekonomiannya untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menekan laju inflasi," kata Fahmi di Yogyakarta, Senin.
Menurut Fahmi, apabila harga BBM bersubsidi baik premium maupun solar tetap dievaluasi secara bertahap tiga bulan sekali, dikhawatirkan akan kehilangan momentum pelemahan minyak dunia yang sempat menyentuh 30 dolar Amerika Serikat (AS) tersebut, meski terakhir kembali menguat hingga di kisaran 40 dolar AS per barel.

Sebelumnya pada Jumat (18/3) minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April melonjak 1,74 dolar AS (4,5 persen) menjadi berakhir di 40,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

"Masih rendah karena masih di bawah asumsi minyak mentah (ICP) dalam APBN 2016 yang dipatok 50 dolar AS per barel," kata dia.


Idealnya, menurut dia, sesuai harga keekonomiannya saat ini, harga BBM jenis premium memungkinkan langsung ditekan hingga mencapai Rp5.500 per liter, sementara untuk solar ditambah dengan subsidi pemerintah dapat ditekan hingga Rp4.250 per liter.

"Karena belum tentu kan tiga bulan setelah harga BBM bersubsidi diturunkan minyak dunia tidak akan naik kembali," kata dia.
Ia berpendapat evaluasi harga BBM bersubsidi cukup disertai dengan penetapan ambang batas atas dan batas bawah. Dengan demikian, gejolak harga minyak dunia yang diperkirakan akan terus berlangsung tidak mengganggu stabilitas perekonomian nasional.

"Dengan evaluasi harga yang akan terus berlangsung secara berkala tidak menutup kemungkinan mengganggu aktivitas dunia usaha," kata dia.

Selanjutnya, Fahmi menambahkan ekspor minyak sebaiknya juga tidak perlu menjadi andalan, selain disebabkan terus menurunnya harga minyak dunia, produktivitas minyak nasional juga rendah.


Indonesia, kata dia, tetap harus meningkatkan volume produksi minyak mentah dengan memperbaiki kilang-kilang yang ada. Apalagi konsumsi BBM masyarakat saat ini telah mencapai 1.400 barel per hari, sementara produktivitas kilang minyak nasional hanya mencapai 800-900 barel per hari.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Peneliti temukan bukti adanya planet kesembilan di luar Neptunus

Peneliti temukan bukti adanya planet kesembilan di luar Neptunus

Peneliti temukan bukti adanya planet kesembilan di luar Neptunus
Lukisan artistik yang menunjukkan pandangan jauh Planet Sembilan kembali menuju matahari. Planet itu diduga bergas, serupa Uranus dan Neptunus. (Caltech/R. Hurt (IPAC))


Simulasi komputer menunjukan bahwa planet misterius itu, jika memang ada, mengorbit lebih dari 50 kali lebih jauh dari matahari ketimbang Bumi menurut para astronom dari California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena.

Sejauh ini, planet itu belum diamati secara langsung.

"Ini bongkahan cukup besar dalam tata surya yang masih berada di luar sana untuk ditemukan, yang cukup menarik," kata astronom Mike Brown, yang temuannya dipublikasikan dalam Astronomical Journal pekan ini.

Brown dan astronom Konstantin Batygin, juga dari Caltech, mulanya skeptis bahwa planet sebesar itu bisa lolos dari deteksi.

Tapi mereka membuat model hipotetis efek gravitasi planet pada beberapa badan dalam kawasan dan menemukan pasangan yang hampir sempurna.

Model komputer juga memprediksi lokasi objek lain di luar Neptunus, dalam kawasan yang disebut Sabuk Kuiper, dan itu juga ditemukan dalam arsip-arsip survei.

Pada titik itu, "rahang saya seperti membentur lantai," kata Brown dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters.

Riset Brown sebelumnya membantu menurunkan Pluto pada 2006 dari planet kesembilan tata surya setelah benda kecil ber-es ditemukan di luar Neptunus.

"Semua orang yang marah karena Pluto bukan lagi planet bisa senang mengetahui ada planet nyata yang masih berada di luar sana untuk ditemukan," kata Brown.
Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid

Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid

Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid
Komite Penyelamat Nawacita melakukan aksi di depan Gedung KPK dengan menuntut KPK mengusut tuntas kasus Freeport dan menangkap Setya Novanto dan Riza Chalid. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Soegeng Sarjadi Syndicate Ari Nurcahyo mengingatkan publik agar terus menyoroti dan tidak melupakan pengusaha Muhammad Riza Chalid dalam kasus perundingan kembali perpanjangan kontrak PT Freeport yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden.

"Mundurnya (mantan Ketua DPR) Setya Novanto kan atas desakan publik tetapi publik juga jangan lupa pemain besarnya yang mungkin salah satunya Riza Chalid. Bahkan MKD pun tidak mampu mendatangkannya," kata Ari di Jakarta, Jumat.

Menurut Ari, bisnis PT Freepot sangat besar dan di belakangnya kemungkinan ada pemain-pemain besar.

"Banyak pemain-pemain besar dalam politik "papa minta saham". Riza mungkin dihubung-hubungkan dengan mafia. Mafia itu bukan hanya satu aktor saja tetapi banyak aktor-aktor lainnya karena mereka melakukan persekongkolan," kata Ari.

Setya mengundurkan diri sebagai Ketua DPR kepada Pimpinan DPR, Kamis lalu, namun Partai Golkar malah menempatkannya sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan mengusulkan Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid

Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid

Peneliti minta publik tetap sorot Riza Chalid
Komite Penyelamat Nawacita melakukan aksi di depan Gedung KPK dengan menuntut KPK mengusut tuntas kasus Freeport dan menangkap Setya Novanto dan Riza Chalid. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
"Mundurnya (mantan Ketua DPR) Setya Novanto kan atas desakan publik tetapi publik juga jangan lupa pemain besarnya yang mungkin salah satunya Riza Chalid. Bahkan MKD pun tidak mampu mendatangkannya," kata Ari di Jakarta, Jumat.
Menurut Ari, bisnis PT Freepot sangat besar dan di belakangnya kemungkinan ada pemain-pemain besar.

"Banyak pemain-pemain besar dalam politik "papa minta saham". Riza mungkin dihubung-hubungkan dengan mafia. Mafia itu bukan hanya satu aktor saja tetapi banyak aktor-aktor lainnya karena mereka melakukan persekongkolan," kata Ari.
Setya mengundurkan diri sebagai Ketua DPR kepada Pimpinan DPR, Kamis lalu, namun Partai Golkar malah menempatkannya sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan mengusulkan Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Peneliti : KLB Hepatitis Bogor karena kebersihan

Peneliti : KLB Hepatitis Bogor karena kebersihan

Peneliti : KLB Hepatitis Bogor karena kebersihan
Pemeriksaan Hepatitis Di IPB Dokter dari Dinas kesehatan Kabupaten Bogor memeriksa mahasiswa IPB untuk mengetahui virus hepatitis A di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Jumat (11/12). Pemeriksaan tersebut terkait ditemukannya 32 mahasiswa IPB positif terjangkit hepatitis A dan satu orang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh makanan dan lingkungan yang kurang bersih. (ANTARA FOTO/Jafkhairi) ()
 Kematian yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA) itu tergolong jarang terjadi, karena itu VHA yang menyebabkan KLB di Bogor sebaiknya diidentifikasi secara molekuler,"
Surabaya (ANTARA News) - Peneliti hepatitis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Maria Inge Lusida, M.D., Ph.D, menduga Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang menimpa 28 mahasiswa di Bogor dengan seorang diantaranya meninggal dunia itu terjadi karena faktor kebersihan. 

"Kematian yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA) itu tergolong jarang terjadi, karena itu VHA yang menyebabkan KLB di Bogor sebaiknya diidentifikasi secara molekuler," kata Prof Inge yang juga Direktur Institute of Tropical Disease (ITD) Unair Surabaya itu, Selasa.

Dari penelitian molekuler itu, katanya, akan bisa diketahui jenis genotipe VHA. "Dari penelitian saya bersama rekan peneliti Unair dan Universitas Kobe Jepang pada tahun 2014, strain virus yang menyebar di Indonesia berasal dari VHA genotipe IA," katanya.

Dari sini, tutur peneliti yang telah mempublikasikan 43 judul penelitian tersebut, akhirnya bisa diketahui dan dilacak perjalanan virus tersebut. Indonesia kebanyakan genotipe IA.

"Dengan genotipe, kita bisa tahu asal virusnya dari mana. Selama ini yang sudah diteliti dan ditentukan di Unair adalah VHA genotipe IA. Makanya yang di Bogor harus diteliti secara molekuler. Kalau sampai bukan dari IA, ada kemungkinan itu bawaan dari luar," katanya.

Menurut dia, VHA sendiri memiliki banyak variasi. Hasil penelitian Guru Besar bidang Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Unair yang berjudul "Acute Hepatitis due to Hepatitis A Virus Sub-genotype IA as an Imported Infectious Disease from Indonesia" menyebutkan bahwa VHA sendiri memiliki genotipe IA, IB, IIA, IIB, IIIB, dan IIIA.

"VHA dengan genotipe IA banyak menyebar di negara Indonesia, Jepang, Filipina, Rusia, dan Amerika Serikat. VHA dengan genotipe IIIA banyak menyebar di negara Norwegia, Korea, Jepang, dan India," katanya.

Untuk menghindari diri dari risiko tinggi VHA, ia mengatakan setiap orang bisa melakukan pencegahan. Lingkungan yang tidak higienis mempermudah penularan VHA kepada setiap orang yang berasal dari sumber yang sama.

"Setiap orang yang tinggal di daerah endemis seperti Indonesia sebaiknya melakukan vaksinasi. Penularannya terjadi karena lingkungan yang tidak higienis dan sanitasi yang kurang baik," katanya.

Ia mengatakan virusnya menyebar melalui makanan dan saluran cerna. "Itu sering terjadi pada komunitas seperti sekolah, pesantren, atau asrama. Kali ini di kampus. Jadi, ya, surprise juga," katanya.

Dalam prediksinya, hal itu besar kemungkinan berasal dari satu sumber, misalnya kantin. Untuk mengetahui itu, perlu diteliti sampai molekulernya, sehingga yang perlu diperiksa adalah semua yang berkaitan atau yang memiliki kontak dengan makanan, misalnya kantin, pelayan, dan chef.

"Kita (peneliti Unair) mampu mendeteksi macam-macam genotipe VHA, untuk mencari dari mana sumber VHA itu berasal," kata Prof Inge yang mengaku prihatin dengan kasus kematian mahasiswi yang disebabkan VHA itu.

Ia menambahkan penderita hepatitis itu memang terlihat sekali karena kulitnya menguning, maag akut, dan sakit panas. "Kasus meninggalnya mahasiswi itu bisa terjadi karena memang parah, ditambah dengan kondisi tubuh yang kurang baik, kekebalan tubuh yang rendah," katanya.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top