-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Pemerintah petakan riset perguruan tinggi

Pemerintah petakan riset perguruan tinggi

Pemerintah petakan riset perguruan tinggi
dokumentasi Kunjungan Kerja Menristek Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (kedua kanan) berbincang dengan kelompok tani PT. Tunas Agro Persada di Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (13/3/15). Muhammad Nasir berharap petani melakukan penelitian-penelitian sehingga tercipta inovasi dan pemerintah mendukung penuh supaya produk unggulan pertanian nasional dapat diekspor. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho) ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sedang melakukan pemetaan riset di perguruan tinggi.

"Pemetaan tersebut akan menghasilkan pemetaan unggulan perguruan tinggi. Pemetaan itu diharapkan selesai pada akhir tahun 2016," kata Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemristekdikti Ocky Karta Radjasa di Yogyakarta, Jumat.

Di sela lokakarya Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari), Ocky mengatakan melalui pemetaan itu nanti akan diketahui unggulan yang dimiliki satu perguruan tinggi.

"Masyarakat secara otomatis juga akan mengetahui keunggulan tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia," katanya.

Menurut dia, ada indikator untuk mengukur keunggulan masing-masing perguruan tinggi, antara lain jumlah jurnal yang terindeks, jumlah publikasi pada jurnal internasional, jurnal yang terakreditasi nasional, buku ajar, prototipe hasil penelitian, dan HAKI yang dimiliki.

"Saat ini juga sedang disusun Rencana Induk Nasional (RIN) di bidang riset dan pengabdian kepada masyarakat," kata Ocky.

Ia mengatakan sesuai UU Nomor 12/2012, 30 persen dari total dana Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp1,365 triliun wajib dikucurkan untuk kegiatan riset perguruan tinggi dengan beberapa bidang prioritas yang akan dicantumkan dalam RIN.

Bidang prioritas riset itu antara lain kesehatan dan obat-obatan, energi dan energi terbarukan, transportasi dan manajemen maritim, ketahanan pangan, pertahanan dan teknologi pertahanan, serta sosio humaniora dan pendidikan.

"Sampai saat ini kami masih menerima berbagai usulan agar beberapa bidang dimasukkan. Misalnya soal lingkungan," katanya.

Ketua Umum Hildiktipari Suhendroyono mengatakan peringkat perguruan tinggi di Indonesia di masa mendatang akan ditentukan oleh kualitas penelitian dosen sehingga Hildiktipari sebagai wadah perguruan tinggi bidang pariwisata perlu memberikan pembekalan bagi para anggotanya melalui lokakarya.

"Lokakarya itu untuk seluruh dosen pariwisata se-Indonesia. Lokakarya dibuka oleh Koordinator Kopertis Wilayah V Yogyakarta Bambang Supriyadi sebagai bentuk dukungan kepada dosen pariwisata," kata Suhendroyono yang juga Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Kementerian Desa gandeng 55 perguruan tinggi

Kementerian Desa gandeng 55 perguruan tinggi

Kementerian Desa gandeng 55 perguruan tinggi
Marwan Jafar. (ANTARA/M. Agung Rajasa)
 Kami nanti juga akan koordinasi dengan Kementerian Keuangan, dananya ada tidak?"


"Kami sudah kerja sama dengan 55 perguruan tinggi supaya mahasiswa melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di desa-desa dalam rangka untuk memperkuat desa," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, di Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

Ia mengatakan hal tersebut usai sosialisasi dana desa di Gelanggang Olah Raya (GOR) Gemilang Kabupaten Magelang yang diikuti seluruh kepala desa di wilayah daerah tingkat dua tersebut.

Marwan menuturkan, pihaknya sudah membuat satuan tugas (satgas) dana desa, kelompok kerja (pokja) masyarakat sipil yang melibatkan 300 lembaga swadaya masyarakat (LSM).


"Mereka kami libatkan secara penuh dalam rangka untuk penggunaan dana desa dan kepentingan-kepentingan desa yang lain karena kepentingan desa tidak bisa disederhanakan dengan dana desa," katanya.

Ia menuturkan, konsentrasi pemerintah pada desa luar biasa, terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat.

"Jadi, desa itu tidak didekati hanya dengan dana desa. Kita bicara desa itu bukan semata-mata dana desa, tetapi ada faktor yang lain terutama melibatkan sepenuhnya partisipasi masyarakat desa sekaligus memberdayakan desa. Jadi, perguruan tinggi, masyarakat sipil, satgas, semua pihak kita libatkan," katanya.

Menyinggung penambahan petugas pendampingan dana desa, Marwan mengatakan, sedang dalam tahap pengkajian, belum diputuskan.

"Masih pada proses pengkajian dan mensinkronisasikan dengan lintas kementerian. Kami nanti juga akan koordinasi dengan Kementerian Keuangan, dananya ada tidak? Kalau ada dana bisa ditambah, kalau tidak ada mau bagaimana lagi? Semuanya di Kementerian Keuangan," katanya.

Diharapkan ada penambahan dana, tetapi masih ada proses sinkronisasi dengan Kementerian Keuangan dan sampai sekarang belum ada keputusannya, demikian Marwan Jafar.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Perguruan tinggi potensial perkuat daya saing industri

Perguruan tinggi potensial perkuat daya saing industri

Perguruan tinggi potensial perkuat daya saing industri
Menteri Perindustrian Saleh Husin mendampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution saat menghadiri seminar Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM di Jakarta, Selasa (16/02/2016). (Antaranews/ Humas Kemenperin)

Jakarta (ANTARA News) - Kalangan akademisi di perguruan tinggi dinilai kaya inisiatif dalam memperkuat kemampuan manajemen dan produksi Industri Kecil Menengah (IKM), sehingga potensial meningkatkan daya saing industri.

"Perguruan tinggi termasuk kalangan alumni selalu mengikuti perkembangan dinamis ekonomi," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri seminar alumni Fakultas Ekonomika dan dan Bisnis UGM melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.
Saleh menambahkan, pihak Perguruan Tinggi kerap berinisiatif melakukan penelitian dan penerapan melalui pelatihan kepada pelaku IKM yang turut memperkuat kapasitas produksi, manajemen dan perluasan pemasaran.

Kemampuan khas lainnya, tambah Saleh, ialah kemampuan perguruan tinggi melakukan pemetaan masalah dan potensi ekonomi di masyarakat.

Komunitas kampus, imbuhnya, juga menjadi mitra dialog bagi pemerintah dalam merumuskan strategi ekonomi dengan aktif memberi masukan dan mengawal kebijakan.

Saleh mengungkapkan tiga isu utama penguatan daya saing industri yaitu biaya energi yang terjangkau dan kompetitif; biaya logistik murah; dan bunga pinjaman bank yang rendah.

"Tiga isu ini selalu saya diskusikan dengan kalangan perguruan tinggi agar menjadi pengetahuan bersama. Hasilnya, rekan-rekan kampus turut bersuara dan menjadi 'pressure group' sehingga isu-isu penguatan daya saing tadi diakomodir," ulasnya.
Seminar tersebut dibuka secara resmi Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dan dihadiri pula Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri serta Ketua Kafegama Sapto Amal Damandari yang juga merupakan Wakil Ketua BPK RI.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Presiden minta perguruan tinggi implementasikan hasil risetnya

Presiden minta perguruan tinggi implementasikan hasil risetnya

Pewarta: 
Presiden minta perguruan tinggi implementasikan hasil risetnya
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
 Banyak cara bisa kita lakukan asal riset itu kongkrit bagi rakyat"

Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mendorong perguruan tinggi melakukan hilirisasi riset atau mengimplementasikan hasil risetnya untuk membantu menjawab kebutuhan rakyat di era yang serba kompetitif.

"Hilirisasi riset harus dilakukan agar riset perguruan tinggi benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat malam.

Di hadapan ratusan rektor, Presiden Jokowi mengatakan perguruan tinggi melalui hasil risetnya harus dapat berkontribusi untuk pembangunan lingkungan sekitarnya, bukan hanya untuk internal kampus sendiri.

Menurut Jokowi, guna menunjang pengembangan dan implementasi risetnya, perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan pemerintah maupun swasta.

Ia mencontohkan, pengembangan biofuel misalnya, dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan demikian penemuan atau hasil riset tersebut dapat secara optimal dirasakan oleh masyarakat.

"Banyak cara bisa kita lakukan asal riset itu kongkrit bagi rakyat," kata dia.

Perguruan tinggi, kata dia, juga harus memperbaiki manajemen pengelolaan kampus secara berkelanjutan serta mampu mencari pendanaan secara kreatif.

"Di era persaingan ini kita beradu cepat dengan negara lain," kata dia.

Menurut Jokowi, banyak hasil riset perguruan tinggi yang saat ini dinantikan oleh daerah tertinggal dan terpencil.

Perguruan tinggi, lanjut dia, juga dapat memberikan pendampingan serta membantu memperbaiki manajemen pengelolaan daerah agar mampu meningkatkan daya saing, serta produktivitas masyarakatnya.

Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) dilaksanakan mulai 29-30 Januari 2016. Dalam rangkaian acara itu juga akan digelar Konvensi Kampus XII dan Temu Tahunan XVIII.

Selain dihadiri Presiden Joko Widodo, dalam pembukaan itu juga hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menristek Dikti M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Perguruan Tinggi Indonesia harus jadi Tiga Besar ASEAN

Perguruan Tinggi Indonesia harus jadi Tiga Besar ASEAN

Perguruan Tinggi Indonesia harus jadi Tiga Besar ASEAN
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Semarang (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menargetkan perguruan tinggi di Indonesia harus berada pada posisi tiga besar ASEAN pada 2019.

"Perguruan tinggi kita ini ketinggalan di dunia. Harus lari dengan cepat, tidak boleh lagi kerja pelan-pelan," katanya saat meresmikan kampus baru Universitas PGRI Semarang, Sabtu.

Menurut dia, sekarang adalah era kompetisi, termasuk dalam dunia pendidikan tinggi sehingga perguruan tinggi di Indonesia harus terus meningkatkan kualitasnya untuk bersaing.

Ia mengatakan bahwa seluruh perguruan tinggi harus selalu meningkatkan kualitas dan pelayanan, memperbaiki kinerja serta memperbaik aspek-aspek yang dirasa masih kurang.

"Harus kerja keras, kerja keras, dan kerja keras. Cita-cita kami sampai 2019, kita harus masuk tiga besar di kawasan Asia Tenggara dulu," kata mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu.
Nasir menegaskan ketertinggalan Indonesia dari Thailand, Malaysia, dan Singapura, harus dikejar.


COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top