-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
KPK dan Polri sepakat investigasi bersama kasus korupsi

KPK dan Polri sepakat investigasi bersama kasus korupsi

KPK dan Polri sepakat investigasi bersama kasus korupsi
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (ANTARA/HO/kye)
 Kita perlu kekuatan KPK karena banyak kelebihannya
Jakarta (ANTARA News) - KPK dan Polri sepakat melakukan investigasi bersama (joint investigation) sejumlah kasus korupsi.

"Kita juga sepakat untuk melakukan joint investigation. Jadi investigasi bersama dalam beberapa kasus tertentu yang kita anggap penting," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di gedung KPK Jakarta, Jumat.

Tito didampingi oleh Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Ari Dono, Wakil Kabareskrim Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Arief Sulistyanto, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, mantan Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK yang juga menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Indriyanto Seno Adji dan sejumlah pejabat teras Polri lainnya.

Mereka diterima oleh pimpinan KPK antara lain Ketua KPK Agus Rahardjo, Saut Situmorang dan Basaria Panjaitan.

"Kita prioritaskan kepada bukan hanya sektor pengeluaran uang negara seperti kebocoran-kebocoran di instansi dan daerah, tapi kami juga sepakat mendukung pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara, terutama dari kebocoran di sektor penerimaan negara misalnya pajak, bea cukai, BUMN dan lain lain," tambah Tito.

Menurut Tito, kedua lembaga perlu saling bekerja sama karena baik KPk dan Polri punya sejumlah kelebihan.

"Kita perlu kekuatan KPK karena banyak kelebihannya, kita akan menyampaikan kepada KPK kemudian setelah itu KPK akan membantu personel-personel untuk supervisi, bahkan (membantu) anggaran," jelas Tito.

Selain itu, menurut Tito, KPK punya kelebihan citra yang sangat positif, kekuatan dan kewenangan yang kuat.

Saat ini, setidaknya ada 72 anggota polisi yang menjadi penyidik di KPK, namun 9 orang di antara mereka sudah pensiun dan tidak lagi menjadi polisi.

"Misalnya sejumlah anggota KPK didukung oleh kekuatan dari kepolisian sehingga akhirnya bisa bergerak bersama dan kita bisa tuntaskan kasus-kasus penting yang ada di negara ini. Kita masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan," tambah Tito.

Salah satu kelebihan KPK menurut Tito adalah soal anggaran dan kultur internal yang sudah sangat baik.

"Sekaligus posisi politik KPK kuat. Di sisi lain Polri kelemahannya di bidang anggaran kemudian budaya organisasinya masih yang perlu diperbaiki karena berjumlah tapi kelebihannya, Polri punya jaringan luas sekali, SDM banyak sampai 430 ribu orang."

"Sebaliknya bila KPK yang menginisiasi penyelidikan dan butuh memerlukan bantuan personil polisi dalam rangka penindakan dan lain lain, kita siap mendukung," tegas Tito.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
KPK dan Polri akan terbitkan sprindik kasus tipikor elektronik

KPK dan Polri akan terbitkan sprindik kasus tipikor elektronik

KPK dan Polri akan terbitkan sprindik kasus tipikor elektronik
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kiri) bersama Ketua KPK Agus Rahardjo (kedua kanan) didampingi Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (kanan atas) dan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/8/2016).(ANTARA/Hafidz Mubarak A)

"Kita akan membuat elektronik surat perintah dimulainya penyidikan, jadi nanti dimulainya penyidikan itu seluruh Polres, Kajari diawasi oleh Polri, Jaksa Agung dan KPK, tapi ini khusus untuk Tipikor ya, kalau untuk pidana umum KPK tidak perlu," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung KPK Jakarta, Jumat. 
Agus bersama dengan tiga pimpinan lain yaitu Saut Situmorang dan Basaria Panjaitan menerima rombongan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Tito didampingi oleh Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Ari Dono, Wakil Kabareskrim Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Arief Sulistyanto, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, mantan Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK yang juga menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Indriyanto Seno Adji dan sejumlah pejabat teras Polri lainnya.

Tito dalam pertemuan itu juga meminta KPK memberikan pengarahan kepada komunitas polisi, termasuk istri polisi.

"Kita minta KPK memeberikan pengarahan-pengarahan pada komunitas polisi termasuk istri-istri polisi, kemudian lulusan PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), lulusan Akpol (Akademi Kepolisian), kita lakukan sosialisasi bersama di lingkungan kepolisian," ungkap Tito.
Pencegahan korupsi itu juga nanti akan diperluas hingga ke kantor-kantor polisi di seluruh Indonesia.

"Kalau ada sosialisasi tentang pencegahan korupsi misalnya di daerah Padang, akan masuk juga ke kantor polisi. Kita minta memberikan pengarahan kepada mereka," tambah Tito.
Selanjutnya, Tito juga berharap agar sejumlah penyidik Polri yang bertugas di KPK dapat mendorong perbaikan budaya organisasi.

"Kalau nanti mereka balik ke polisi menjadi agent of change. Kita tempatkan pada posisi posisi penting yang strategis dan rawan koruspi supaya mereka melakukan perubahan," ungkap Tito.

Saat ini, setidaknya ada 72 anggota polisi yang menjadi penyidik di KPK, namun 9 orang di antara mereka sudah pensiun dan tidak lagi menjadi polisi.

Saat ini, setidaknya ada 72 anggota polisi yang menjadi penyidik di KPK, namun 9 orang di antara mereka sudah pensiun dan tidak lagi menjadi polisi.

"Nanti kita kirim lagi seratus orang ke sini untuk membantu KPK menangani korupsi, terpengaruh budaya organisasi yang baik dan menjadi agent of change," tegas Tito.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Polri anjurkan arus balik gunakan jalur selatan daripada Tol Brebes Timur-Cipali

Polri anjurkan arus balik gunakan jalur selatan daripada Tol Brebes Timur-Cipali

Polri anjurkan arus balik gunakan jalur selatan daripada Tol Brebes Timur-Cipali
Foto aerial kendaraan mengantre menuju pertigaan pertemuan antara pintu tol Brebes Timur dan jalur Pantura, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016). Empat jalur dari jalan tol tersebut dibuka untuk kendararaan menuju arah Tegal.(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Korps Lalu Lintas Polri menyarankan pemudik untuk menggunakan Jalur Selatan pada arus balik daripada melalui Jalan Tol Brebes Timur-Cipali yang belum bisa menampung volume kendaraan jumlah besar.

"Mohon tidak hanya menggunakan Jalan Tol Cipali, tetapi juga gunakan jalan lain, termasuk jalur selatan melalui Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Nagrek, dan Bandung, termasuk juga jalur pantura yang lama. Itu kondisinya paling tidak masih didukung fasilitasnya," kata Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Jakarta, Rabu.

Menurut Agung, selain untuk membagi volume kendaraan, Tol Brebes Timur-Cipali juga belum didukung fasilitas tempat pengisian bahan bakar yang mumpuni seperti jalan tol lama.

Korlantas Polri dan Kementerian Perhubungan juga mengonsentrasikan kendaraan masuk dari Brebes Timur pada arus balik.

Polri akan melakukan pengalihan jalur ke Brebes Barat jika antrean kendaraan mencapai lebih dari 5km kemudian dialihkan ke Pejagan jika penumpukan kendaraan juga terjadi di Brebes Barat.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Inspektur Jenderal Puji Hartanto Iskandar mengantisipasi kemacetan di ruas jalur Cikarang Utama akan menjadi titik pertemuan kendaraan.

"Arus balik konsentrasi ujungnya di Cikarang Utama. Sebelum Cikarang Utama, banyak jalur yang bisa dialihkan dari mulai Karawang Timur dan Karawang Barat," ujar Puji.

Pihak Kepolisian juga akan melakukan pengalihan jika terjadi penumpukan kendaraan di Gerbang Tol Cikarang Utama sehingga pemudik diharapkan dapat mematuhi rekayasa lalu lintas.

Korlantas juga menyarankan agar masyarakat dapat membantu menekan volume kendaraan dengan mempercepat perjalanan pulang sebelum akhir pekan mengingat prediksi puncak arus balik terjadi pada H+3 Lebaran, yakni Sabtu (9/7) malam. 
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Polri telusuri KTP diduga milik pelaku bom

Polri telusuri KTP diduga milik pelaku bom

Polri telusuri KTP diduga milik pelaku bom

Kabag Penum Divhumas Mabes Polri Kombes Agus Rianto. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
"Kami masih lakukan pendalaman, termasuk menelusuri sepeda motor yang digunakan pelaku saat bom bunuh diri. Kami juga terus melakukan pendalaman dan pengumpulan keterangan saksi-saksi di TKP," kata Agus saat konferensi pers di kantor Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Berdasarkan data dari KTP tersebut, nama pemilik KTP itu adalah Nur Rohman kelahiran Solo, 1 November 1985, dan merupakan warga Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo.

"Apabila ada perkembangan, termasuk dari KTP tersebut akan kami konfirmasi lebih lanjut," ucap Agus.

Peristiwa tersebut terjadi antara pukul 07.30 -07.40 WIB ketika seorang pengendara sepeda motor memasuki halaman Polresta Solo dan diberhentikan anggota provost yang sedang bertugas dan tidak lama kemudian terjadi ledakan.

Akibat peristiwa tersebut, pengendara sepeda motor diduga sebagai pelaku meninggal dunia.

Sementara itu, Brigadir Bambang Adi Cahyanto yang bertugas mengalami luka di mata sebelah kiri dan luka bakar di bagian tubuh dan saat ini dirawat disalah satu rumah sakit di Solo.

Olah TKP masih berlangsung dan ditemukan beberapa material yang diduga digunakan pada bom yang meledak antara lain beberapa gotri, serpihan benda lain, dan juga bekas-bekas mesiu akibat ledakan.

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Polri masih telusuri kelompok terlibat bom Solo

Polri masih telusuri kelompok terlibat bom Solo

Polri masih telusuri kelompok terlibat bom Solo
Kabag Penum Humas Mabes Polri Kombes Pol. Agus Rianto (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri, Agus Rianto menyatakan pihaknya masih menelusuri terkait kelompok dan jaringan mana yang terlibat dalam peristiwa bom bunuh di Markas Polresta Solo, Jateng, Selasa (5/7) pagi. 

"Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu telah dilakukan upaya penangkapan kepada mereka yang diduga jaringan teroris, misalnya yang terakhir kemaren di Surabaya. Ini kami masih lakukan pendalaman," kata Agus saat konferensi pers di kantor Mabes Polri, Jakarta, Selasa. 

Pihaknya juga menunggu hasil dari tim Disaster Victim Identification (DVI) dan laboratorium forensik (labfor) Polri sehingga bisa menentukan dari kelompok mana terkait bom bunuh diri tersebut.

Ia juga menyatakan pihaknya telah menginformasikan beberapa waktu lalu bahwa semula ancaman teroris adalah lokasi dan hal-hal yang berbau asing, namum belakangan ada penambahan dan pergeseran termasuk aparat kepolisian.

"Kami sudah sampaikan ke jajaran kepolisian untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Tetapi itu tidak mengurangi layanan dan semangat kami kepada masyarakat," tuturnya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dan berlebihan, namun tetap waspada.

"Tim DVI, Labfor, dan Densus 88 masih lakukan penyelidikan terkait semua hal dari peristiwa tersebut, baik jenis bom dan sifatnya," ucap Agus.

Peristiwa tersebut terjadi antara pukul 07.30 -07.40 WIB ketika seorang pengendara sepeda motor memasuki halaman Polresta Solo dan diberhentikan anggota provost yang sedang bertugas dan tidak lama kemudian terjadi ledakan.

Akibat peristiwa tersebut, pengendara sepeda motor diduga sebagai pelaku meninggal dunia.

Sementara itu, Brigadir Bambang Adi Cahyanto yang bertugas mengalami luka di mata sebelah kiri dan luka bakar di bagian tubuh dan saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Solo.

Olah TKP masih berlangsung dan ditemukan beberapa material yang diduga digunakan pada bom yang meledak antara lain beberapa gotri, serpihan benda lain, dan juga bekas-bekas mesiu akibat ledakan.



Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top