-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Indonesia minta dukungan Qatar untuk pimpin OPEC kembali

Indonesia minta dukungan Qatar untuk pimpin OPEC kembali

 | 3.673 Views
Indonesia minta dukungan Qatar untuk pimpin OPEC kembali
Ilustrasi. OPEC (Ist)


Hal itu disampaikan Widhyawan Prawiraatmadja dalam acara silaturahmi dan dialog dengan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Qatar, di Wisma Duta usai menghadiri Pertemuan OPEC di Qatar, demikian Counsellor KBRI Doha Boy Dharmawan kepada Antara London, Kamis.

Kunjungan Widyawan ke Qatar mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Sudirman Said untuk menghadiri Pertemuan OPEC.

Sebelumnya, pada pertemuan OPEC yang dipimpin Menteri Energi dan Industri Qatar Dr. Mohamad bin Saleh Al-Sada gagal mencapai kesepakatan.

Pertemuan yang melibatkan 18 negara penghasil minyak termasuk negara non-OPEC Rusia, gagal menstabilkan output di level Januari hingga Oktober 2016. Pertemuan yang berikutnya direncanakan pada Juni mendatang.

Akibat kegagalan tersebut, harga minyak jatuh sekitar lima persen pada 18 April 2016. Pasar merespon negatif karena adanya kekawatiran banjir pasokan bahan bakar yang tidak diinginkan.

Kegagalan terjadi setelah Arab Saudi menuntut Iran bergabung dalam kesepakatan tersebut. Iran menyatakan produksi minyaknya tidak akan dipangkas demi mendongkrak pangsa pasarnya.

Dalam pernyataannya, Menteri ESDM mengatakan bahwa pertemuan bukan hanya membahas masalah minyak dunia tetapi juga membahas kinerja ekonomi dunia khususnya emerging economies.

Menteri Sudirman menghimbau agar pertemuan memiliki tujuan yang sama, negara peserta pertemuan memiliki tanggung jawab guna mendukung setiap upaya memperbaiki ekonomi global sehingga dapat mengimbangi ekonomi negara maju lainnya.

"Kami mengharapkan agar kita terus berupaya untuk mewujudkan hal tersebut," demikian Sudirman Said.

Sementara itu Dubes RI Doha, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi yang menjadi anggota delegasi mengatakan perundingan memerah pikiran dan berjalan alot hingga molor sampai malam hari.

Sebagai Sekjen sementara OPEC, Menteri Al-Sada sangat mendukung Indonesia untuk memimpin OPEC pada pemilihan mendatang.

Sebelumnya, Qatar juga mendukung Indonesia agar menjadi anggota OPEC kembali pada awal 2016. Keseriusan Qatar tercermin dari pernyataan yang disampaikan ketika menerima kunjungan pejabat tinggi Indonesia ke Qatar.

Pernyataan tersebut juga pernah dilontarkan ketika pertemuan Delegasi DPD yang dipimpin Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Prof Dr. Farouk Muhammad dengan Menteri Saleh Abdulla Al Sada pada akhir Desember 2015.

Qatar mengharapkan Indonesia mengusulkan calonnya untuk menjadi Sekjen OPEC karena dianggap memiliki banyak pakar Migas. Sebagai Sekjen OPEC sementara, Qatar beranggapan Indonesia dapat berperan dalam menjembatani perbedaan antara anggota OPEC. Hubungan baik Indonesia dengan Saudi Arabia dan Iran menyebabkan mengapa Indonesia digadang-gadang sebagai Sekjen OPEC.

Menurut Widhyawan Prawiraatmadja, Indonesia dianggap berhasil ketika memimpin OPEC karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan semua negara anggota OPEC. Selain itu Indonesia juga anggota G-20 yang memiliki pengaruh, ujarnya.

Diutarakan pula bahwa berdasarkan aturan OPEC, Sekjen OPEC selanjutnya ditentukan secara bergilir sesuai urutan abjad. Kemungkinan besar setelah Qatar adalah Venezuela. Hasil keputusan OPEC bersifat konsensus.

Mengingat kedekatan hubungan Venevuela dengan Iran yang berseberangan dengan Saudi tentunya membuka peluang Indonesia menjadi Sekjen OPEC berikutnya.

"Indonesia siap memimpin OPEC jika dikehendaki anggota lainnya," ungkapnya. Kesiapan Indonesia juga didukung penuh oleh Dubes Sidehabi. Indonesia harus memanfaat peluang tersebut", ujarnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Harga minyak dunia naik jelang pertemuan Qatar

Harga minyak dunia naik jelang pertemuan Qatar

Harga minyak dunia naik jelang pertemuan Qatar
Ilustrasi-Harga Minyak (ANTARA FOTO/Grafis)

New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terdorong lebih tinggi lagi pada Senin (Selasa pagi WIB) menjelang pertemuan produsen-produsen minyak utama untuk membahas pembatasan produksi yang banyak ditunggu pada pekan depan di Qatar. 

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 64 sen menjadi berakhir di 40,36 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, bertambah 89 sen menjadi menetap pada 42,83 dolar AS per barel di perdagangan London.

Keuntungan menambah kenaikan lebih dari enam persen pada Jumat lalu, setelah data menunjukkan penurunan stok dan produksi yang lebih lemah di AS.
Bart Melek dari TD Securities mengatakan bahwa fokus tetap pertemuan produsen-produsen utama pada 17 April di Doha yang bisa menghasilkan perjanjian untuk membatasi produksi guna menopang harga minyak mentah.

Tapi Tim Evans, analis Citi Futures, mengatakan laporan produksi yang tinggi di Rusia dan Irak adalah sinyal mengkhawatirkan untuk pasar yang kelebihan pasokan. Demikian pula berita bahwa Kuwait berencana untuk meningkatkan produksinya segera setelah akhir 2016.
"Produsen-produsen ini mungkin hanya mendapatkan peningkatan terakhir mereka ke pasar menjelang pembekuan, tapi rasanya tidak konsisten dengan semangat pembatasan produksi dan menimbulkan keraguan mengenai kemungkinan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati," kata Evans.

Nawal al-Fezaia, Gubernur OPEC Kuwait, mengatakan pada Selasa lalu bahwa negara-negara penghasil minyak utama dapat mencapai kesepakatan atas pembatasan produksi, sekalipun Iran tidak bergabung dengan langkah tersebut.

Namun, bank investasi Goldman Sachs memperingatkan pada Senin bahwa pertemuan pada Minggu itu bisa gagal memperketat pasar yang sangat kelebihan pasokan, demikian AFP.


(T.A026)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Venezuela, Qatar, Saudi dan Rusia akan bertemu bahas harga minyak

Venezuela, Qatar, Saudi dan Rusia akan bertemu bahas harga minyak

Venezuela, Qatar, Saudi dan Rusia akan bertemu bahas harga minyak

Caracas (ANTARA News) - Menteri Perminyakan dan Pertambangan Venezuela Eulogio del Pino mengatakan pada Kamis (25/2) bahwa negaranya akan bertemu dengan Arab Saudi, Rusia dan Qatar pada pertengahan Maret untuk membahas upaya untuk menstabilkan harga minyak.

"Kami telah mencapai kesepakatan...di sebuah kota yang belum ditentukan, untuk memutuskan berbagai usul," kata Del Pino dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita lokal Telesur.

Dia juga meminta semua anggota OPEC dan sekutunya berpartisipasi dalam pertemuan tersebut sehingga dapat mengambil tindakan luas untuk mengatasi pasar yang bermasalah.

"Kami perlu menyerahkan perjanjian ini ke produsen-produsen minyak utama di dunia ... dan mengambil keputusan tentang bagaimana menstabilkan pasar," tambahnya seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Pada 16 Februari, Menteri Perminyakan dari Venezuela, Arab Saudi, Rusia dan Qatar menandatangani kesepakatan di Doha tentang koordinasi tindakan untuk membekukan produksi minyak dalam upaya menstabilkan harga minyak dunia dan memastikan keuntungan berlanjut dari industri.

Perusahaan minyak nasional Venezuela PDVSA juga menyatakan para menteri sepakat untuk membentuk sebuah komite monitoring "untuk menindaklanjuti hasil tindakan-tindakan ini."

Pemerintah Venezuela telah aktif mengupayakan pembekuan produksi sejak pertengahan 2015 karena harga minyak telah jatuh sekitar 70 persen sejak pertengahan 2014 menjadi di bawah 33 dolar AS per barel pada Rabu. (Uu.A026)  

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Rizal Ramli klaim kekayaan gas alam Indonesia kalahkan Qatar

Rizal Ramli klaim kekayaan gas alam Indonesia kalahkan Qatar


Rizal Ramli klaim kekayaan gas alam Indonesia kalahkan Qatar
Dokumentasi pekerja beraktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/9). Tangguh LNG memiliki cadangan sebanyak 16 tcf (triliun kaki kubik) sementara produksi rata-rata sebesar 1,4 bcfd (miliar kaki kubik per hari) dan telah mengirimkan lebih dari 600 kargo LNG ke pasar lokal dan ekspor ke Asia dan Amerika. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
... dikelola secara baik, kekayaan alam ini bisa sangat besar, bisa kalahkan Qatar...
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengklain Indonesia bisa mengalahkan Qatar di sektor gas jika kekayaan alam itu dikelola dengan baik.

"Kalau dikelola secara baik, kekayaan alam ini bisa sangat besar, bisa kalahkan Qatar," katanya, seusai pertemuan dengan sejumlah tokoh Maluku, di Kantor Kemenko Kemaritiman, di Jakarta, Rabu.

Qatar salah satu negara Arab yang memiliki cadangan gas alam terbesar ketiga di dunia. Negara itu hidup dengan memanfaatkan potensi gas alam. "Qatar itu hidup dari gas, pekerja teknisnya dari Indonesia banyak sekali," katanya.
Potensi gas alam yang luar biasa besar, lanjut Ramli, juga ditemukan di Indonesia termasuk di Masela, Maluku serta di perbatasan Indonesia dengan negara Timor Timur.
Namun, ia mengaku tidak ingin gas dari Lapangan Abadi di Blok Masela yang cadangannya mencapai 10,73 triliun kaki kubik (TCF) itu hanya kemudian diambil dan diekspor ke negara lain.

"Kami tidak ingin Maluku gasnya diambil, diekspor, tapi Maluku tidak dapat apa-apa lagi," katanya.
Oleh karena itu, Ramli ingin ada perubahan pandangan dari para pemangku kepentingan untuk pengelolaan sumber daya alam yang lebih berpihak pada rakyat.

Ia ingin rakyat dan masyarakat di sekitar kawasan lapangan gas bisa menarik manfaat sebesar-besarnya.

Selain bisa memberi manfaat untuk rakyat, potensi gas alam Indonesia juga bisa mendorong hilirisasi guna memberikan nilai tambah. Dengan demikian, sektor perdagangan, pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat bisa terus ditingkatkan.

Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Presiden : Indonesia mitra strategis bagi Qatar

Presiden : Indonesia mitra strategis bagi Qatar

Presiden : Indonesia mitra strategis bagi Qatar
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Saya mengundang saudara dan saudari sekalian untuk bersama kami membangun kerjasama di semua bidang, ekonomi, budaya dan hubungan antar manusia dengan kami,"
Doha (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia merupakan mitra strategis bagi Qatar terlebih saat ini tengah mendorong pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur.

"Saya mengundang saudara dan saudari sekalian untuk bersama kami membangun kerjasama di semua bidang, ekonomi, budaya dan hubungan antar manusia dengan kami," kata Presiden saat menghadiri Forum bisnis dan investasi Indonesia dan Qatar pada Senin.

Kepala negara mengatakan seluruh peluang bisnis di Indonesia menjanjikan dengan iklim dan kepastian berusaha yang sangat baik.
"Silahkan datang dan berinvestasi," kata Presiden.

Pada bagian lain pidatonya, Presiden menyampaikan bagaimana proyek-proyek nasional berskala besar khususnya di bidang infrastruktur tengah dilakukan dan keterlibatan swasta dibutuhkan.

Sementara Menteri Ekonomi Qatar Sheikh Ahmad bin Jasim al Thany mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki peluang investasi yang baik.
"Hubungan antara Qatar dan Indonesia memungkinkan pengembangan kesempatan antar kedua negara, dan kita semua disini untuk mengembangkan hubungan lebih baik," katanya.
Dalam forum itu, Presiden didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Menlu Retno Marsudi, dan Menteri ESDM Sudirman Said, Seskab Pramono Anung, Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Sofyan Djalil.

Usai forum tersebut, Presiden kemudian menerima sejumlah kalangan usahawan Qatar masing-masing pimpinan Bank Nasional Qatar Ali Ahmed Al Kuari dan Ketua Kamar Dagang Qatar Sheikh Halifa.
Pada Senin Malam, Presiden dijadwalkan bertemu dengan warga negara Indonesia yang berada di Qatar di Wisma Indonesia, Doha.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top