-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
MPR dorong pemerintah intensif lobi Saudi tambah kuota

MPR dorong pemerintah intensif lobi Saudi tambah kuota

MPR dorong pemerintah intensif lobi Saudi tambah kuota
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid. (MPR RI)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid meminta agar pemerintah lebih mengintesifkan lobi ke Arab Saudi untuk meminta tambahan kuota haji mengingat sejumlah negara Muslim tidak akan menggunakan kuotanya dengan maksimal karena kondisi dalam negerinya.

"Kita ketahui sejumlah negara Muslim seperti Irak, Suriah, Yaman dan beberapa lainnya tengah dilanda konflik di dalam negeri, sehingga kemungkinan negara-negara itu tidak mungkin memaksimalkan kuota haji yang didapat," kata Hidayat lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, kata dia, pemerintah agar melobi kuota tidak terpakai itu supaya diberikan sebagian ke Indonesia. Penambahan kuota haji sangat mendesak untuk Indonesia mengingat animo masyarakat yang begitu besar. Hal itu bisa terlihat dari panjang dan lamanya antrian untuk bisa berangkat menunaikan ibadah haji.

"Di Jakarta saja antriannya sudah sampai 18 tahun. Jadi kalau daftar sekarang baru tahun 2035 nanti bisa berangkat. Di Kalimantan Selatan lebih lama lagi, tahun 2043 baru berangkat. Jadi kondisinya sudah sangat mendesak untuk tambahan kuota," kata dia.
Selain dapat memperpendek antrian haji, kata dia, penambahan kuota juga bisa menghindarkan masyarakat dari tergoda bujuk rayu menempuh jalan pintas untuk bisa melaksanakan ibadah haji. Misalnya, seperti yang terjadi dalam kasus jamaah haji Indonesia yang ditahan karena menggunakan paspor Filipina.

Jamaah Indonesia yang ditahan di Filipina, kata dia, adalah korban bujuk rayu oknum yang melihat ada peluang dari negara-negara yang memiliki kuota haji tetapi tidak memaksimalkan kuotanya karena jumlah penduduk Muslimnya sedikit.
"Mereka mau menempuh cara itu karena ada jaminan mereka bisa ke Tanah Suci dengan aman. Kalau mereka tahu bahwa mereka akan berangkat dengan paspor palsu, dengan cara ilegal mereka juga tentu tidak akan mau," kata Hidayat.
Terkait paspor palsu calon jamaah haji, Hidayat berharap pemerintah dapat melindungi warga negaranya yang menjadi korban bujuk rayu kemudahan berhaji melalui negara orang. Lobi-lobi perlu dilakukan dengan pemerintah Filipina dalam konteks tetangga satu kawasan ASEAN. 
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Deputi Kementerian Haji Saudi respon positif usulan percepatan visa

Deputi Kementerian Haji Saudi respon positif usulan percepatan visa

 | 2.345 Views
Deputi Kementerian Haji Saudi respon positif usulan percepatan visa
Pertemuan Menag Lukman Hakim Saifuddin dengan Deputi Kementerian Haji Arab Saudi Isa Rawwas. (Humas Kemenag)

Jakarta (ANTARA News) - Deputi Kementerian Haji Arab Saudi Dr. Isa Rawwas merespon positif usulan Pemerintah Indonesia terkait percepatan pemrosesan visa jamaah haji Indonesia tahun 1437H/2016M. 

Usulan ini disampaikan  langsung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin  kepada Isa Rawwas di hari kedua kunjungan kerjanya ke Saudi guna memastikan kesiapan penyelenggaraan ibadah haji.

Menurut Menag, Isa Rawwas juga menjanjikan akan memperbaiki kendala administratif yang ada di bawah tanggung jawabnya. Bahkan, Isa Rawwas juga menyatakan kesediaannya untuk dihubungi langsung kapanpun apabila masih terjadi kendala.

"Alhamdulillah Deputi Kementerian Haji menyambut positif usulan pemerintah Indonesia untuk mempercepat pemrosesan visa, sekaligus memperbaiki kendala administratif," kata Menag seusai pertemuan yang berlangsung penuh keakraban di Kantor Deputi Menteri Haji Bidang Informasi di Mekkah, Minggu siang.

Menurut siaran pers Humas Kemenag, Minggu, dalam pertemuan tersebut, Menag menyampaikan harapan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar keterlambatan pengurusan visa yang sempat terjadi tahun lalu karena terkait dengan penerapan e-hajj, tidak terulang lagi pada tahun ini. 

Atas nama Pemerintah dan Bangsa Indonesia, Menag juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Saudi Arabia yang selama ini telah banyak membantu penyelenggaraan haji Indonesia.

Sebagaimana tahun lalu, Pemerintah Indonesia tahun ini akan memberangkatkan 168.800 jemaah haji dan 3.250 petugas. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibanding negara pengirim jamaah haji lainnya. Jemaah haji Indonesia berasal dan tersebar di wilayah geografis yang sangat luas. Untuk itu, persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia bahkan sudah dilakukan bersamaan dengan berakhirnya masa operasional haji tahun sebelumnya.

Setelah pertemuan dengan Deputi Kementerian Haji Saudi, Menteri Agama bertolak menuju Jeddah untuk mempersiapkan rapat koordinasi yang akan berlangsung Minggu sore waktu Saudi.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Saudi sebut persyaratan haji Iran "tak bisa diterima"

Saudi sebut persyaratan haji Iran "tak bisa diterima"

Saudi sebut persyaratan haji Iran
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir. (ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Puspa Perwitasari)
Jeddah (ANTARA News) - Arab Saudi menyebut persyaratan Iran untuk menyertakan warganya dalam ibadah haji tahun ini "tidak bisa diterima" pada Minggu (29/5), setelah Teheran menuduh Riyadh memperbesar hambatan.

"Iran menuntut hak untuk mengatur...mendemonstasikan dan mendapat keistimewaan... yang akan menimbulkan kekacauan saat ibadah haji. Ini tidak bisa diterima," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dala sebuah konferensi pers gabungan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond.

Teheran pada Minggu mengatakan bahwa warga Iran akan melewatkan ibadah haji di Tanah Suci tahun ini, dan menuduh Riyadh "menghalangi jalan menuju Allah."
Jubeir mengatakan Arab Saudi setiap tahun menandatangani nota kesepahaman dengan lebih dari 70 negara "untuk menjamin keamanan dan keselamatan jemaah haji."

"Tahun ini, Iran menolak menandatangani nota kesepahaman," katanya, berargumen bahwa Riyadh telah sepakat memfasilitasi pengaturan perjalanan jemaah Iran meski tidak memiliki hubungan diplomatik atau penghubung perjalanan udara.
"Sangat negatif jika niat Iran sejak awal adalah bermanuver dan mencari-cari alasan untuk menghalangi jemaahnya melakukan ibadah haji," katanya.

"Jika masalahnya tentang kebijakan dan prosedur, saya rasa kami sudah melakukan lebih dari tugas kami untuk memenuhi kebutuhan itu, tapi pihak Iranlah yang menolaknya," kata dia seperti diwartakan kantor berita AFP.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Saudi ingin perbesar investasi pariwisata di Indonesia

Saudi ingin perbesar investasi pariwisata di Indonesia

Saudi ingin perbesar investasi pariwisata di Indonesia
Kawasan Kuta, Bali. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Bogor (ANTARA News) - Arab Saudi mengaku berminat memperbesar investasi di Indonesia, khususnya pada bidang pariwisata dan portofolio keuangan.

Keinginan Pemerintah Arab Saudi itu disampaikan Pangeran Arab Saudi Prince Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Alsaud dalam kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang sekaligus menjabat menteri penghubung Indonesia-Arab Saudi mengungkapkan tiga lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata diminati oleh Arab Saudi.
Tiga lokasi KEK itu adalah Lombok Mandalika, Tanjunglesung Banten, dan Sumatera Barat, katanya.

Berminat pula memperbesar investasi portofolio, Saudi menjajaki kemungkinan bekerja sama pada bidang investasi keuangan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), perusahaan pembiayaan infrastruktur yang dimiliki pemerintah Indonesia.
"Secara keseluruhan kita bersyukur rencana yang kita susun dapat terlaksana, Insya Allah kedatangan Prince Alwaleed akan menjadi penguat dari tahapan-tahapan ke depan dan beliau memberikan komitmen untuk private sector akan sama iramanya dengan yang dilakukan Pemerintah Saudi Arabia," kata Sudirman.

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Pangeran Arab Saudi, Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz al Saud, di Istana Bogor, Minggu sore.
Turut serta dalam rombongan delegasi adalah Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Executive Manager for International Relations Hassna Fahad Alturki, Head of Travel and External Affairs Department Hani Agha, Senior Executive Assistant to H.R.H. Prince Alwaleed Fahad al Otaibi, dan Travel and External Affairs Department Coordinator Reem Almorshed.

Sedangkan Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Sudirman Said, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menag sambut ajakan Saudi perangi terorisme

Menag sambut ajakan Saudi perangi terorisme

Menag sambut ajakan Saudi perangi terorisme
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16)
 Kami mengajak pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenag untuk melakukan aksi nyata memerangi terorisme. Salah satu langkahnya mungkin kita bisa membuat sebuah forum atau konferensi internasional. Minimal se-Asia. 


Ajakan ini disampaikan penasihat Menteri Agama Saudi Arabia, Syaikh Abdul Aziz al-Amar, saat bersilaturahim ke kantor Kemenag, Jakarta, sebut keterangan tertulis Kemenang, Sabtu.

“Kami, menyambut baik ajakan Menag Saudi untuk bekerja sama memerangi terorisme. Jika bisa, lebih cepat, lebih baik,” terang Menag saat menerima kunjungan Syekh Abdul Aziz al-Amar, Jum’at (22/04).  Syaikh Abdul Aziz al-Amar datang didampingi Duta Besar Saudi Arabia untuk Indonesia, Mustafa bin Ibrahim al-Mubarak. 

Sebelumnya, al-Amar mengatakan, Indonesia dan Saudi Arabia mempunyai banyak kesamaan, seperti sosial kemasyarakatan, visi politik dan lain sebagainya. Di samping itu, Indonesia dan Saudi juga mempunyai masalah yang sama, yakni memerangi terorisme

“Kami mengajak pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenag untuk melakukan aksi nyata memerangi terorisme. Salah satu langkahnya mungkin kita bisa membuat sebuah forum atau konferensi internasional. Minimal se-Asia. Jika Menag Lukman berkenan bekerja sama, akan kami sampaikan kepada Menag Saudi,” imbuh al-Amar.
Al-Amar menambahi, Indonesia dan Saudi telah bekerja sama di banyak bidang. Ke depan, kerja sama tersebut bisa dikembangluaskan untuk kebaikan bersama. “Insya Allah Menag Saudi dan Menteri Haji Saudi dalam waktu dekat akan berkunjung ke Indonesia,” tambah al-Amar

Akan hal ini, Menag Lukman mengaku siap  menyambut kedatangan Menteri Agama dan Menteri Haji Saudi. Menurutnya, banyak hal yang nantinya bisa didiskusikan dan dikerjasamakan.

“Gagasan membentuk forum untuk memerangi terorisme ini sangat penting. Jadi kita memiliki cara pandang yang sama. Terorisme memang perlu diklarifikasi. Karena dunia melihat, terorisme identik dengan Islam. Padahal pandangan tersebut tidak benar. Pemerintah Indonesia siap bekerja sama dan menyambut dengan tangan terbuka dan mendukung,” tegas Menag.

Menag sepakat dengan al-Amar, bahwa kedua negara sahabat telah bekerja sama di berbagai bidang. Menag juga menyambut jika ke depan, kerja sama tersebut bisa diperkuat dan diperluas, tidak sekedar dalam MoU saja, namun dalam aksi yang nyata. Dalam kesempatan tersebut, diperkirakan setelah Bulan Ramadhan, pendirian forum internasional untuk memerangi terorisme bisa dilaksanakan. 


Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top