-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Sultan berharap TNI semakin dekat dengan rakyat

Sultan berharap TNI semakin dekat dengan rakyat

Sultan berharap TNI semakin dekat dengan rakyat
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X (ANTARA FOTO/Noveradika)
Yogyakarta (ANTRAA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap pameran alat utama sistem senjata yang digelar di Yogyakarta 15-18 Agustus semakin mendekatkan TNI dengan rakyat.

"Dengan pameran ini masyarakat tidak sekadar tahu alutsista TNI, tetapi yang paling penting adalah bagaimana masyarakat merasa TNI bagian dari masyarakat itu sendiri," kata Sultan dalam pembukaan pameran alutsista TNI bertajuk "Independence Day Military Expo 2016" di Yogyakarta, Senin malam.

Selain mengenalkan alutsista dan mendekatkan TNI dengan masyarakat, Sultan berharap pameran yang memajang lebih dari 200 alutsista itu mampu memacu TNI masuk 10 besar kekuatan militer dunia dalam arti semakin mampu menjaga seluruh wilayah Republik Indonesia dan menjamin keamanan warga negaranya.

"Bagi negara yang berdaulat kekuatan militer adalah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi dan dipriorotaskan dalam pembangunan," katanya.
Sultan mengatakan peringkat TNI versi survei terbaru Global Fire Power (GFP) turun dari posisi 12 pada 2015 menjadi ke-14 pada 2016 dari 126 negara yang disurvei. TNI berada di bawah Pakistan, Mesir, Korea Selatan, Italia, Jerman, Turki, Jepang, Inggris, Prancis, India, Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat di peringkat pertama.

Sementara jika dipersempit di Zona Asia, TNI berada di peringkat ke-8. Sedangkan di Asia Tenggara TNI berada di atas militer negara tetangga berturut-turut seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Laos.

"Berada di peringkat 14 dunia, bukan berarti Indonesia hanya terpaku di situ saja, tetapi kekuatan TNI terus ditingkatkan dengan beberapa pembaruan seperti alutsista," kata dia.

Selain untuk merayakan HUT Ke-71 Kemerdekaan RI, pameran alutsista itu bertujuan mengedukasi masyarakat Yogyakarta mengenai peralatan tempur yang dimiliki TNI.

Lebih dari 200 alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI AD, TNI AU, dan TNI AL dapat dilihat langsung oleh masyarakat. Selain alutsista TNI, beberapa peralatan milik Polri dan BPBD juga ikut dipajang.

Sejumlah alutsista yang dipamerkan di antaranya Meriam 57 S GO, Astros II MK 6, Panser jenis Panhard 2, Defender MRCV 110, serta Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) dan Artileri Medan (Armed). 

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Sultan minta masyarakat tumbuhkan rasa saling percaya

Sultan minta masyarakat tumbuhkan rasa saling percaya

 Pewarta: 
Sultan minta masyarakat tumbuhkan rasa saling percaya
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X (ANTARA FOTO/Noveradika)
 Gejala yang tampak saat ini, masyarakat kita mengidap penyakit akut saling tidak percaya, saling curiga, dan saling menjegal satu sama lain,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X berharap masyarakat di daerah setempat menumbuhkan rasa saling percaya dengan sesama serta menghindari rasa saling curiga guna mewujudkan masyarakat yang berdaya saing.

"Gejala yang tampak saat ini, masyarakat kita mengidap penyakit akut saling tidak percaya, saling curiga, dan saling menjegal satu sama lain," kata Sultan dalam sambutannya pada halalbihalal bersama pejabat, tokoh masyarakat, dan kalangan pengusaha di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Rabu malam.

Menurut Sultan saat ini masyarakat sangat memerlukan kepercayaan di tengah segala macam krisis kepercayaan. 

Masyarakat yang tidak memiliki rasa saling percaya, menurut dia, akan sulit mengembangkan jaringan birokrasi politik dan ekonomi yang sehat dan berdaya saing.

"Tanpa rasa saling percaya tidak ada kekuatan yang saling menghubungkan dan menyangga, melainkan sebaliknya masyarakat akan saling memotong dan mengambil hak orang lain untuk memenuhi kepentingannya," kata dia.
Belakangan ini, menurut dia, masyarakat sulit mempercayai seseorang, lembaga atau peristiwa. "Masyarakat tidak mampu melihat lagi mana yang benar dan mana yang rekayasa, juga siapa yang berbuat dan siapa yang korban," kata dia.
Kendati kepercayaan dinilai sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai macam krisis saat ini, menurut Sultan untuk menumbuhkan rasa saling percaya itu diperlukan tokoh panutan yang dapat dipercaya oleh semuanya.

"Diperlukan seorang pemimpin, seorang guru yang kepentingannya bukan sekarang, namun yang memiliki kualitas dan menjadi panutan pembaruan. Melalui pemimpin semacam itu maka potensi bangsa dapat disatupadukan dan diakumulasikan untuk kepentingan bangsa," kata dia.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Arif Noor Hartanto dalam kesempatan yang sama menambahkan rasa saling percaya juga dibutuhkan di tengah masyarakat DIY yang memiliki potensi konflik antarkelompok.
"Oleh sebab itu dalam momentum Idul Fitri perlu dihadirkan kesalehan sosial dengan menahan diri dari amarah dan memaafkan kesalahan orang lain," kata dia.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Sultan mengharapkan tidak terjadi konflik Pilkada

Sultan mengharapkan tidak terjadi konflik Pilkada


Sultan mengharapkan tidak terjadi konflik Pilkada
Gubernur DIY Sri Sultan HB X (ANTARA FOTO/Regina Safri)
Mewaspadai saja kemungkinan politik uang atau mungkin konflik, harapan saya itu tidak terjadi,"
Bantul (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mengharapkan tidak terjadi konflik masyarakat atau antarpendukung calon dalam pemilihan kepala daerah 2015 yang digelar di tiga kabupaten.

"Mewaspadai saja kemungkinan politik uang atau mungkin konflik, harapan saya itu tidak terjadi," kata Sultan usai menghadiri acara di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa.

Menurut Sultan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan momentum untuk menentukan pemimpin kabupaten lima tahun ke depan, sehingga diharapkan semua pemilih dapat gunakan hak pilihnya dengan memilih calon sesuai pilihannya.

Sedangkan kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati peserta Pilkada serentak, kata Sultan agar nantinya bisa menerima hasil pemungutan suara, dan menerima dengan lapang dada agar tidak terjadi masalah maupun konflik.

"Harus siap menang siap kalah, untuk calon yang penting jangan menumbuhkan konflik masyarakat, baik SARA maupun tuntutan-tuntutan yang tidak proporsional, legowo saja untuk yang menang dan yang kalah," katanya.

Sementara itu, menanggapi kemungkinan adanya praktik politik uang yang berpotensi terjadi saat masa tenang menjelang pemungutan suara 9 Desember, Sultan enggan berkomentar karena itu merupakan urusan penyelenggara pemilu.

"Itu (praktik politik uang) urusan mereka, urusan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), KPU (Komisi Pemilihan Umum) itu, saya tidak mengurusi itu," katanya.

Adapun tiga kabupaten di DIY pada 2015 akan menyelenggarakan Pilkada serentak, daerah itu adalah Kabupaten Bantul, Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman.

Sementara itu, Penjabat Bupati Bantul, Sigit Sapto Raharjo mengatakan, mengimbau kepada warga yang memenuhi syarat sebagai pemilih gunakan hak pilih dengan memilih pasangan calon sesuai hati nurani masing-masing.

"Saya ingatkan bahwa besok 9 Desember kesempatan bagi warga, pemilih untuk menggunakan hak pilih, datanglah ke TPS untuk memilih calon sesuai hari nurani. Lima menit di TPS sangat menentukan Bantul lima tahun mendatang," katanya.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Sultan minta pengrajin batik mengikuti fashion internasional

Sultan minta pengrajin batik mengikuti fashion internasional


Sultan minta pengrajin batik mengikuti fashion internasional
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X (ANTARA FOTO/Regina Safri)
 
Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X mendorong pengrajin batik di daerah ini mengikuti perkembangan tren fashion internasional agar daya saing ekspor batik mampu ditingkatkan.

"Pada era globalisasi ini batik diminta bisa memenuhi selera pasar, selain harganya yang kompetitif," kata Sultan dalam acara Perayaan Jogja Kota Batik Dunia di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Senin.

Menurut Sultan selain agar daya saing ekspor batik dapat ditingkatkan dengan mengikuti tren fashion internasional, pengrajin batik juga diharapkan dapat memadukan antara batik Nusantara dengan busana merek internasional.

"Dengan adanya perpaduan produk fashion yang punya merek dunia dengan khas batik Nusantara maka akan memperkuat ekspor," kata dia.

Ia mengatakan munculnya berbagai ragam batik yang menyesuaikan dengan selera pasar tidak akan mengkerdilkan keluhuran batik, namun justru akan mengukuhkan produk tentun dan batik Indonesia di mata dunia.

Sementara itu, ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad, Larasati Suliantoro Sulaiman mengatakan para pengrajin batik saat ini dituntut untuk memenuhi kebutuhan pasar agar industri batik dapat terus diterima di pasar global.
Kendati demikian, Larasati mengatakan penyesuaian dengan kebutuhan pasar bukan berarti meniru sepenuhnya busana internasional, lantas menghilangkan ciri khas budaya Nusantara.

"Memang penting mengikuti tren global, namun kalau bisa kita tetap harus menjadi "trend setter", tidak boleh sepenuhnya ikut alur tren global," kata dia.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
 Sultan tegaskan alun-alun bukan tempat berjualan

Sultan tegaskan alun-alun bukan tempat berjualan


Sultan tegaskan alun-alun bukan tempat berjualan
Seorang pedagang memindahkan dagangannya saat penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Keraton Yogyakarta, Jumat (31/7). PKL di kawasan Keraton Yogyakarta ditata dan dipindahkan secara bertahap untuk mendukung upaya revitalisasi wilayah Keraton Yogyakarta sebagai kawasan cagar budaya sekaligus detinasi wisata. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko) 
 
Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X menegaskan Alun-Alun Utara Yogyakarta bukan tempat berjualan maupun parkir sehingga perlu dilakukan penataan agar tidak terkesan kumuh.

"Alun-alun itu adalah ruang publik, tetapi bukan untuk berjualan atau parkir karena keberadaan Alun-Alun Utara atau Alun-Alun Selatan itu menyatu dengan keraton. Kalau alun-alun kumuh maka keraton akan kumuh. Saya tidak mau seperti itu, karena saya tidak kumuh," kata Sri Sultan HB X saat mencanangkan Penataan Kawasan Keraton, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, menjaga kondisi Alun-Alun Utara maupun Alun-Alun Selatan agar tidak kotor atau kumuh adalah prinsip yang harus direalisasikan, namun akan ada toleransi yang diberikan agar masyarakat tetap bisa mencari nafkah.

Masyarakat, lanjut dia, sudah bisa memanfaatkan lokasi berjualan yang disediakan yaitu di sisi barat, timur dan utara Alun-Alun Utara.

Pemerintah DIY melakukan perbaikan terhadap pendopo-pendopo yang berada di sekeliling alun-alun, termasuk memberikan fasilitas tambahan berupa shelter untuk berjualan, air bersih, dan toilet yang bisa dimanfaatkan wisatawan.

"Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pedagang yang sudah mau menempati lokasi berjualan yang baru. Sekarang, tinggal menjaga kebersihannya," katanya.
Sultan pun tidak keberatan jika pagar yang berada di sekitar Pekapalan sisi timur dirobohkan untuk memfasilitasi pedagang khususnya pedagang lesehan yang tidak memperoleh tempat berjualan.
"Silahkan saja jika tembok pagar dirobohkan. Asal jangan berjualan di trotoar atau jalan," katanya.
Sementara itu, Koordinator Percepatan Penataan Alun-Alun Utara Didik Purwadi mengatakan, penataan alun-alun meliputi berbagai bidang, seperti perbaikan cagar budaya, penambahan sarana dan prasarana, pengaturan pedagang, lalu lintas, parkir, serta kelembagaan pengelola kawasan.
Penambahan sarana dan prasarana yang sudah dilakukan di antaranya, perbaikan pendopo di sekitar Alun-Alun Utara, mengganti pasir dan perbaikan drainase di Alun-Alun Utara, pembangunan parkir Ngabean menjadi dua tingkat, penyediaan 129 shelter dan 90 gerobak untuk pedagang, penambahan toilet underground serta pengadaan mobil road sweeper.

"Tahap awal penataan Alun-Alun Utara sebagai sub kawasan Keraton sudah selesai, tetapi masih akan tetap dilanjutkan pada tahap berikutnya untuk mengontrol agar kondisinya tetap terjaga," katanya.
Ia berharap, penataan yang dilakukan tersebut mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Yogyakarta termasuk lama tinggal wisatawan di kota tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, akan mendukung rencana Pemerintah DIY dalam menata kawasan Keraton.

"Alun-Alun Utara itu bukan tanah kosong, tetapi bagian dari Keraton Yogyakarta. Harapannya, dengan penataan ini, kawasan akan terlihat lebih rapi," katanya.
Sedangkan pedagang yang belum tertampung, seperti pedagang musiman yang hanya datang saat kondisi ramai, lanjut Haryadi, akan dicarikan solusinya bersama dengan Pemerintah DIY.

Total anggaran yang digunakan untuk penataan Alun-Alun Utara Yogyakarta mencapai Rp22 miliar dan masih ada sejumlah pekerjaan skala kecil yang dilakukan dengan dana sekitar Rp4,7 miliar.
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top