-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Tim SAR cari korban longsor Kebumen

Tim SAR cari korban longsor Kebumen

Tim SAR cari korban longsor Kebumen
Ilustrasi - Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun tanah longsor di Dusun Suwinong, Penungkulan, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah Sabtu (6/2/2016). (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww/16)
Kebumen (ANTARA News) - Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, Pemda Kebumen dan masyarakat mencari enam korban yang tertimbun longsor Kebumen di Dukuh Pohkumbang, Desa Sampang, Jawa Tengah, Minggu.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen Arif menuturkan sekitar 300 personel dilibatkan dalam pencarian korban longsor Kebumen.

Longsor yang terjadi pada Sabtu (18/6) petang tersebut mengakibatkan tiga rumah warga rata dengaan tanah dan dua roboh.

Sebanyak enam orang yang tertimbun longsor, yakni Satimun (40) dan istrinya Sari (35), San Rustin (55), Marsiyem (50), Sutiyem (25) anak San Rustin, dan Poniyem (50)

Arif menuturkan pencarian korban dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Tim harus berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk mencapai lokasi longsor.

Pencarian korban, terpaksa dilakukan secara manual. "Tidak memungkinkan melakukan pencarian korban dengan alat berat karena untuk menuju lokasi medannya cukup berat," katanya.
Ia mengatakan hingga pukul 09.00 WIB belum ada korban longsor Kebumen yang berhasil ditemukan.



Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tim SAR evakuasi 11 penumpang LCT tenggelam

Tim SAR evakuasi 11 penumpang LCT tenggelam

Tim SAR evakuasi 11 penumpang LCT tenggelam
Kantor SAR Balikpapan yang berkoodinasi dalam evakuasi 11 penumpang kapal LCT Kariya Star, Sabtu (11/6/2016). (balikpapan.basarnas.go.id)
 LCT Kariya Star 3 itu tenggelam akibat cuaca buruk ..."
Samarinda (ANTARA News) - Tim pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) berhasil mengevakuasi 11 penumpang kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) Kariya Star 3 yang tenggelam di wilayah perairan Tanjung Mangkaliat, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Kamis (9/6).

Kepala Seksi Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan, Mujiono, pada Minggu dinihari menyatakan, sebanyak 11 penumpang LCT Kariya Star 3 berhasil dievakuasi pada Sabtu pagi (10/6) sekitar pukul 08. 00 Wita.

"Ke-11 orang tersebut sempat dinyatakan hilang sesaat setelah LCT Kariya Star 3 dilaporkan tenggelam di perairan Tanjung Mangkaliat pada Kamis (9/6). Ke-11 orang itu berhasil ditemukan Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 Wita oleh tugboat 69 milik Berau Coal dan dievakuasi pukul 08. 00 Wita," ujarnya.

Ia menimpali, "LCT Kariya Star 3 itu tenggelam akibat cuaca buruk di wilayah perairan Tanjung Mangkaliat, Kabupaten Kutai Timur yang berbatasan dengan wilayah perairan Kabupaten Berau."

Sebanyak 11 orang yang sempat dinyatakan hilang tersebut, menurut dia, ditemukan selamat.

"Mereka dalam kondisi selamat dan sehat. Hingga saat ini, ke-11 penumpang tersebut masih dalam proses evakuasi menuju Tanjung Redeb, Kabupaten Berau," kata Mujiono.

Kantor SAR Balikpapan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kabupaten Berau untuk menyiapkan tenda penginapan sementara bagi korban LCT itu.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkab Berau agar menyiapkan penginapan sementara kepada penumpang dan ABK yang berhasil dievakuasi tersebut," ujarnya menambahkan.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tim SAR berhasil evakuasi pendaki yang celaka di Gunung Slamet

Tim SAR berhasil evakuasi pendaki yang celaka di Gunung Slamet


Tim SAR berhasil evakuasi pendaki yang celaka di Gunung Slamet

Gunung Slamet di Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Anggota tim SAR gabungan yang membawa pendaki bernama Irfan Hidayat (19), mahasiswa Universitas Indonesia, tiba di Posko Lapangan PMI Banyumas sekitar pukul 13.40 WIB.

Sesampainya di Posko Lapangan PMI Banyumas yang ada di kawasan Wanawisata Baturraden, tim medis langsung memeriksa korban.

Petugas kemudian membawanya ke Rumah Sakit Tentara (RST) Wijayakusuma Purwokerto, Kabupaten Banyumas, supaya bisa mendapat perawatan lebih lanjut.

Selain mengevakuasi Irfan, tim SAR gabungan menjemput 12 rekan korban yang ikut mendaki Gunung Slamet. Tim medis juga memeriksa kondisi mereka.

Saat ditemui wartawan, salah seorang teman Irfan yang bernama Lutfi mengatakan bahwa mereka baru pertama kali mendaki Gunung Slamet.

"Kami teman sekampung dari Sumatra, 11 orang kuliah di UI dan dua orang kuliah di ITS," kata mahasiswa Universitas Indonesia itu serta menambahkan bahwa mereka berangkat untuk melakukan pendakian pada Sabtu melaui jalur Baturraden.


Kondisi Korban
Petugas medis dari SAR Purbalingga, dr. Trisma Nur Indra, mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, laju napas dan kesadaran Irfan masih bagus.

Tim medis menemukan luka di kepala luar namun tidak ditemukan tanda cedera vertikal maupun cedera tulang belakang.

Namun, Trisma mengatakan, hasil pemeriksaan awal tersebut harus dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan laboratorium atau radiologi di rumah sakit.

Ia menduga korban terluka karena terbentur benda tumpul atau batu.

"Saat pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya patahan," katanya.

Kakak Irfan yang menunggu proses evakuasi, Aulia Rahman (23), mengatakan bahwa Irfan bukan anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala UI).

Meskipun hobi mendaki gunung, dia mengatakan, Irfan tidak tahu dasar-dasar pendakian.

"Ini merupakan pendakian kedua yang dia lakukan. Sebelumnya dia mendaki Gunung Papandayan," kata Aulia, serta menambahkan Irfan sudah lama merencanakan pendakian ke Gunung Slamet

Dia mengaku mengetahui musibah yang dialami Irfan dari salah seorang teman kos adiknya di Depok, Jawa Barat.

"Teman kos Irfan kasih tahu kemarin sore, sekitar pukul 18.00. Dia bilang kalau Irfan terpeleset hingga jatuh dan mengalami luka di kepala saat hendak turun," kata Aulia, yang setelah mendengar kabar itu langsung menuju Baturraden.

"Orang tua kami juga sedang dalam perjalanan dari Cikarang ke sini," tambah dia.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tim SAR evakuasi seorang pendaki Mapala UI

Tim SAR evakuasi seorang pendaki Mapala UI

Tim SAR evakuasi seorang pendaki Mapala UI
Gunung Slamet. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)


"Korban diketahui bernama Irfan (19). Dia dikabarkan mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan patah tulang di sekitar pinggang," kata Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas Heriana Ady Chandra di Banyumas, Minggu malam.

Menurut dia, informasi mengenai kejadian kecelakaan tersebut pertama kali diterima oleh Satuan Penanganan Bencana (Satgana) Palang Merah Indonesia (PMI) Tegal yang diteruskan ke Posko PMI Banyumas pada hari Minggu (17/4), sekitar pukul 10.00 WIB.

Dalam hal ini, kata dia, rombongan Mapala UI yang berjumlah 13 orang terdiri atas sembilan pria dan empat perempuan melakukan pendakian Gunung Slamet melalui jalur Guci, Kabupaten Tegal, dan berencana akan turun melalui jalur Baturraden, Banyumas.


Akan tetapi sesampainya di areal pasir atau sekitar puncak Gunung Slamet dalam perjalanan dari jalur Guci menuju Baturraden, lanjut dia, korban terjatuh dan terguling sehingga mengalami luka di sekitar kepala, kaki, dan tulang rusuk serta dalam kondsi setengah sadar.

"Saat ini posisi korban sudah dievakuasi oleh rekan-rekan korban dan pendaki asal Yogyakarta dari areal pasir masuk ke areal vegetasi yang berada di sekitar Pos Plawangan, Baturraden," katanya.
Menindaklanjuti informasi tersebut, kata dia, tim dari PMI Banyumas mendirikan posko lapangan di pintu gerbang pendakian Gunung Slamet jalur Baturraden.

Selain itu, lanjut dia, relawan dari Radenpala Banyumas yang berjumlah lima orang telah berangkat menuju lokasi kejadian pada pukul 11.00 WIB untuk mengakuasi korban.

Ia mengatakan bahwa sebagian potensi SAR juga telah berada di Posko Lapangan PMI Banyumas.

"Tadi pada pukul 19.30 WIB, satu SRU (Search and Rescue Unit) yang terdiri atas tujuh orang yang berasal dari Orari, Radenpala, Tagana, Pramuka Pedulu, Banser, dan SAR Sekolah Pelayaran Maritim telah berangkat ke lokasi kejadian, disusul satu SRU lagi pada pukul 20.30 WIB," katanya.

Chandra mengatakan bahwa tim SAR yang melakukan upaya penjemputan dan evakuasi terhadap korban tidak hanya diberangkatkan melalui jalur Baturraden tetapi juga Bambangan, Kabupaten Purbalingga.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Tim SAR KM Marina resmi ditarik

Tim SAR KM Marina resmi ditarik

Tim SAR KM Marina resmi ditarik
ilustrasi Pencarian Korban KM Marina Diperpanjang Kepala Basarnas Makassar Roki Asikin menunjuk lokasi pencarian korban tenggelamnya KM Marina Baru 2B saat melakukan koordinasi dengan tim SAR di Posko Tim SAR Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/12).(ANTARA FOTO/Yusran Uccang/nz/15 ()
 Sesuai dengan prosedur tetapnya. Masa pencarian itu tujuh hari kemudian diperpanjang selama tiga hari kemudian dilakukan evaluasi,"

Makassar (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) yang memimpin proses pencarian bersama regu SAR lainnya resmi menarik semua personelnya setelah masa pencaharian korban Kapal Motor (KM) Marina berakhir selama 10 hari.

"Sesuai dengan prosedur tetapnya. Masa pencarian itu tujuh hari kemudian diperpanjang selama tiga hari kemudian dilakukan evaluasi," ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI Ivan Ahmad Riski Titus yang dikonfirmasi, Selasa.

Dia mengatakan, pada proses pencarian terhadap korban KM Marina Baru 2B itu tidak semua korban berhasil dievakuasi dan masih menyisakan sekitar 12 orang penumpang lainnya yang menjadi korban.

Ivan mengaku jika setiap kali misi pencarian dilakukan oleh regu SAR pasti mengikuti semua prosedur tetap (Protap) yang ada dan evaluasi dari misi itu menjadi pertimbangan untuk diambil keputusan baru lagi.

"Penutupan kegiatan tentu tapi tergantung evaluasi. Namun, pencarian bisa saja dilanjutkan ketika pemilik kapal meminta untuk dilakukan lagi pencariannya," jelasnya.

Berdasarkan data penumpang KM Marina di manifes, jumlah penumpang sebanyak 118 orang dan yang sudah ditemukan sebanyak 106 penumpang, 40 penumpang selamat dan 66 penumpang meninggal.

"Korban yang telah ditemukan juga belum bisa dipastikan semua apakah masuk dalam daftar manifes atau tidak. Tetapi pada prinsipnya kami hanya melakukan penyelamatan siapapun dia," kata Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Frans Barung Mangera.

KM Marina mengangkut penumpang sebanyak 118 orang, di antaranya 91 orang dewasa, 19 anak-anak dan balita serta selebihnya anak buah kapal (ABK).

Kapal Motor (KM) Marina berangkat dari Pelabuhan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, menuju Pelabuhan Bansalae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12) sekitar pukul 11.00 Wita.

Kemudian setelah berlayar beberapa jam, kapal itu dihantam ombak besar dan sempat melaporkan ke Syahbandar Siwa sekitar pukul 16.00 Wita bahwa kapal itu kemasukan air akibat terjangan ombak besar.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top