Pewarta: Abd Aziz

Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Sebab dengan dengan toleransi tesebut kita tetap bisa hidup berdampingan secara harmoni dan damai,"
Bangkalan (ANTARA News) - Anggota MPR RI HM Farid Alfauzi
menyatakan, toleransi merupakan kunci damai berbangsa dan bernegara yang
harus tetap terjaga di negeri ini.
"Sebab dengan dengan toleransi tesebut kita tetap bisa hidup berdampingan secara harmoni dan damai. Sikap toleran itulah yang harus terus dipupuk dan dikembangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya saat menyampaikan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Pondok Pesantren Al-Kholidiyah, Burneh, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (20/6).
Dalam rilis yang diterima Antara, Minggu (21/6) sosialisasi yang
diikuti berbagai kalangan masyarakat di Bangkalan dengan jumlah peserta
sebanyak 200 orang, anggota MPR dari Fraksi Partai Hanura ini
memfokuskan pada penyampaian sosialisasi empat pilar kebangsaan dan
bernegara yang meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal
Ika.
Ia mengatakan bahwa, empat pilar dari konsepsi kenegaraan Indonesia
tersebut merupakan prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia ini untuk
bisa berdiri kokoh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian
bangsa Indonesia.
"Setiap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa
keempat pilar itu merupakan prinsip-prinsip moral bangsa Indonesia yang
memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur," katanya.
Lebih lanjut Farid mengatakan, dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa diperlukan adanya usaha untuk melakukan penyadaran,
pengembangan, dan pemberdayaan.
Kegiatan sosialisasi sebagaimana digelar di Bangkalan itu,
menurutnya sangat penting dilaksanakan oleh semua pihak, baik oleh
penyelenggara negara di tingkat pusat maupun daerah, dan demikianj juga
dengan segenap warga negara Indonesia harus sama-sama bertanggung-jawab
untuk memahami dan melaksanakan nilai-nilai Empat Pilar dalam kehidupan
sehari-hari.
Anggota MPR RI asal daerah pemilihan (Dapil) XI Jawa Timur ini juga
menyebutkan, bahwa sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa keberadaan masyarakat
yang majemuk merupakan kekayaan bangsa yang harus diakui, diterima, dan
dihormati.
Namun, katanya, tanpa disadari, ketidakmampuan mengelola kemajemukan
dan ketidaksiapan masyarakat menerima kemajemukan tersebut telah
mengakibatkan terjadinya berbagai gejolak yang membahayakan persatuan
dan kesatuan bangsa.
Farid Alfauzi menyebutkan, di Pulau Madura ini, terdapat banyak suku
bangsa yang hidup, bekerja, dan menetap disini. Mereka bisa hidup
bersama secara damai. Tidak mempersoalkan perbedaan yang ada pada
dirinya. Mereka mau memahami perbedaan yang ada sebagai sebuah kenyataan
yang tidak perlu dipertentangkan.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015