-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Kanselir Austria sarankan penghentian pembicaraan keanggotaan turki di UE

Kanselir Austria sarankan penghentian pembicaraan keanggotaan turki di UE

 | 2.452 Views
Kanselir Austria sarankan penghentian pembicaraan keanggotaan turki di UE
Dokumentasi: Seorang pria membaca spanduk dengan nama-nama penduduk sipil dan polisi yang tewas saat melawan percobaan kudeta, di Taksim Square di Istanbul, Turki, Rabu (20/7/2016). Slogan (R) tertulis "Kedaulatan milik bangsa". (REUTERS/Alkis Konstantinidis )

Wina (ANTARA News) - Kanselir Austria Christian Kern, Rabu, mengatakan akan mulai pembahasan di antara kepala pemerintahan Uni Eropa untuk berhenti melakukan pembicaraan dengan Turki tentang keanggotaan negara itu di Uni Eropa karena kemerosotan demokrasi dan ekonomi di Turki.

Pemimpin Uni Eropa menyuarakan keprihatinan atas kebijakan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada tersangka pembangkang setelah kudeta gagal pada bulan lalu, mengetahui pemikirannya untuk menghidupkan kembali hukuman mati di Turki, yang menjadi garis pembatasan keanggotaan Uni Eropa.

Kern mempertajam retorika penting dalam wawancara dengan penyiar media Austria ORF.

"Kami semua sangat disarankan untuk sekarang mengatakan bahwa kami menekan tombol reset," katanya, seraya menyebut pembahasan keanggotaan "fiksi diplomatik".
"Kita tahu bahwa standar demokrasi jelas tidak cukup untuk membenarkan keanggotaan (Turki) ... pertanyaan ekonomi setidaknya sama penting karena ekonomi Turki terlalu jauh dari rata-rata Eropa," katanya.

Ketika ditanya apakah Austria akan mengusulkan sebuah proposal untuk menghentikan pembicaraan keanggotaan pada pertemuan dewan Eropa pada 16 September, Kern mengatakan Austria akan "memulai diskusi tentang ini. Kami akan meminta konsep alternatif. "

Sebelumnya dilaporkan bahwa Pemerintah Turki menangguhkan, menahan atau menempatkan di bawah penyelidikan lebih dari 60.000 tentara, polisi, hakim, guru, pegawai negeri dan lain-lain sejak upaya kudeta 15 Juli.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu mengumumkan keadaan darurat tiga bulan setelah kudeta gagal pada 15 Juli.

Presiden Turki tersebut menyeru rakyat agar tak khawatir, demikian laporan Xinhua. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan tindakan yang perlu, termasuk langkah ekonomi.

Keadaan darurat akan berlaku setelah disetujui di Parlemen.

Kudeta gagal itu, yang meletus pada bulan lalu, dan sedikitnya 290 orang, termasuk lebih dari 100 perencana kudeta, tewas, kata pemerintah.

Erdogan juga mengatakan negara lain mungkin terlibat dalam upaya kudeta 15 Juli.

Presiden Turki tersebut mengatakan ia diberitahu mengenai upaya kudeta itu pertama oleh saudara iparnya dan reaksi pertamanya ialah tidak percaya.

Ia mengakui ada kelemahan intelijen dalam peristiwa tersebut. "Kalau saja ada laporan intelijen yang tepat, semua itu bisa mencegah upaya kudeta tersebut," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan pemerintah telah mengirim permintaan kepada Pemerintah AS bagi ekstradisi Gulen. "Saya harap mereka akan melakukan tindakan sesegera mungkin," katanya menambahkan.

Presiden Turki juga mengatakan mungkin ada hubungan antara gerakan Gulen dan pilot yang menembak jatuh jet Rusia pada November lalu, demikian Reuters.

(G003)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Turki blokir siaran WikiLeaks soal surel partai berkuasa

Turki blokir siaran WikiLeaks soal surel partai berkuasa

Turki blokir siaran WikiLeaks soal surel partai berkuasa
Pendiri WikiLeaks Julian Assange saat memberikan keterangan pers di Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris, Senin (18/8/14). (REUTERS/John Stillwell/Pool)
London (ANTARA News) - Situs WikiLeaks merilis hampir 300.000 surel yang berhubungan dengan partai Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, AKP, dan Turki langsung memblokir aksesnya pada Rabu (20/7). 

Seorang pejabat Turki mengatakan situs WikiLeaks diblokir "karena pelanggaran privasi dan publikasi data yang diperoleh secara ilegal."

WikiLeaks menyatakan surel itu berasal dari domain web akparti.org.tr dan umumnya berhubungan dengan masalah dunia dan bukan "masalah internal paling sensitif."

Mereka menyebut surel-surel dari tahun 2010 sampai 6 Juli 2016 itu diperoleh sebelum upaya kudeta pada 16 Juli.

"WikiLeaks memajukan jadwal publikasinya sebagai respons atas pembersihan pemerintah pascakudeta," kata situs itu dalam sebuah pernyataan.
Menurut WikiLeaks, sumber surel-surel tersebut "tidak berhubungan dengan elemen-elemen di balik upaya kudeta, atau dengan partai politik lawan atau pemerintah."
Upaya kudeta yang menewaskan lebih dari 300 orang Jumat pekan lalu mewakili ancaman paling serius selama 13 tahun Erdogan memimpin Turki.

Puluhan ribu orang, termasuk tentara, polisi, hakim dan guru, sejak itu ditahan atau dipecat dalam upaya pembersihan yang dilakukan pemerintah.

WikiLeaks yang dibentuk 2006 dan diluncurkan setahun kemudian oleh bekas peretas Australia Julian Assange mengemuka tahun 2010 ketika merilis video helikopter Amerika Serikat menyerang Baghdad yang menewaskan dua staf Reuters.

Tahun itu mereka juga merilis puluhan ribu domuken militer Amerika Serikat yang terkait dengan perang Afghanistan dan Irak, merinci kasus-kasus kekerasan, penyiksaan, dan kematian warga sipil.

Mereka kemudian membocorkan 250.000 kabel diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Erdogan SMS rakyat Turki dukung demokrasi

Erdogan SMS rakyat Turki dukung demokrasi

Erdogan SMS rakyat Turki dukung demokrasi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)
 Militer kami bersih, dan tak seorang pun dapat membahayakannya."
Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim pesan singkat (short messages system/SMS) massal ke semua telepon seluler (ponsel) rakyat negerinya guna memohon mereka mendukung demokrasi dan perdamaian, Sabtu.

Pesan dari "RT ERDOGAN" dan ditandatangani dengan nama lengkapnya, Recep Tayyip Erdogan, juga meminta warga turun ke jalan melawan kelompok pembangkang, yang didalangi sebagian pimpinan militer Turki dalam upaya kudeta pada Jumat malam waktu setempat.
Erdogan pada Sabtu pagi juga mengumumkan bahwa pemerintah berfungsi, dan dirinya tetap memangku jabatan.
Di dalam pidato kedua yang disampaikan di Bandar Udara Istanbul dalam waktu kurang dari dua jam, Presiden Turki tersebut mengatakan bahwa angkatan bersenjata tidak dan tidak akan bisa memerintah Turki.

Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta untuk mempertahankan militer agar "tetap bersih".

Di dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi, segera setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Ataturk di Istanbul, Presiden Erdogan mengatakan bahwa Kota Pelancongan Marmaris di bagian barat-daya Turki dibom lantaran para penyerangnya mengira dirinya "masih berada di sana".

Ia pun berikrar, "Militer kami bersih, dan tak seorang pun dapat membahayakannya."
Mantan Perdana Menteri Turki itu menuduh upaya kudeta di negerinya dilakukan oleh gerakan yang dipimpin oleh tokoh Turki Fethullah Gulen --yang kini tinggal di Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Ankara telah menuduh gerakan itu mengoperasikan negara paralel dan berusaha menggulingkan Pemerintah Turki.
"Mereka mendapat perintah dari Pennsylvania," kata Erdogan, merujuk ke satu "kelompok minoritas" di dalam militer sebagai bagian dari "struktur paralel".
Ia menimpali, "Pada hari ini, tindakannya adalah pemberontakan. Yang mereka lakukan adalah pengkhianatan." 
Kemudian, ia menyerukan agar semua prajurit tidak "mengarahkan senjata ke arah ibu kalian" dan "terhadap bangsa".
Pemimpin Turki tersebut juga mengungkapkan sekretaris jenderalnya dibawa pergi. "Apa yang akan kalian lakukan dengan sekretaris jenderal saya?" katanya mempertanyakan.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim telah mengatakan, sebagian besar situasi di Ankara terkendali dan 120 orang ditangkap.

Sedikit-dikitnya, 60 orang tewas di Turki saat beberapa kelompok di dalam militer berusaha menggulingkan pemerintah, demikian laporan dari Kantor Kejaksaan yang dikutip Reuters.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Menlu: Inggris tekankan dukungan bagi pemerintah Turki

Menlu: Inggris tekankan dukungan bagi pemerintah Turki

 | 1.272 Views
Menlu: Inggris tekankan dukungan bagi pemerintah Turki
Aparat keamanan pro-pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melucuti tentara yang mencoba kudeta pada Jumat (15/7/2016) waktu setempat. (twitter.com/anadoluagency)


"Baru saja berbicara dengan #Menteri luar negeri Turki @MevlutCavusoglu. Saya menekankan dukungan #UK untuk institusi dan pemerintah terpilih yang demokratis," kata Johnson di akun Twitter-nya. 

Upaya kudeta militer Turki gagal pada Sabtu setelah banyak orang menjawab seruan Presiden Tayyip Erdogan untuk turun ke jalan guna mendukung dia.

Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu pagi waktu setempat mengatakan pemerintah berfungsi dan ia tetap memangku jabatan, setelah negara itu dilanda kudeta malam sebelumnya.

Di dalam pidato kedua yang disampaikan di Bandar Udara Istanbul dalam waktu kurang dari dua jam, Presiden Turki tersebut mengatakan Angkatan Bersenjata tidak dan tak bisa memerintah Turki.

Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta untuk mempertahankan militer agar "tetap bersih".

Di dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi segera setelah ia mendarat di Bandar Udara Internasional Ataturk di Istanbul, Presiden Turki itu mengatakan Kota Pelancongan Marmaris di bagian barat-daya Turki dibom sebab para penyerang mengira ia "masih berada di sana".

Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta di dalam militer, dan mengatakan, "Militer kami bersih dan tak seorang pun dapat membahayakannya."

Ia menuduh upaya kudeta di negerinya dilakukan oleh gerakan yang dipimpin oleh tokoh Turki Fethullah Gulen --yang kini tinggal di Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.

Ankara telah menuduh gerakan itu mengoperasikan negara paralel dan berusaha menggulingkan Pemerintah Turki.

"Mereka mendapat perintah dari Pennsylvania," kata Erdogan --yang merujuk ke satu "kelompok minoritas" di dalam militer sebagai bagian dari "struktur paralel".

"Hari ini, tindakannya adalah pemberontakan, apa yang mereka lakukan adalah pengkhianatan," katanya. Ia menyeru semua prajurit agar tidak "mengarahkan senjata ke arah ibu kalian" dan "terhadap bangsa".

Pemimpin Turki tersebut juga mengungkapkan sekretaris jenderalnya dibawa pergi. "Apa yang akan kalian lakukan dengan sekretaris jenderal saya?" ia mempertanyakan.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim telah mengatakan sebagian besar situasi di Ankara telah dikendalikan dan sebanyak 120 orang ditangkap.

Sedikitnya 60 orang tewas di Turki saat beberapa kelompok di dalam militer berusaha menggulingkan pemerintah, demikian jumlah terkini dari Kantor Kejaksaan yang dilansir Reuters.

(G003)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Muhammadiyah kecam teror di Prancis dan kudeta Turki

Muhammadiyah kecam teror di Prancis dan kudeta Turki

Muhammadiyah kecam teror di Prancis dan kudeta Turki
Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
 Islam tidak membenarkan adanya terorisme."
Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah KH Haedar Nashir mengecam aksi teror yang terjadi di Nice, Prancis, dan upaya kudeta di Turki.

"Siapapun pelakunya setiap teror mematikan yang menghilangkan nyawa merupakan perbuatan tak dibenarkan oleh Islam," ujarnya, saat diwawancarai di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu.

Dia mengemukakan hal itu disela-sela menghadiri Silaturrahim Keluarga Muhammadiyah Sulsel, yang turut dihadiri anggota DPD Iqbal Parewangi, Walikota Makassar Muhammad Ramdhan Pomanto dan sejumlah tokoh lainnya.

"Islam tidak membenarkan adanya terorisme. Kalaupun pelakunya orang Islam, mereka tidak mewakili Islam sebagai sebuah ajaran," kata pria yang terpilih pada Muktamar Muhammadiyah di Makassar tersebut.

Terkait upaya kudeta di Turki, Haedar bersyukur bahwa aksi tersebut hanya dilakukan faksi kecil militer dan tidak didukung penuh oleh militer yang ada di negara di antara Benua Asia dan Eropa itu.

"Memang akhir-akhir ini banyak kejadian di dalam negeri Turki. Turki itu ada yang ke Timur Tengah, ada yang ke Eropa. Imigran Turki itu tangguh. Banyak bangunan di Jerman milik mereka," katanya.

Saat berceramah tentang silaturrahim, dia mengatakan dalam Islam orang yang banyak menyambung silaturrahim atau silaturahmi akan diperpanjang umurnya.

"Ada sahabat atau yunior kita datang ke rumah kita pasti senang. Majalah Suara Muhammadiyah silaturahmi ke Unismuh, maka lahirlah kerja sama," ujarnya.
Adapun musuh silaturrahim, menurut dia, adalah memutus persaudaraan. Padahal, memutus persaudaraan lebih mudah dari membangun persaudaraan, katanya.

"Nabi memberi waktu tiga hari ketika orang tidak bertegur sapa. Kalau persaudaraan kita terputus. Datangi dia. Mempertautkan yang putus susah karena ada ego. Puncak spiritualitas pasca-puasa adalah mempertautkan yang putus," demikian Haedar Nashir.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top