-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Bincang-bincang dengan Yenny Wahid

Bincang-bincang dengan Yenny Wahid

Bincang-bincang dengan Yenny Wahid
Direktur Wahid Institute yang juga seorang politisi dan aktivis, Yenny Wahid, dalam peluncuran kampanye #PositionOfStrenght bersama Twitter Indonesia, di Jakarta, Jumat (22/4/2016). (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Pemilik akun @yennywahid ini menilai sosial media memberikan ruang bagi kaum hawa untuk mengekspresikan diri namun juga membuat dampak negatif seperti rentan tekanan psikologis.

Berikut petikan wawancara dengan anak Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid tersebut. 

T( tanya): Akun apa saja yang dimiliki?
J (jawab) : Twitter, Instagram. Path sudah didownload-in suami saya tapi enggak pernah saya isi. Facebook dulu ada tapi terlalu banyak dipakai orang untuk nge-post yang aneh-aneh, lalu saya nonaktifkan.

T: Bagaimana kebiasaan ber-sosial media?
J: Kadang-kadang aktif, kadang-kadang pasif. Memang seharusnya konstan, saya belum meng-upgrade cara saya bersosmed. Masalahnya saya terjebak pada keinginan untuk menjadi otentik, sehingga maunya mengerjakannya sendiri, enggak mau pakai admin, tetapi orang dengan kesibukan seperti saya jadi sulit sekali.

T: Bagaimana menanggapi haters di sosial media?
J: Haters harus dijelaskan dengan santai. Kita harus jelaskan faktanya, tapi dengan cara yang santai, dan jangan pernah terjebak emosi, apalagi dengan tweet war, kalau masih ada yang enggak puas saya selalu bilang "silakan saja, enggak masalah kok kalau enggak puas".

T: Apakah membalas komentar atau kicauan haters?
J: Kadang-kadang saya reply, saja jelaskan dengan cara saya, santai saja, karena kalau dibikin mengikuti mereka, ngapain? Energi kita habis terbuang meladeni orang yang memang pikirannya sudah penuh dengan negativitas.

T: Komentar seperti apa yang dilontarkan haters?
J: Kalau ada apa-apa pasti jilbab saya yang diserang. Ada orang yang mengatakan bahwa hanya ada satu cara berjilbab yang benar, yang lainnya tidak benar. Padahal dari dulu nenek saya, orang tua, cara berpenutup kepalanya ya seperti saya ini, dan mereka isterinya kiyai, anak kiyai, sangat mengerti yang namanya hukum Islam, enggak masalah, kok sekarang seolah-olah dipermasalahkan, diharamkan, dianggap enggak cukup.

Jadi, kalau saya mengikuti kemauan orang-orang yang ingin mendikte satu interpretasi saja, cara berkerudung, maka saya mengatakan nenek saya salah, ibu saya salah, meng-iya-kan itu, dan saya enggak mau, buat saya cara yang saya lakukan, saya yakini, tidak menyimpang dari ajaran agama. Kalau ada yang enggak menerima silakan, saya tinggal menutup mata saja.

T: Beralih ke soal pilkada DKI, ada calon perempuan,  yang punya julukan Wanita Emas...J: Perempuan ikut pilkada menurut saya sangat bagus. Jangan cuma wanita emas kalau bisa, kalau bisa wanita berlian, wanita perak ikut semua.
Saya tidak mengenal beliau secara pribadi, tetapi saya mengagumi tekad dan keberaniannya untuk selalu mencalonkan diri.

T: Kalau Ahmad Dhani?
J: Saya kenal dulu, terakhir kali ketemu ketika dia masih bersama Maia, jadi sudah lama sekali. Dia jadi kader PKB-nya kan setelah saya enggak di PKB lagi, jadi enggak ada kontak.

Saya kenalnya sebagai seorang musisi, bukan sebagai aktivis politik, jadi saya belum pernah mendengarkan ide-ide berpolitiknya, saya tidak bisa mengukur, yang saya tahu cuma baca di media saja.

T: Melihat pencalonan Ahmad Dhani sekarang?
J: Sah-sah saja, asal jangan sampai nasibnya sama dengan Bang Rhoma. Sebagai warga negara semua orang punya hak. Apabila dia merasa dia dapat mengatasi persoalan Jakarta, dia punya hak untuk mencalonkan diri.

T: Kenapa Anda tidak mencalonkan diri?
J: Saya punya anak masih kecil, tiga orang, paling kecil dua tahun, malam kalau sedang rewel saya tidak bisa tidur, bayangkan kalau pagi harus kampanye tidak akan mungkin bisa. Saya mengerti keterbatasan waktu saya sendiri, dan kemudian prioritas saya pada saat ini adalah keluarga.

T: Untuk kedepannya? Apakah berniat dan berminat untuk mencalonkan diri?
J: Pada akhirnya, politik memang menjadi salah satu warisan Gus Dur yang kami yakini salah satu putri-putrinya akan melanjutkan. Siapa di antara kami? Mungkin waktu yang akan menjawab. Bahwa salah satu dari kami tentunya akan mencoba karena mengingat kami semua punya komitmen untuk meneruskan perjuangan Ayah kami.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Yenny Wahid Serukan untuk Tak Sebar Kebencian di Media Sosial

Yenny Wahid Serukan untuk Tak Sebar Kebencian di Media Sosial


KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Direktur Eksekutif Wahid Institute Yenny Wahid.
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid membuka peringatan Hari Perdamaian Internasional di Balai Kota DKI, Minggu (20/9/2015). Yenny mengungkapkan keinginannya agar masyarakat Indonesia bisa lebih menyebarkan pesan perdamaian ketimbang pesan kebencian. Yenny menyoroti maraknya aksi bully dan juga pesan penuh kebencian yang mudah sekali tersebar melalui media sosial.
"Kita lihat melalui media sosial banyak sekali pesan-pesan penuh kebencian yang disebarkan. Itu banyak sekali jumlahnya. Orang provokasi kita dengan membuat pesan yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya," ujar Yenny.
Yenny mengatakan, tindakan menebar kebencian tersebut bahkan sudah berlangsung semakin sistematis dan radikal. Oleh karena itu, upaya untuk melawannya harus dilakukan secara masif dan sistematis pula.
Melalui acara peringatan ini, dia ingin mengajak masyarakat untuk lebih banyak menyebarkan pesan perdamaian di media sosial. "Kita ingin melakukan juga langkah menyebar kedamaian secara terkoordinir. Kita ajak masyarakat untuk mau ikut andil menyebarkan pesan perdamaian minimal di lingkungan terdekat mereka," ujar Yenny.
"Karena media sosial itu harusnya penuh dengan pesan cinta. Jadi buat kami itu hal sederhana yang bisa dilakukan saat ini," ucapnya.
Peringatan Hari Perdamaian Internasional ini digelar oleh The Wahid Institute dan gerakan Indonesia #BeraniDamai. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan fun walk yang diikuti oleh raturan orang dan dari berbagai komunitas yang dimulai dari Balai Kota DKI.
Berbagai hiburan juga digelar di Balai Kota, seperti peluncuran spanduk besar #BeraniDamai, pertunjukan Barongsai, atraksi tari Komunitas 5 Gunung, pembacaan Mimpi Anak Indonesia, pertunjukan musik Koto, lomba menggambar untuk anak, flash mob dan Pentas Musik Damai Nusantara. Puncaknya, akan ditutup dengan deklarasi yang dipimpin oleh Yenny Wahid dan penyanyi Agnes Monica.
Penulis: Jessi Carina
Editor : Bayu Galih
Cerita Yenny Wahid Soal Kursi Komisaris di Penambang Emas

Cerita Yenny Wahid Soal Kursi Komisaris di Penambang Emas

, CNN Indonesia
Cerita Yenny Wahid Soal Kursi Komisaris di Penambang Emas Ilustrasi (Antara/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Wahid Institute, Yenny Wahid menjelaskan tentang keterlibatannya di PT Merdeka Copper Gold, perusahaan tambang emas di Banyuwangi. Dalam perusahaan tersebut, Yenny bersama dengan A.M. Hendropriyono, Edwin Suryadjaya dan Garibaldi Thohir menduduki jabatan komisaris.

Yenny yang merupakan putri kedua Presiden keempat RI, Abdurrachman Wahid (Gus Dur) menyatakan, setahun yang lalu, Edwin Suryadjaya dan Garibaldi (Boy) Tohir meminta dirinya untuk membantu mereka dalam pengelolaan konsesi lahan emas yang telah diperoleh.

“Keluarga Suryadjaya dan keluarga Gus Dur sudah lama berhubungan baik, sejak ayah Pak Edwin, William Suryadjaya, dan Gus Dur bersama-sama mendirikan Bank Nusumma pada tahun 90-an,” jelasnya dalam keterangan resmi, Sabtu (23/5).


Selain itu, lanjut Yenny, reputasi Edwin dan Boy Thohir sebagai pengusaha yang profesional dan taat aturan meyakinkan dirinya untuk mau bergabung dengan Merdeka Copper Gold. Yenny menyatakan, tentunya dia mengajukan syarat-syarat bahwa perusahaan tidak akan merusak lingkungan serta tidak merugikan masyarakat.

“Setelah bertemu secara langsung dengan masyarakat sekitar, dan mendapat kesan bahwa mereka mendukung perusahaan, maka saya putuskan untuk menerima permintaan Pak Edwin dan Pak Boy tersebut,” ungkapnya.

Pertimbangan kedua, tambahnya, adalah bahwa Merdeka Copper Gold akan melakukan proses go public atau pelepasan saham (initial public offering/IPO). Dia menjelaskan, saham Merdeka Copper Gold bisa dimiliki oleh siapapun dalam proses go publik tersebut.

“Masyarakat luas bisa berpartisipasi menjadi pemegang saham dari perusahaan tersebut dan bersama dengan pemerintah, mengontrol dan mengawasi perusahaan,” jelasnya.

Yenny menjelaskan, seperti jamak diketahui, perusahaan yang akan go public tentunya wajib beroperasi sesuai aturan, baik soal analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), maupun ijin-ijin teknis lainnya. Data-datanya pun harus transparan dan dapat diakses oleh masyarakat pemegang saham.

Mengenai ijin-ijin teknis dan lainnya, Yenny menyatakan Direksi Merdeka Copper Gold telah menyatakan secara tegas bahwa mereka tidak akan melangkah melakukan eksplorasi sampai semua syarat perijinan terpenuhi.

Karenanya apabila ada pertanyaan berkaitan masalah lingkungan hidup, lanjutnya, pada saat ini Merdeka Copper Gold belum melakukan proses eksplorasi apapun.

“Perlu saya tegaskan bahwa saya tidak akan segan-segan mengundurkan diri apabila di kemudian hari terbukti Merdeka Copper Gold lalai dan mengakibatkan kerugian di masyarakat. Saya percaya Merdeka Copper Gold bisa membuktikan sebagai perusahaan yang kredibel dan taat aturan,” tegas Yenny.

Melepas Saham ke Publik

Seperti diketahui, Merdeka Copper Gold saat ini telah melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Perseroan akan melepas sebanyak 874,36 juta saham atau setara dengan 21,7 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam gelaran IPO tersebut, perseroan mematok harga penawaran di kisaran Rp 1.800 sampai Rp 2.100 per saham. Jika dihitung, maka manajemen Merdeka menargetkan mampu meraup dana segar mencapai Rp 1,8 triliun.

"Perkiraan kami masa penawaran awal akan berada di 12 sampai 21 Mei 2015. Sementara untuk perkiraan tanggal efektifnya pada 1 Juni 2015 dengan masa penawaran umum berlangsung antara 4 sampai 5 Juni dan 8 Juni," ujar Presiden Direktur Merdeka Copper Adi Adriansyah Sjoekri di Jakarta, Selasa (12/5).

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Hoesen, menyatakan rencana IPO perusahaan tersebut berlandaskan Peraturan Nomor I-A.1 tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara yang resmi berlaku 1 November 2014 lalu.

"Rencananya dana hasil melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) itu bakal digunakan untuk kegiatan operasionalnya," ujar Hoesen belum lama ini.

Peraturan itu menyebutkan, calon perusahaan tercatat harus memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi.

Serta dapat dalam kondisi telah menjalankan tahapan penjualan, telah melaksanakan tahapan produksi namun belum sampai penjualan, serta belum memulai tahapan operasi produksi.

"Perusahaan telah menjelaskan semuanya, seperti cadangan terbukti (proven reserve) dan terkira (probable reserve) berdasarkan laporan pihak kompeten," jelas Hoesen.

(eno)
Back To Top