-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Yunani pembeli minyak Iran pertama dari Eropa

Yunani pembeli minyak Iran pertama dari Eropa

 | 3.913 Views
Yunani pembeli minyak Iran pertama dari Eropa
Gas memancar dari pusat produksi minyak di ladang minyak Soroush di Iran di Teluk Persia (Reuters)

Hellenic menjadi perusahaan penyuling minyak Eropa pertama yang mengawali lagi hubungan dagang dengan Iran setelah pencabutan sanksi internasional.

Hellenic Petroleum pernah menjadi pembeli besar minyak mentah Iran yang menyumbangkan sekitar 20 persen impor tahunan minyak mentah negara itu sebelum sanksi diterapkan terhadap Tehran pada 2011.

Kesepakatan itu dilakukan setelah Wakil Menteri Perminyakan Iran Amir Hossein Zamaninia dan timpalannya dari Yunani Panos Skourletis bertemu di Athena Jumat waktu setempat ini.

Kedua menteri ini juga menghadiri pembicaraan antara para eksekutif Hellenic Petroleum dan NIOC, 18 Januari lalu.

Di bawah kesepakatan ini, perusahaan penyuling minyak Yunani itu akan mulai membeli minyak dari Iran sesegera mungkin dan akan menyelesaikan utang jutaan euro kepada NIOC.

Hellenic Petroleum diperkirakan berutang 550-600 juta dolar AS kepada Iran untuk minyak yang dibelinya sebelum sanksi, tetapi tidak bisa membayar ketika embargo internasional diterapkan.

"Kesepakatan dicapai setelah pertemuan marathon di Athena dan Tehran," umum Hellenic Petroleum. "Kesepakatan ini bermanfaat untuk kedua belah pihak."
Setelah bertemu Zamininia, Skourletis berkata kepada Reuters bahwa Iran yakin Yunani bisa menjadi saluran untuk membuka lagi pasar minyak Eropa.

"Mereka (Iran) secara positif menaruh perhatian kepada Yunani dan menganggap Yunani bisa menjadi kanal Eropa bagi mereka untuk memasuki lagi pasar minyak Eropa," kata dia seraya menyatakan kedua negara secara tradisional menjalin hubungan yang baik.

"Mereka (Iran) mengatakan bahwa (penyelesaian) utang bisa membuka kanal itu sehingga kerja sama kami ditingkatkan," kata Skourletis seraya menyatakan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras akan mengunjungi Iran awal bulan depan.
Iran pernah menjual sebanyak 800.000 barel minyak per hari ke penyuling-penyuling minyak di Italia, Spanyol dan Yunani sebelum sanksi diterapkan dalam hubungannya dengan program nuklirnya.

Tehran menaikkan output minyaknya sampai 500.000 barel per hari yang 200.000 barel per harinya untuk Eropa, setelah sanksi itu dicabut Sabtu pekan lalu.

Namun banyak perusahaan dan rumah dagang Eropa tidak terburu-buru membeli minyak Iran karena ketidakpastian hukum menyangkut pencabutan sanksi yang masih membutuhkan waktu berpekan-pekan, demikian Reuters.




Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PM Yunani resmi mengundurkan diri

PM Yunani resmi mengundurkan diri


PM Yunani resmi mengundurkan diri
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras. (REUTERS/Philippe Wojazer)
 
Athena (ANTARA News) - Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras secara resmi menyerahkan surat pengunduran diri pemerintahnya kepada Presiden Republik itu Prokopis Pavlopolous pada Kamis malam (20/8), dan meminta diselenggarakannya pemilihan umum sela.

Pemimpin Sayap-Kiri itu mengunjungi Kepala Negara tak lama setelah mengumumkan keputusannya untuk mundur dalam pidato yang ditayangkan televisi kepada rakyat Yunani.
"Mandat rakyat yang saya terima pada 25 Januari telah selesai. Sekarang kedaulatan rakyat Yunani harus dipertimbangkan," kata Tsipras, sebagaimana diberitakan Xinhua, Jumat pagi.
Tsipras menjelaskan, ia memutuskan untuk mundur guna memberi warga kesempatan untuk memberi putusan mereka kembali mengenai talangan ketiga yang dicapai pemerintahnya dengan pemberi kredit internasional untuk membuat Yunani tetap beroperasi dan berada di dalam zona euro.
Pemimpin Yunani tersebut mengakui pemerintahnya tidak mencapai kesepakatan yang diingini ketika memangku jabatan, dan membuat konsesi setelah menghadapi penentangan dari para pemimpin. Tapi ia tetap berpendapat program baru adalah peluang terbaik untuk terus maju.

Belum ada tanggal pilihan bagi penyelenggaraan pemilihan umum yang disebut-sebut selama pidato itu atau dialog dengan Presiden.
Menurut beberapa sumber pemerintah, Tsipras mengusulkan pemilihan umum diselenggarakan pada 20 September.

Namun, dalam reaksi pertama terhadap perkembangan tersebut, pemimpin oposisi utama dari kubu konservatif --Partai Demokrasi Baru-- Vangelis Meimarakis mengatakan dalam satu jumpa pers mendadak bahwa partainya akan berusaha sekuat mungkin untuk menghindari pemungutan suara demi keuntungan rakyat Yunani.
Meimarakis menuduh Tsipras mengupayakan pemilihan umum guna menanggulangi perlawanan di dalam partai sayap-kiri radikal yang dipimpinnya, SYRIZA, terhadap talangan tersebut.
Di dalam pemungutan suara di parlemen pada Jumat lalu (15/8) untuk mensahkan kesepakatan itu, lebih dari 40 anggota Parlemen dari SYRIZA di antara 149 anggota partai tersebut di Parlemen memberi suara yang bertentangan dengan kebijakan partai.

(Uu.C003)
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015
PBB: kondisi imigran di Yunani "sangat memalukan"

PBB: kondisi imigran di Yunani "sangat memalukan"


Jenewa (ANTARA News) - Jumlah imigran dan pengungsi yang tiba di pantai-pantai Yunani melonjak pada 2015, namun negara Mediterania itu hampir tidak menyediakan fasilitas penerimaan dan membiarkan mereka berkubang dalam kondisi "sangat memalukan", kata seorang pejabat PBB, Jumat.

Sejak awal tahun 2015, sekitar 124 ribu orang, hampir semuanya menghindari perang dan penganiayaan di Suriah dan Afghanistan, terdampar di pantai Yunani --meningkat 750 persen dari periode sama tahun 2014-- kata badan pengungsi PBB.
Namun ketika mereka tiba di pulau-pulau Yunani biasanya tidak ada apapun untuk mereka dan sebagian besar terpaksa tidur di udara terbuka dalam kondisi kekurangan yang sangat menyedihkan serta hanya bergantung pada bantuan makanan dan air dari sukarelawan, kata direktur UNHCR untuk Eropa Vincent Cochetel.

Setelah beberapa hari mereka dipindahkan ke Athena, dimana sekali lagi "tidak ada apapun yang menunggu mereka," katanya, dengan menekankan bahwa secara keseluruhan Yunani hanya menyediakan penampungan untuk 1.100 orang, "yang betul-betul tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan."
"Saya sudah bekerja selama 30 tahun di UNHCR (dan) Saya tidak pernah melihat situasi semacam ini... Ini Uni Eropa, dan ini benar-benar memalukan," kata Cochetel, dan meminta Athena untuk melakukan tindakan segera.

Meski mengakui bahwa Yunani yang terlibat utang tengah menghadapi masalahnya sendiri, ia bersikeras bahwa pihak berwenang di negara itu setidaknya membantu mengkoordinasikan respon, dan menetapkan lokasi-lokasi dimana organisasi kemanusiaan bisa mendistribusikan bantuan.

"Kami prihatin dengan situasi dimana tidak ada seorangpun yang benar-benar memegang kepemimpinan dalam merespon, yang membuat sangat sulit bagi organisasi kemanusiaan untuk turut serta dalam upaya ini," katanya.

Cochetel mengecam kekisruhan dalam upaya membagikan makanan bagi ribuan orang di pulau Kos tanpa fasilitas sanitasi atau ketersediaan tempat pengumpulan sampah.

Kondisi menyedihkan ini bisa menjelaskan kenapa hanya sedikit dari mereka yang tiba di Yunani mengajukan permohonan suaka di sana. Hingga akhir Juni hanya 6.200 pengungsi yang mengajukan permohonan itu.
Sementara, mereka terus bergerak maju secara ilegal, melintasi Eropa timur menuju utara, sehingga memicu krisis imigran di seluruh benua.

"Kami yakin Eropa perlu bereaksi dan akan bereaksi, karena ini mempengaruhi begitu banyak negara Eropa," kata Cochetel.

"Ini akan menjadi kepentingan banyak negara Uni Eropa untuk membantu kami menstabilkan situasi dan menyediakan kondisi yang lebih baik untuk tinggal serta menjaga orang-orang itu untuk diproses di Yunani," katanya dilaporkan Reuters.
(S022/G003)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Yunani Diminta Jual Aset Rp 725 Triliun Agar Keluar dari Krisis

Yunani Diminta Jual Aset Rp 725 Triliun Agar Keluar dari Krisis

Angga Aliya - detikfinance
Yunani Diminta Jual Aset Rp 725 Triliun Agar Keluar dari Krisis Drama "Euro Disney" sebuah cerita fantasy tentang Yunani bertahan di Uni Eropa (Milos Bicanski/Getty Images).
Athena -Uni Eropa bersedia mengucurkan dana bantuan kepada Yunani setelah negeri dewa-dewi itu bangkrut akibat tak mampu bayar utang. Yunani juga bisa keluar dari krisis atas dana bantuan ini sebesar 86 miliar euro (Rp 1.250 triliun).

Namun dana bantuan ini tidak gratis, ada syarat-syarat ketat yang harus dipenuhi Yunani. Uni Eropa pun bersikeras syarat ini harus dipenuhi meski saat ini negosiasi sedang dilakukan.

Dari sekian banyak syarat yang ada dalam dokumen rapat petinggi Uni Eropa dan Yunani, ada satu syarat yang menarik perhatian, yaitu pembentukan badan pengumpul dana (trust fund) demi kepentingan privatisasi aset.

Seperti dikutip dari CNN, Senin (13/7/2015), badan tersebut akan dibentuk di Yunani, dioperasikan oleh pemerintah Yunani di bawah pengawasan Uni Eropa.

Aset-aset berharga Yunani akan ditransfer ke badan tersebut, dan dijual melalui privatisasi dan cara-cara lain. Targetnya, Yunani bisa meraup dana 50 miliar euro (Rp 725 triliun) dari penjualan aset berharga ini.

Sebanyak 25 miliar euro akan digunakan untuk rekapitalisasi perbankan setempat. Sedangkan 25 miliar euro sisanya akan digunakan untuk mengurangi rasio utang dan investasi.

Syarat penjualan aset ini yang menyulut aksi protes dari banyak pihak di seluruh dunia. Mereka mengungkapkannya lewat kekesalannya melalui media massa dengan hashtag #ThisIsACoup.

(ang/dnl)
Si Bangkrut Yunani Butuh Rp 1.250 Triliun, Ini Syarat dari Uni Eropa

Si Bangkrut Yunani Butuh Rp 1.250 Triliun, Ini Syarat dari Uni Eropa

Angga Aliya - detikfinance
Si Bangkrut Yunani Butuh Rp 1.250 Triliun, Ini Syarat dari Uni Eropa Foto: Reuters
Athena -Yunani akhirnya sepakat menerima dana bantuan dari Uni Eropa untuk bisa melunasi utang dan bertahan hidup beberapa tahun ke depan. Dana bantuan siap dikucurkan, tapi ada syaratnya.

Setelah menjalani pertemuan selama 17 jam di Brussels, Belgia, Yunani dan 19 Negara Eropa siap melanjutkan negosiasi syarat-syaratnya. Kanselir Jerman Angela Merkel tidak ingin syarat-syarat yang sebelumnya diubah.

Namun, Presiden Uni Eropa Donald Tusk menyatakan, negosiasi masih bisa dilakukan atas syarat-syarat yang cukup berat tersebut.

Berikut ini syarat yang diberikan Uni Eropa kepada Yunani, berdasarkan dokumen rapat yang didapat CNN, seperti dikutip Senin (13/7/2015).

Mulai tanggal 15 Juli, Yunani harus:
- Mengurangi pengembalian pajak dalam value-added tax (VAT) dan menaikkan pajak demi menggenjot pendapatan
- Mereformasi program pensiun supaya bisa bertahan dengan baik dalam jangka panjang
- Membuat National Statistical Service of Greece atau ELSTAT jadi independen

Setelah itu pada 22 Juli mendatang, Yunani harus:
- Mengadopsi Code of Civil Procedure, dengan cara mamangkas prosedur dan birokrasi di sistem hukum supaya lebih hemat.

- Menjalankan The Bank Recovery and Resolution Directive (BRRD) dengan dukungan dari Komisi Uni Eropa.

- Menjalankan program pensiun baru yang disusun supaya tidak memberatkan anggaran pemerintah.

- Menjalankan perdagangan dengan lebih agresif seusia rekomendasi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), seperti perdagangan di akhir pekan, kepemilikan di sektor farmasi, susu dan roti, dan lain-lain.

- Di sektor energi, lanjutkan penjualan perusahaan dan operator listrik ADMIE, kecuali ada langkah yang bisa dilakukan supaya perusahaan bisa lebih kompetitif.

- Di sektor buruh, standar kerja dan upah buruh disesuaikan dengan Uni Eropa. Disesuaikan untuk mencapai target dan pertumbuhan tertentu.

- Di sektor finansial mengambil langkah tertentu yang bisa menekan kredit macet dan memperkuat tata kelola bank. Sebisa mungkin menyingkirkan intervensi politik dalam prosesnya.

- Pemerintah akan menjalan program privatisasi dengan tata kelola yang baik. Aset Yunani yang berharga akan ditransfer ke badan pengumpul dana independen yang akan memonetisasi aset melalui privatisasi dan cara lainnya.

Hasil privatisasi aset ini akan menjadi sumber kehidupan baru Yunani dengan target 50 miliar euro. Sebanyak 25 miliar euro akan digunakan untuk rekapitalisasi perbankan setempat.

Sedangkan 25 miliar euro sisanya akan digunakan untuk mengurangi rasio utang dan investasi. Badan pengumpul dana ini akan dibentuk di Yunani, dioperasikan oleh pemerintah Yunani di bawah supervisi Komisi Uni Eropa.

- Dalam rangka merombak dan memperkuat pemerintahan, Yunani harus mengeluarkan proposal atas perubahan ini pada 20 Juli. Perombakan ini diharapkan bisa mengurangi anggaran di kantor pemerintahan setempat.

(ang/dnl)
Back To Top