-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Florida tes lebih dari 200 orang terkait Zika

Florida tes lebih dari 200 orang terkait Zika

Florida tes lebih dari 200 orang terkait Zika
Poster peringatan atas virus baru Zika yang disebarkan nyamuk di Brazil. Departemen Kesehatan Amerika Serikat (AS) kini mewaspadai penyebaran virus Zika di Miami - Dade. (havanatimes.com)
 Penyelidikan departemen atas kasus Zika yang tidak terkait perjalanan di Miami - Dade ..."

Chicago (ANTARA News) - Otoritas kesehatan di Florida menguji sekitar 200 orang terkait virus Zika sebagai bagian dari penyelidikan negara pada dua terduga kasus infeksi yang tidak terkait dengan perjalanan ke daerah wabah.

Departemen Kesehatan Florida pekan ini mulai memeriksa apa yang mungkin menjadi kasus pertama Zika di Amerika Serikat (AS).

Zika adalah sebuah virus yang disebarkan oleh nyamuk yang telah menyebar dengan cepat di Amerika Latin dan Karibia, yang dipicu oleh gigitan nyamuk lokal.

Semua kasus Zika sebelumnya di AS terkait dengan perjalanan ke sebuah negara tempat virus itu menyebar atau hubungan seksual dengan seseorang yang telah melakukan perjalanan.

Para ahli kesehatan di AS telah memantau dari dekat penyebaran Zika, yang telah terbukti menyebabkan cacat lahir yang disebut mikrosephalus. Kecacatan itu ditandai dengan kepala dan otak yang berukuran di bawah normal yang dapat menyebabkan masalah perkembangan yang parah.

Pejabat kesehatan Florida telah mendesak masyarakat di daerah yang sedang diperiksa untuk menyediakan sampel darah dan urin jika diminta.

"Penyelidikan departemen atas kasus Zika yang tidak terkait perjalanan di Miami - Dade dan Broward County, sedang berlangsung dan departemen akan berbagi informasi lebih rinci bila telah tersedia," demikian pernyataan Departemen Kesehatan AS.

Selain itu, lembaga itu mengemukakan, "Untuk saat ini, sekitar 200 orang telah diwawancarai dan diuji sebagai bagian dari penyelidikan departemen dan kami menunggu hasil laboratoriun tambahan."

Pada Selasa (19/7) Pemerintah Forida mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan kasus Zika pada seorang perempuan di Dade County, Miami.

Kasus itu diduga menjadi kasus Zika yang tidak terkait perjalanan, tetapi pada Kamis (21/7) negara bagian AS itu belum mengesampingkan perjalanan atau hubungan seksual sebagai penyebab potensial infeksi, menurut seorang juru bicara.

Pada Kamis malam, Florida juga mengumumkan potensi kasus Zika di Broward County yang tidak berhubungan dengan perjalanan.

Florida telah mengundang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk membantu dalam penyelidikan, dan ahli epidemiologi senior CDC Dr. Marc Fischer tiba pada Jumat (22/7).

Untuk menentukan apakah kasus itu disebabkan oleh penularan lokal, petugas kesehatan perlu melakukan survei rumah tangga dan kawasan itu dalam radius 150 yard (137 meter) dari tempat tinggal seseorang yang terinfeksi, kata Fischer dalam loka karya CDC, Kamis.

Dia mengatakan bahwa jarak itu pada dasarnya adalah radius terbang dari nyamuk yang menyebarkan Zika.

Lebih dari 400 wanita hamil di benua Amerika terbukti mengalami infeksi virus Zika, dan 12 bayi telah lahir dalam keadaan cacat terkait dengan infeksi Zika pada ibu mereka, demikian laporan Reuters.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Kemenkes: Indonesia bukan daerah endemis Zika

Kemenkes: Indonesia bukan daerah endemis Zika

Kemenkes: Indonesia bukan daerah endemis Zika
Waspada virus zika. (ANTARANews/Ardika)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan kepada seluruh masyarakat bahwa negara Indonesia bukanlah daerah endemis Zika.

"Indonesia bukan daerah endemis dan bukan daerah tertularZika," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Mohamad Subuh melalui siaran pers di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi travel advisory pemerintah Australia.

Australia mengimbau warga negaranya untuk melindungi diri dari nyamuk di Indonesia mengingat risiko Zika.

Dia menambahkan, kasus Zika di Indonesia yang positif hanya ada satu, yaitu pasien asal Jambi. Itupun melalui laporan laboratorium Eikman pada 2015.

Sementara WNI di luar negeri (Taiwan) asal Blitar, Jawa Timur, yang dilaporkan positif, setelah ditelusuri kontak di Blitar, semua negatif Zika.

"Upaya kesiagaan dan pencegahan juga terus dilakukan Kemenkes melalui peningkatan surveilan DBD dan pemberantasan sarang nyamuk," tegasnya.

Menurut dia, sistem pengendalian Zika dan early warning Zika telah berjalan dengan baik karena pengendalian vektor DBD sudah terlaksana selama ini.

"Jadi upaya prevensi telah dilakukan secara berjenjang oleh dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota," katanya.

Sementara itu, Kemenkes juga meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan, khususnya kebersihan lingkungan dengan meminimalkan tempat perindukan nyamuk.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Pejabat AS sebut Zika "lebih menakutkan" dari perkiraan

Pejabat AS sebut Zika "lebih menakutkan" dari perkiraan


Pejabat AS sebut Zika
Representasi permukaan virus Zika. (Purdue University/Tim Riset Richard Kuhn-Michael Rossmann)

"Semua yang kita lihat pada virus ini tampak sedikit lebih menakutkan dari yang sebelumnya kita pikir," kata Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC). 

Schuchat mengatakan bahwa virus Zika, yang utamanya menular ke manusia melalui gigitan nyamuk jenis Aedes yang terinfeksi, berhubungan dengan rangkaian komplikasi yang lebih rumit pada kehamilan, bukan hanya mikrosefali tapi juga kelahiran prematur, gangguan mata dan beberapa kondisi yang lain.
Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, merinci bahwa Zika juga bisa menyebabkan gangguan autoimun yang disebut sindrom Guillain-Barre, peradangan tulang belakang yang disebut myelitis akut, peradangan otak yang disebut Meningoencephalitis, serta kondisi autoimun yang disebut Acute Disseminated Encephalomyelitis, yang memiliki beberapa sifat sama dengan sklerosis.
"Saya bukan seorang penggelisah... tapi semakin banyak kita belajar tentang aspek-aspek neurologis, semakin banyak kita melihat dan ini sangat serius," kata Fauci, yang bersama Schuchat menyampaikan perbaruan informasi mengenai virus Zika dan risiko ancamannya terhadap warga AS di Gedung Putih.

Schuchat mengatakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus itu ada di sekitar 30 negara bagian Amerika Serikat, bukannya 12 negara bagian seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Virus ini tampaknya menjadi masalah sepanjang periode kehamilan, bukan hanya pada trimester pertama tapi mungkin sepanjang kehamilan, katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Fauci mengatakan para peneliti telah mengembangkan dua tikus model untuk mempelajari bagaimana Zika menginfeksi jaringan syaraf, serta model kera yang menunjukkan bahwa virus itu bertahan lebih lama dalam darah kera yang hamil ketimbang kera yang tidak hamil.

Dia juga mengatakan "sangat mungkin" kandidat vaksin pertama yang sedang diproduksi dalam pabrik percontohan di luar Bethesda, Maryland, tempat lembaga itu berada, bisa tersedia untuk uji coba pada manusia bulan September.

Selain itu, menurut dia, para peneliti Amerika Serikat menyaring sekitar 62 obat Zika dan 15 di antaranya "punya beberapa derajat aktivitas."

Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk menangani penyakit Zika, yang biasanya menunjukkan gejala-gejala ringan yang berlangsung selama beberapa hari sampai sepekan pada manusia.


Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Pakar Unair curiga Zika bagian dari bioterorisme

Pakar Unair curiga Zika bagian dari bioterorisme

Pewarta: 
Pakar Unair curiga Zika bagian dari bioterorisme
Larva nyamuk Aedes aegypti berada di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, Selasa (2/2/16). Menteri kesehatan Brasil mendesak negara Amerika Latin untuk bekerja sama memerangi virus Zika, kemarin dan mengatakan para ahli dari AS akan tiba pekan depan untuk mulai bekerja menemukan vaksinnya. (REUTERS/Paulo Whitaker)

"Saya sebagai peneliti curiga bahwa virus Zika bisa dikatakan mendekati ancaman bioterorisme yaitu teror dengan senjata biologi berupa kuman penyakit," kata Guru Besar Unair tersebut di Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan bioterorisme bisa berdampak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, bioterorisme bisa menyebabkan kematian dan kesakitan dalam jangka panjang.

"Dampak langsung lainnya itu seperti informasi yang berkembang mengenai dampak dari virus Zika, yaitu microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil, sehingga masyarakat langsung cemas," katanya.

Menurut dia, informasi ini seharusnya dilandasi dengan kajian ilmiah. "WHO (World Health Organization), yang menyatakan darurat kesehatan akibat persoalan virus Zika, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak membuat cemas," tuturnya.

Peneliti virus Flu Burung itu menyatakan bioterorisme bisasanya menggunakan bakteri, virus, dan kuman penyakit lain yang dampaknya tidak langsung namun berjangka waktu lama, yaitu perekonomian jatuh, sedangkan untuk permasalahan virus Zika ini masih perlu diteliti.

"Bioterorisme perlu diantisipasi, sebab Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau globalisasi memang memicu persaingan ekonomi. Seseorang yang panik, ketika ditawarkan apa saja, maka ia langsung menerimanya tanpa memikirkan terlebih dahulu dan ini terjadi secara global," ujarnya.

Ia mengungkapkan, masyarakat global melalui media massa seakan sedang dipengaruhi bahwa virus Zika sangat berbahaya, padahal di Indonesia seharusnya yang dikhawatirkan adalah virus influenza, seperti flu burung serta virus dengue atau Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dampak dari kekhawatiran Zika di antaranya terjadi di Brasil.

"Secara tiba-tiba pemerintah Brazil mengambil keputusan bahwa perempuan di sana tidak diperbolehkan hamil karena dikhawatirkan terinfeksi virus Zika, karena akan menyebabkan microchepaly. Hal inilah yang harus dicari motifnya, padahal virus Zika ditemukan sekitar 69 tahun lalu, tepatnya 1947," jelasnya.

Hal tersebut, lanjutnya, akan menyebabkan gangguan psikologis bagi calon ibu maupun wanita yang ingin memiliki keturunan, namun tidak ada landasan ilmiah yang meyakinkan dampak buruk virus Zika. Selan itu, virus Zika juga bisa ditularkan melalui hubungan seks.

"Ada informasi bahwa virus Zika bisa ditularkan melalui hubungan seks, kemudian ada kebijakan pemerintah di luar negeri yang menyarankan ketika berhubungan seks harus menggunakan pengaman atau kondom. Jika begitu, maka virus Zika ini berarti sama halnya dengan HIV/AIDS," paparnya.

Kendati demikian, ia menambahkan harus ada pendekatan terhadap virus Zika, DBD, dan chikungunya, yang penyebarannya melalui nyamuk.

"Saya menyarankan kepada masyarakat jangan cemas, karena virus Zika ini kemungkinan ada beberapa pihak yang akan memanfaatkannya, untuk menjadi isu internasional dan bisa mematahkan perekonomian atau kestabilan suatu negara tertentu, karena hal ini mendekati tanda ancaman bioterorisme," tandasnya.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
PBB: bandara tingkatkan upaya hentikan penyebaran Zika

PBB: bandara tingkatkan upaya hentikan penyebaran Zika

PBB: bandara tingkatkan upaya hentikan penyebaran Zika
Larva nyamuk Aedes aegypti berada di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, Selasa (2/2). Menteri kesehatan Brasil mendesak negara Amerika Latin untuk bekerja sama memerangi virus Zika, kemarin dan mengatakan para ahli dari AS akan tiba pekan depan untuk mulai bekerja menemukan vaksinnya. Gambar diambil Selasa (2/2). (REUTERS/Paulo Whitaker)

Montreal (ANTARA News) - Bandara meningkatkan upaya untuk mengurangi populasi nyamuk yang dapat menularkan virus Zika untuk mencegah penyebarannya, kata badan penerbangan PBB Kamis.

"Manajemen wabah saat ini difokuskan pada pengurangan populasi nyamuk Aedes yang menularkan virus itu di bandara (pengendalian vektor)," kata Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dalam sebuah pernyataan.
Pengendalian vektor mengacu pada penyemprotan insektisida atau tindakan pengendalian hama lainnya.

Lembaga yang berbasis di Montreal itu mendesak penerbangan dan otoritas bandara untuk mengikuti pedoman Organisasi Kesehatan Dunia pada pengujian dan penggunaan insektisida untuk pesawat, termasuk bimbingan baru yang secara khusus terkait dengan virus Zika.

Sementara itu, "pemangku kepentingan penerbangan akan terus berbagi informasi dan sumber daya untuk membantu mengendalikan wabah," tambahnya, seraya mengatakan pihaknya bekerja sama dengan WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Dalam kebanyakan kasus, Zika menyebabkan gejala seperti flu ringan termasuk demam, sakit kepala dan nyeri tubuh. Tapi virus itu telah dikaitkan dengan peningkatan pesat dalam jumlah anak yang lahir dengan mikrosefali dari ibu yang terinfeksi selama kehamilan.

Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk Zika.

Kasus Zika telah ditemukan di 26 negara, yang mencakup 7.000 kilometer (4.400 mil) dari Meksiko ke Paraguay, menurut Organisasi Kesehatan Pan Amerika.

Brasil paling terpengaruh oleh wabah itu, dengan 1,5 juta orang terinfeksi sejak awal 2015, diikuti oleh Kolombia.

Wisatawan juga membawa infeksi jauh ke utara, ke Kanada, dan luar negeri. Tiongkok menegaskan kasus impor pertama dari Zika pekan ini, demikian laporan AFP.
(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top