-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Konsep deradikalisasi di Poso sedang disusun BNPT

Konsep deradikalisasi di Poso sedang disusun BNPT

 | 2.280 Views
Konsep deradikalisasi di Poso sedang disusun BNPT
Sejumlah personel Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/3). (ANTARA FOTO/Edy/BMZ)

Poso, Sulteng (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian di Poso, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyusunan konsep Deradikalisasi di Poso.

"Untuk program deradikalisasi, sejauh ini masih dalam tahap menyusun konsep dengan melakukan membuat pemetaan sebagai langkah awal," katanya kepada sejumlah wartawan di Desa Watutau Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso.
Kata dia, keberadaan kelompok Santoso alias Abu Wardah perlu di waspadai. Karena mereka merupakan simbol perlawanan dari kelompok-kelompok radikal saat ini yang ada di kabupaten Poso dan sekitarnya.

"Siapa saja jaringan individu, nanti kita pelajari apa motifnya semua ini. Karena tidak semuanya harus dari motif ideologi, ritual ideologi maupun spiritual ideologi. Tetapi bisa saja mungkin dari faktor ekonomi," ungkapnya.

Menurut Tito, kondisi kelompok Santoso cs ini sudah jauh melemah dan jumlah anggota serta senjata sudah mulai berkurang. Terlebih pasokan logistik dan akses senjata sudah terhenti total, dengan dilakukannya pos-pos pemeriksaan di beberapa titik pintu keluar masuk pegunungan di wilayah Poso dan sekitarnya. Sehingga mempersempit ruang gerak mereka.

"Saya sangat optimis dan tinggal menunggu waktu saja, serta keseriusan anggota di lapangan kasus ini bisa secepatnya terungkap dan selesai, Insya Allah," katanya. 
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
TNI ringkus seorang anak buah Santoso di Poso

TNI ringkus seorang anak buah Santoso di Poso


Palu (ANTARA News) - Aparat TNI telah meringkus seorang anggota kelompok teroris pimpinan Santoso dalam Operasi Tinombala pada Senin (22/3) pagi di daerah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, saat ia berupaya untuk memisahkan diri dari kelompoknya.

Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi kepada pers di Palu, Selasa, mengatakan anggota Santoso yang tertangkap itu berinisial SH.

Saat tertangkap, kata Rudi, SH dalam keadaan lapar dan meminta makan ke rumah salah seorang warga dan saat itulah ia diringkus aparat TNI.

"SH ini memang salah satu DPO terosis Poso. Dia berasal dari Indramayu," kata Kapolda Sulteng namun menolak memberikan keterangan lebih rinci mengenai kasus ini.

Keterangan yang dikumpulkan Antara menyebutkan bahwa kelompok Santoso saat ini semakin terkepung dan tidak solid lagi, kekurangan logistik dan kelaparan, sehingga beberapa anggotanya mencoba meninggalkan kelompok dan menyerahkan diri kepada aparat keamanan.

Beberapa waktu lalu, tim gabungan Operasi Tinombala menemukan jenazah seorang lelaki yang sudah membusuk dan diidentifikasi sebagai anggota kelompok Santoso, yang diperkirakan dieksekusi oleh Santoso karena ingin memisahkan diri dari kelompok radikal yang telah berbaiat untuk ISIS tersebut.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Wapres berduka jatuhnya helikopter TNI di poso

Wapres berduka jatuhnya helikopter TNI di poso

Wapres berduka jatuhnya helikopter TNI di poso
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
 Kami berbela sungkawalah atas musibah yang terjadi itu,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan duka cita yang mendalam atas peristiwa jatuhnya helikopter yang menewaskan sejumlah personel TNI di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3).

"Kami berbela sungkawalah atas musibah yang terjadi itu," katanya saat ditemui di Kantor Wapres di Jakarta, Senin.
Helikopter milik TNI Angkatan Darat jenis Bell 412-EP No HA-5171 itu sedang dalam penerbangan dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Tengah, menuju Bandar Udara Kasiguncu, Kabupaten Poso, untuk menjalankan tugas rutin Operasi Tinombala.

Pesawat nahas itu mengangkut 12 personel TNI, yakni Danrem 132/Tadulako Kolonel (Inf) Saiful Anwar, Kolonel (Inf) Ontang dari Badan Intelijen Negara, Kolonel (Inf) Heri Setiaji dari Bais TNI, Komanadan Detasemen Polisi Militer Palu Letkol (CPM) Teddy S Prapat, Kepala Kesehatan Kodim 1307/Poso Kapten (CKM) Yanto, Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako Mayor (Inf) Faki, dan ajudan Danrem Prada Kiki.

Ditambah pilot Kapten (Pnb), kopilot Lettu (Pnb) Wirahadi dan awak helikopter, yakni Letda Tit), Sertu Bagus, Serda Karmin, dan Pratu Bangkit.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Tatang Sulaiman memastikan 12 personel tersebut tewas, sedangkan satu personel lainnya belum ditemukan.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti memastikan helikopter milik TNI-AD tidak jatuh karena serangan teroris dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur.

"Kalau serangan dipastikan tidak ada karena itu bukan daerah rawan, tapi permukiman dekat bandara," katanya di Markas Besar Polri di Jakarta.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
TNI AD benarkan helikopter jatuh di Poso

TNI AD benarkan helikopter jatuh di Poso

TNI AD benarkan helikopter jatuh di Poso
Helikopter TNI AD saat ditampilkan di pameran alutsista di Monas, 3-7 Oktober 2013 dalam rangka HUT ke-68 TNI AD. (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan/ed/pd/13)

Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar TNI Angkatan Darat membenarkan sebuah helikopter miliknya jatuh di Desa Kasiguncu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu petang tadi sekitar pukul 18.55 WITA.

"Saya membenarkan kejadian itu. Bahwa kecelakaan yang menimpa helikopter berpenumpang milik AD benar adanya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Sabrar Fadhilah di Jakarta, Minggu.

TNI AD masih mengumpulkan informasi karena ada kesimpangsiuran informasi.

"Kronologi pun masih belum jelas. Oleh sebab itu saya belum bisa berbicara panjang lebar. Nanti mungkin bisa difollowup ke Puspen TNI," kata Fadhilah.

Kapendam Wirabuana Kolonel I Made Sutia juga membenarkan kabar kecelakaan ini. "Iya betul, kecelakaan karena kena petir," ujar Sutia.

Made menambahkan, peristiwa itu terjadi di sebuah kebun di Kelurahan Kasiguncu Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Helikopter ini berangkat sekitar 17.30 WITA dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Utara, menuju Poso.

"Namun pada saat di atas perkebunan Kelurahan Kasiguncu terjadi kecelakaan," imbuhnya.

Di antara korban tewas dalam insiden ini adalah Kolonel Inf Saiful Anwar, Kolonel Inf Ontang, Kolonel Inf Heri Setiaji, Letkol Cpm Tedi dan Mayor Inf Faki. Helikopter ini berpenumpang 12 orang.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Dua terduga teroris tewas di Poso

Dua terduga teroris tewas di Poso

Dua terduga teroris tewas di Poso
Ilustrasi--Pasukan Brimob bersenjata lengkap saat mengejar kelompok sipil bersenjata di sekitar Gunung Patingkea di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (29/12). (ANTARA FOTO/Zainuddin MN)

Palu (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan dua terduga teroris tewas dalam kontak senjata dengan Satuan Tugas gabungan TNI dan Polri di Desa Talabosa, Kecamatan Lore Piore, Kabupaten Poso, Selasa pagi.

"Saya sudah melihat jenazah secara langsung, dengan ciri-ciri keduanya berambut panjang," katanya kepada wartawan di Palu setelah mengunjungi lokasi kejadian.

Ia menjelaskan Satuan Tugas Gabungan TNI-Polri terlibat baku tembak dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso sekitar pukul 07.00 Wita.

"Dua orang tewas di tempat dan sisanya melarikan diri. Saat ini sedang dilakukan pengejaran," kata Rudy, yang berangkat ke lokasi menggunakan helikopter dan kembali ke Palu setelah melepaskan iring-iringan mobil jenazah menuju Rumah Sakit Bayangkara Palu.

Ia menambahkan kepolisian tidak akan mengumumkan ciri-ciri terduga teroris yang tewas tapi akan mengumumkan identitasnya setelah polisi selesai melakukan identifikasi.

Setelah kontak senjata, personel Satuan Tugas Gabungan TNI-Polri mengamankan barang bukti berupa ransel berisi bom.

Kepala Kepolisian Daerah menambahkan masyarakat di lokasi kejadian dalam keadaan aman saat kontak senjata.

"Situasi masyarakat di lokasi dalam keadaan aman dan kondusif karena kontak senjata berada di pegunungan, sementara itu masyarakat juga aktif dalam membantu operasi saat ini," katanya.


Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Back To Top