-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online
Wapres Kalla prihatin atas upaya kudeta di Turki

Wapres Kalla prihatin atas upaya kudeta di Turki

 | 1.646 Views
Wapres Kalla prihatin atas upaya kudeta di Turki
Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK). (ANTARA/Yudhi Mahatma)
 Jadi, kita menunggu saja, karena belum jelas."

Ulan Bator (ANTARA News) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla (JK) menyatakan keprihatinannya atas upaya kudeta oleh pihak militer di Turki, dan menyampaikan salam kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, serta berharap masalah itu dapat segera terselesaikan secara baik.

"Saya sampaikan keprihatinan atas apa yang terjadi di Turki," kata Wapres Kalla, di sela-sela menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara dan Eropa (KTT ASEM) di Ulan Bator, Mongolia, Sabtu.

Wapres JK menjelaskan dirinya telah menelepon Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki, Wardana, dan juga mantan Dubes Turki, Zakaria, untuk mengetahui perkembangan politik yang terjadi di negara yang berbatasan dengan Benua Asia dan Eropa itu.

Menurut Wapres, dari penjelasan Zakaria, yang saat ini juga menjadi staf Presiden Erdogan, belum jelas apakah usaha kudeta tersebut dilakukan oleh sebagian tentara atau yang lain, kemudian siapa sponsornya dan berbagai motif lainnya.

"Jadi, kita menunggu saja, karena belum jelas. Yang pasti, saya sudah sampaikan salam ke Presiden Erdogan. Saya sampaikan rasa keprihatinan saya," kata Wapres JK.

Wapres mengakui secara pribadi Presiden Erdogan adalah sahabatnya, sehingga mengharapkan masalahnya dapat segera diselesaikan dan ke masa depan ia mampu memerintah secara lebih baik.

Terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Turki, Wapres JK menghimbau agar tetap tenang, tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah.
"Para WNI di sana tetap tenang saja, karena biasanya pengambilan kekuasaan tidak banyak memakan korban jiwa," demikian Wapres Kalla.

Saat ini ada sekira 3.000 WNI yang berada di Turki dan mayoritas di antara mereka adalah mahasiswa.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Pemerintah imbau WNI di Turki tingkatkan kewaspadaan

Pemerintah imbau WNI di Turki tingkatkan kewaspadaan

WNI yang berada di Turki diminta untuk menjaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi target teror serta mengikuti arahan dan imbauan otoritas keamanan setempat.

Berdasarkan keterangan tertulis dari KJRI di Istanbul yang diterima Rabu, hingga berita ini dikeluarkan, belum diperoleh informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam serangan bom tersebut.

KJRI Istanbul telah menugaskan staf untuk mencari kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban dengan memantau perkembangan di Bandara Ataturk, serta berkoordinasi dengan otoritas setempat dan dengan masyarakat Indonesia di Istanbul.

Saat ini terdapat sekitar 728 WNI berada di Turki, dan 310 di antaranya adalah mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang bekerja di Turki.

Untuk informasi lebih lanjut, para WNI di Turki dapat menghubungi hotline KJRI Istanbul pada nomor +905319831534 dengan Ibu Ida.

Sementara untuk keluarga WNI di Indonesia dapat menghubungi hotline pada nomor +6281290070027.

Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Kapal tenggelam di Turki, 18 pengungsi tewas

Kapal tenggelam di Turki, 18 pengungsi tewas



Penjaga pantai Turki, yang menggunakan kapal cepat dan helikopter, menyelamatkan 15 orang dan mendapati 18 jenasah di Laut Aegean dekat Kota Didim, katanya. Upaya penyelamatan dilanjutkan untuk mencari korban-korban lain yang kewarganegaraannya masih disembunyikan.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berkunjung ke Brussels besok, Senin, untuk pertemuan darurat bersama para pemimpin Uni Eropa membahas berbagai strategi menangkal migrasi ilegal ke negara-negara Uni Eropa, yang mayoritas melewati negara calon anggota Uni Eropa yakni Turki.

Sebanyak satu juta orang sudah tiba di Eropa lewat rute-rute ilegal pada tahun 2015, banyak dari mereka meninggalkan negerinya di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia akibat kesulitan ekonomi dan konflik politik. Mayoritas mereka datang lewat Turki, yang berbatasan dengan Suriah, Iran, dan Irak.

Pada tahun ini, sekitar 135.000 orang migran sudah masuk ke Eropa, 126.000 di antaranya lewat Turki, dan 418 migran tercatat tewas, termasuk 321 orang orang melintasi rute timur Mediterania dari Turki ke Yunani, demikian dilaporkan Organisasi Migrasi Internasional (IOM) (4/3).


Uni Eropa telah menawarkan Turki bantuan sebesar 3 miliar euro untuk menghentikan para migran melakukan perjalanan yang berbahaya. Krisis migrasi ini telah membuat para politisi utama Uni Eropa terbelah dan mengancam kebijakan perbatasan-terbuka blok tersebut.

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
UNHCR cari bantuan baru untuk pengungsi di Turki

UNHCR cari bantuan baru untuk pengungsi di Turki


Istanbul (ANTARA News) - Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk pengungsi (UNHCR) akan mencari sumber tambahan untuk Turki, penampung terbesar pengungsi di dunia, dan mendorong lebih lebih banyak pemukiman, kata kepala badan itu pada Sabtu.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi menyerukan "pemukiman besar-besaran" bagi pengungsi asal Suriah dan negara lain di Eropa untuk menampung ratusan ribu orang di tengah gerakan terbesar pengungsi sejak Perang Dunia II. 

"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu pemerintah Turki menemukan sumber tambahan bagi yang tinggal di sini di bawah perlindungan sementara untuk membuat hidup mereka sebaik yang kami bisa," Filippo Grandi, yang memimpin UNHCR pada bulan ini kepada wartawan di Istanbul.

"Kami akan bekerja pada unsur lain juga. Kami akan bekerja pada kesempatan pemukiman lebih banyak," katanya setelah bertemu dengan pengungsi di perkampungan dekat perbatasan Suriah dalam kunjungan pertamanya sebagai komisaris di lembaga tersebut. 


UNHCR saat ini mendukung Turki dengan barang-barang bantuan, pemantauan lapangan dan saran teknis.

Sekitar 10 persen dari 2,2 juta warga Suriah yang berlindung di Turki tinggal di kamp-kamp. Sisa perjuangan untuk memenuhi kebutuhan di kota-kota di seluruh negeri itu, sering bekerja secara ilegal untuk sebagian kecil dari upah minimum. 
Grandi memuji rencana Turki untuk memberlakukan lebih banyak izin kerja untuk beberapa pengungsi, menyebutnya sikap sangat berani dan penting. "Izin kerja akan membantu orang hidup lebih baik, apakah mereka akan tinggal di sini untuk waktu yang panjang atau singkat," katanya.

Jika tidak, pengungsi bergantung pada bantuan organisasi atau harus mengemis untuk mendapatkan uang, tambahnya.

Hanya 7.300 izin kerja telah dikeluarkan sampai saat ini, kata pejabat, tapi pemerintah berencana menawarkan lebih banyak izin kerja untuk mencegah pengungsi menyeberang secara gelap ke Eropa, kata seorang menteri pada pekan ini, di tengah tekanan Uni Eropa untuk mengurangi arus pendatang. Demikian laporan Reuters.
(Uu.M052/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
Mitra bisnis Donald Trump di Turki ikut mengutuk

Mitra bisnis Donald Trump di Turki ikut mengutuk

Mitra bisnis Donald Trump di Turki ikut mengutuk
Donald Trump dalam satu jumpa pers yang dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kedua dari kiri) dan Ketua DPR Setya Novanto (keempat dari kiri) saat keduanya melawat ke AS September 2015. (Reuters)
Kami menyesalkan dan mengecam pernyataan diskriminatif Trump. Pernyataan semacam itu tidak ada nilainya dan produk dari pandangan yang tidak memahami Islam, sebagai agama damai
Ankara (ANTARA News) - Cabang Trump Towers di Turki mengecam bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, setelah Trump mengusulkan pelarangan sementara kaum muslim memasuki AS.

Rekan bisnis Donald Trump di Turki itu menyatakan akan mengevaluasi pemakaian brand Trump oleh mereka.
Trump Towers Istanbul adalah kompleks perdagangan dan hunian eksklusif yang dibangun miliarder Turki Aydin Dogan yang menjulang di tengah pusat kawasan bisnis di Istanbul.

Dogan membayar Trump untuk pemakaian brand itu.

"Kami menyesalkan dan mengecam pernyataan diskriminatif Trump. Pernyataan semacam itu tidak ada nilainya dan produk dari pandangan yang tidak memahami Islam, sebagai agama damai," kata Bulent Kural, manajer mal belanja Trump.
Trump, konglomerat real estate dan mantan bintang reality show televisi yang tengah memimpin popularitas calon presiden dari Republik pada Pemilu November 2016, dihujani kritik baik di dalam negeri maupun luar negeri AS.

Trump memicu kemarahan internasional setelah menyeru umat muslim, dari imigran sampai mahasiswa dan wisatawan, dilarang masuk ke AS setelah terjadi penembakan massal di California oleh suami istri muslim yang teradikalisasi.
Trump Towers Mall di Istanbul menghimpun sekitar 175 butik, selain mengenalkan brand Turki dan dunia.

"Reaksi kami ditujukan langsung kepada keluarga Trump. Kami tengah mengkaji kembali dimensi hukum dari hubungan kami dengan brand Trump," kata Kural seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Back To Top