Ayunda W Savitri - detikNews
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) rupanya masih tersulut bara api kala menceritakan kisruh dengan DPRD terkait APBD 2015. Dia pun menantang agar dewan menginterpelasi dirinya agar Ahok dapat memberi penjelasan mengenai sistem e-budgeting.
"Saya lebih baik tersingkir dari gubernur daripada ditipu terus. Saya tantang DPRD kok nggak jadi interpelasi saya, impeachment saya," ujar Ahok saat rapat dengan para pengusaha yang memberikan sumbangan kepada DKI, termasuk salah satunya adalah CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir.
Hal ini diungkapkannya di Ruang Rapim Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (18/2/2015). Dia juga bahkan sempat berkelakar telah mengalokasikan uang untuk membeli foto yang nantinya dipajang di Ruang Gubernur.
Hal itu dilakukan untuk menandakan dirinya pernah menjabat sebagai DKI 1. Hingga kini 'gencatan senjata' antara Pemprov dan DPRD belum menemui ujung titiknya. Masing-masing saling melempar argumentasi.
Hal yang paling dihindarkan oleh Ahok, tertipu untuk kesekian kalinya dalam pengajuan dana program di APBD. Suami Veronica Tan itu pun mencontohkan nasib truk hibah dari Tahir Foundation yang tiba-tiba raib dari APBD pada tahun 2013 lalu.
"Ingat sumbangan bapak soal truk sampah itu tiba-tiba hilang duitnya pas sampai ke Mendagri. Sudah hilang 2013, ya sudah di 2014 keluarin sudah pesan di e-katalog. APBD diketik DPRD hilang setengah duitnya di APBD-P. Ini karena nggak ada e-budgeting," kisahnya.
"Begitu masukin kata-kata seperti mesin penghitung uang, pemotong kertas, papan tulis elektronik. Semua haram! Jadi kalau dimasukkan kata-kata yang tidak diinginkan langsung tidak terinput. Langsung hemat Rp 4,3 triliun. Ini yang lagi diributkan DPRD," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyadari betul besarnya anggaran daerah milik Jakarta. Namun pengeluarannya selalu tidak tepat dengan peruntukan semulanya dikarenakan ada campur tangan oknum yang bermain.
"Saya orang paling sabar sebetulnya. Saya nahan diri. Dulu nggak ada e-budgeting, semua depan saya sopan-sopan tapi begitu dikirim ke Mendagri berkasnya muncul-muncul. Saya lagi berantem sama DPRD, kenapa nggak interpelasi saya," imbuhnya.
"Duit DKI banyak tapi keluarnya nggak pas. Mendagri sekarang nggak mau terima tanpa tanda tangan DPRD. Di DPRD oknumnya nggak mau e-budgeting. (Makanya kita lagi) Berantem sekarang," pungkas Ahok.
"Saya lebih baik tersingkir dari gubernur daripada ditipu terus. Saya tantang DPRD kok nggak jadi interpelasi saya, impeachment saya," ujar Ahok saat rapat dengan para pengusaha yang memberikan sumbangan kepada DKI, termasuk salah satunya adalah CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir.
Hal ini diungkapkannya di Ruang Rapim Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (18/2/2015). Dia juga bahkan sempat berkelakar telah mengalokasikan uang untuk membeli foto yang nantinya dipajang di Ruang Gubernur.
Hal itu dilakukan untuk menandakan dirinya pernah menjabat sebagai DKI 1. Hingga kini 'gencatan senjata' antara Pemprov dan DPRD belum menemui ujung titiknya. Masing-masing saling melempar argumentasi.
Hal yang paling dihindarkan oleh Ahok, tertipu untuk kesekian kalinya dalam pengajuan dana program di APBD. Suami Veronica Tan itu pun mencontohkan nasib truk hibah dari Tahir Foundation yang tiba-tiba raib dari APBD pada tahun 2013 lalu.
"Ingat sumbangan bapak soal truk sampah itu tiba-tiba hilang duitnya pas sampai ke Mendagri. Sudah hilang 2013, ya sudah di 2014 keluarin sudah pesan di e-katalog. APBD diketik DPRD hilang setengah duitnya di APBD-P. Ini karena nggak ada e-budgeting," kisahnya.
"Begitu masukin kata-kata seperti mesin penghitung uang, pemotong kertas, papan tulis elektronik. Semua haram! Jadi kalau dimasukkan kata-kata yang tidak diinginkan langsung tidak terinput. Langsung hemat Rp 4,3 triliun. Ini yang lagi diributkan DPRD," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyadari betul besarnya anggaran daerah milik Jakarta. Namun pengeluarannya selalu tidak tepat dengan peruntukan semulanya dikarenakan ada campur tangan oknum yang bermain.
"Saya orang paling sabar sebetulnya. Saya nahan diri. Dulu nggak ada e-budgeting, semua depan saya sopan-sopan tapi begitu dikirim ke Mendagri berkasnya muncul-muncul. Saya lagi berantem sama DPRD, kenapa nggak interpelasi saya," imbuhnya.
"Duit DKI banyak tapi keluarnya nggak pas. Mendagri sekarang nggak mau terima tanpa tanda tangan DPRD. Di DPRD oknumnya nggak mau e-budgeting. (Makanya kita lagi) Berantem sekarang," pungkas Ahok.
Labels:
DKI Jakarta
Thanks for reading Ahok: Saya Lebih Baik Tersingkir dari Gubernur Daripada Ditipu! . Please share...!
0 Komentar untuk "Ahok: Saya Lebih Baik Tersingkir dari Gubernur Daripada Ditipu! "