Kantor Badan pengawas Pemilu, Jakarta, Sabtu, 27 Desember 2014. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Makassar, CNN Indonesia --
Money Politic atau politik uang merupakan
salah satu cara sosialisasi kampanye yang dilakukan para kandidat
pengisi kursi legislatif, kepala daerah. Ketua Badan Pengawasan Pemilu
Muhammad menemukan bahwasanya Money Politic mendapat sambutan positif
dari masyarakat sehingga proses money politic ini tetap menjadi tradisi di kalangan masyarakat.
"Beberapa kampung didaerah menuliskan 'Masyarakat Kampung Ini Siap Menerima Serangan Fajar' dan NPWP (Nomor Piro Wani Piro)," Kata Muhammad disela-sela pidato pengukuhan Guru Besarnya, Makassar, Sabtu, (28/2).
Serangan Fajar merupakan istilah pemberian uang pada penduduk dan dalam jumlah banyak, dan Nomor Piro Wani Piro jika di Indonesiakan maka nomor (urut) berapa dan berani berapa yang dimaksudkan masyarakat mau memberi suaranya sesuai nomor urut yang diminta dengan balasan uang yanh setimpal.
Ke depan, Bawaslu meminta ketegasan terhadap kerangka ketegasan pemilu sehingga sosialisasi melalui politik uang bisa ditindaklanjuti, selain itu Bawaslu juga meminta adanya pencerdasan pada masyarakat agar tidak ada lagi sambutan positif dan kecenderungan meminta pada para peserta pemilu.
"Sehingga tercipta pemilih cerdas, tapi ini juga butuh dukungan dari pelaku politik itu sendiri," katanya.
Sikap masyarakat ini merupakan temuan Bawaslu dalam Pilpres dan Pileg 2014, Bawaslu mengharapkan hal ini bisa berkurang dan diminimalisir mengingat Pilkada yang akan digelar serempal sebentar lagi.
Pengukuhan Guru Besar ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufida Kalla, Menteri Riset dan Teknologi M Nasir di Universitas Hasanudin, Makassar.
Kendati demikian, Pemilu 2014 salah satu pemilihan umum yang mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, keduanya sepakat KPU dan Bawaslu memiliki independensi yang kuat sehingga pemilu mampu berjalan dengan baik.
(eno)
"Beberapa kampung didaerah menuliskan 'Masyarakat Kampung Ini Siap Menerima Serangan Fajar' dan NPWP (Nomor Piro Wani Piro)," Kata Muhammad disela-sela pidato pengukuhan Guru Besarnya, Makassar, Sabtu, (28/2).
Serangan Fajar merupakan istilah pemberian uang pada penduduk dan dalam jumlah banyak, dan Nomor Piro Wani Piro jika di Indonesiakan maka nomor (urut) berapa dan berani berapa yang dimaksudkan masyarakat mau memberi suaranya sesuai nomor urut yang diminta dengan balasan uang yanh setimpal.
Ke depan, Bawaslu meminta ketegasan terhadap kerangka ketegasan pemilu sehingga sosialisasi melalui politik uang bisa ditindaklanjuti, selain itu Bawaslu juga meminta adanya pencerdasan pada masyarakat agar tidak ada lagi sambutan positif dan kecenderungan meminta pada para peserta pemilu.
"Sehingga tercipta pemilih cerdas, tapi ini juga butuh dukungan dari pelaku politik itu sendiri," katanya.
Sikap masyarakat ini merupakan temuan Bawaslu dalam Pilpres dan Pileg 2014, Bawaslu mengharapkan hal ini bisa berkurang dan diminimalisir mengingat Pilkada yang akan digelar serempal sebentar lagi.
Pengukuhan Guru Besar ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mufida Kalla, Menteri Riset dan Teknologi M Nasir di Universitas Hasanudin, Makassar.
Kendati demikian, Pemilu 2014 salah satu pemilihan umum yang mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, keduanya sepakat KPU dan Bawaslu memiliki independensi yang kuat sehingga pemilu mampu berjalan dengan baik.
(eno)
Labels:
Money Politic
Thanks for reading Ironis, Money Politic Masih Disambut Baik Masyarakat. Please share...!
0 Komentar untuk "Ironis, Money Politic Masih Disambut Baik Masyarakat"