Menteri Kesehatan Nila Moeloek, saat
menggelar keterangan pers, di Polda Jatim, Surabaya, Sabtu, 3 Januari
2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Nila menegaskan, stunting merupakan salah satu ancaman serius terhadap pembangunan kesehatan, khususnya pada kualitas generasi mendatang.
Sebuah laporan berjudul Improving Child Nutrition: The achievable imperative for global progress (Meningkatkan Gizi Anak: Pencapaian global imperatif untuk kemajuan) menyibak bahwa kunci keberhasilan dalam melawan stunting adalah dengan memfokuskan perhatian pada kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan seorang anak.
"Rata-rata angka penderita stunting di Indonesia adalah 37,2 persen. Ada kesenjangan di beberapa daerah. Akibatnya, banyak anak-anak yang otaknya tidak berkembang dengan baik," kata Nila, di Gedung Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (3/2).
WHO menyebut, persentase tersebut termasuk kategori berat. Menurut situs UNICEF, stunting, atau terhambatnya pertumbuhan, bukan hanya menyebabkan balita menjadi lebih pendek dari pada usianya - tapi hal ini juga bisa berarti anak tersebut menderita pengembangan terhambat dari otak dan kapasitas kognitif.
Nila menjelaskan kematian ibu juga masih menjadi tantangan bagi Kemenkes. "Ada berbagai penyebab kematian ibu. Selain faktor kesehatan, ada pula faktor lain seperti infrastruktur, ketersediaan air bersih, transportasi, dan nilai-nilai budaya," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan prihatin atas banyaknya ibu yang berusia terlampau muda. "Hal itu membuat mereka tidak siap baik secara fisik maupun mental," kata Nila.
(meg)
Labels:
Kemenkes
Thanks for reading Menkes Sorot soal Stunting dan Angka Kematian Ibu. Please share...!
0 Komentar untuk "Menkes Sorot soal Stunting dan Angka Kematian Ibu"