Sudrajat - detikNews
Jakarta - Politisi Partai Gerindra FX Arif Poyuono menyarankan agar Presiden Jokowi tak melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini. Sebab langkah itu dikhawatirkan bakal menyulut ketegangan baru antara Presiden dengan partai-partai politik pendukungnya.
“Selepas kisruh KPK-Polri ke depan ini sebaiknya jangan dulu ada reshuffle lah karena itu akan menimbulkan ketidakpastian baru,” kata dia dalam bedah buku 'Berpolitik Tanpa Partai' karya dua wartawan perempuan Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti di Balai Sarwono, Kamis (12/2/2015).
Kalau pun ada kekurangan di sana-sini dalam masa 100 hari pertama pemerintahannya, Arif melanjutkan, hendaknya harus dipahami bahwa persoalan yang dihadapi begitu kompleks. Ia mengingatkan para relawan Jokowi semasa pemilu Presiden untuk membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang hal tersebut.
Presiden Jokowi, kata Arif, bukan figur Nobita dalam serial kartun Jepang, 'Doraemon' yang bisa meminta bantuan Doraemon untuk memenuhi keinginan atau membereskan setiap masalah.
“Itu tugas relawan Jokowi lah, jangan dilepas begitu saja. Harus terus dikawal agar jangan diganggu para debt collector atau pencari harta karun,” ujarnya.
Sebelumnya dalam diskusi itu Ketua Umum Projo (salah satu kelompok relawan Jokowi), Budi Arie Setiadi menilai setidaknya ada 10-14 menteri yang kinerjanya kurang memuaskan. Sehingga pada saatnya mereka harus diganti oleh figur yang benar-benar tepat.
Sementara Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Meydiatama Suryodiningrat memperkirakan reshuffle baru akan dilakukan setelah pemerintahan berjalan 12 bulan. Saat ini, kata dia, Jokowi masih terus melakukan penyesuaian dan pembelajaran, serta mencari keseimbangan politik.
Ia merujuk pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto di tengah panasnya
kisruh KPK-Polri menjadi salah satu sinyal akan berubahnya konstelasi
politik ke depan. “Jadi sangat mungkin bila terjadi reshuffle bakal ada
kader baru yang masuk kabinet,” ujarnya.
(alx/erd)
FX Puyuono (berbatik)
“Selepas kisruh KPK-Polri ke depan ini sebaiknya jangan dulu ada reshuffle lah karena itu akan menimbulkan ketidakpastian baru,” kata dia dalam bedah buku 'Berpolitik Tanpa Partai' karya dua wartawan perempuan Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti di Balai Sarwono, Kamis (12/2/2015).
Kalau pun ada kekurangan di sana-sini dalam masa 100 hari pertama pemerintahannya, Arif melanjutkan, hendaknya harus dipahami bahwa persoalan yang dihadapi begitu kompleks. Ia mengingatkan para relawan Jokowi semasa pemilu Presiden untuk membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang hal tersebut.
Presiden Jokowi, kata Arif, bukan figur Nobita dalam serial kartun Jepang, 'Doraemon' yang bisa meminta bantuan Doraemon untuk memenuhi keinginan atau membereskan setiap masalah.
“Itu tugas relawan Jokowi lah, jangan dilepas begitu saja. Harus terus dikawal agar jangan diganggu para debt collector atau pencari harta karun,” ujarnya.
Sebelumnya dalam diskusi itu Ketua Umum Projo (salah satu kelompok relawan Jokowi), Budi Arie Setiadi menilai setidaknya ada 10-14 menteri yang kinerjanya kurang memuaskan. Sehingga pada saatnya mereka harus diganti oleh figur yang benar-benar tepat.
Sementara Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Meydiatama Suryodiningrat memperkirakan reshuffle baru akan dilakukan setelah pemerintahan berjalan 12 bulan. Saat ini, kata dia, Jokowi masih terus melakukan penyesuaian dan pembelajaran, serta mencari keseimbangan politik.
(alx/erd)
Labels:
Gerindra
Thanks for reading Politisi Gerindra Ini Sarankan Jokowi Tak Reshuffle Kabinet . Please share...!
0 Komentar untuk "Politisi Gerindra Ini Sarankan Jokowi Tak Reshuffle Kabinet "