-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Seluk-Beluk Tambang Bawah Tanah Freeport

Hidayat Setiaji - detikfinance
//images.detik.com/content/2015/02/16/1034/20150214_121459.jpg
Jakarta - PT Freeport Indonesia sudah beroperasi di Papua sejak puluhan tahun lalu. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini memproduksi konsentrat emas, perak, dan tembaga.

Dari awal beroperasi di Indonesia, Freeport melakukan kegiatan penambangan di tambang terbuka alias open pit. Selain menambang dari atas, Freeport juga punya tambang bawah tanah.

Kali ini, detikFinance berkesempatan untuk menengok salah satu tambang bawah tanah milik Freeport yaitu DOZ. Tambang ini sudah beroperasi sejak tahun 2000 dan mulai berproduksi pada 2001.

Yuk kita lihat seperti apa penampakannya. seperti dirangkum, Senin (16/2/2015).



Susana Temaram di Cuaca yang Dingin//images.detik.com/content/2015/02/16/1034/070437_20150214_113946.jpg

Sebelum masuk ke tambang, seluruh ‎peserta harus menggunakan peralatan keselamatan (safety gear). Mulai dari helm, kacamata (goggles), rompi (vest), alat bantu pernafasan yang dibutuhkan dalam kondisi darurat, dan sepatu boot.

Tidak hanya menggunakan safety gear komplit, peserta juga harus mengisi formulir yang berisi sejumlah informasi kesehatan. Selepas itu, tim medis mengukut tekanan darah para peserta.

Masuk ke tambang DOZ, udara mulai mengigit. Maklum, suhu di dalam tambang bawah tanah ini sekitar 16 derajat celcius.

Suasana bawah tanah dipadukan dengan cahaya lampu temaram menjadi teman di tambang DOZ. Dinding yang berlapis semen tembak (shotcrete) dan atap hitam pun menjadi pemandangan yang tidak pernah lepas dari mata.

Meski tambang bawah tanah, tetapi udara di DOZ cukup bersih. Pasalnya, ada kipas besar bert‎enaga 2.000 tenaga kuda yang menyaring udara kotor.


Beroperasi 24 Jam

//images.detik.com/content/2015/02/16/1034/070503_20150214_114449.jpg
Anton Priatna, salah satu Underground Engineer Freeport Indonesia, mengatakan di tambang DOZ total ada sekitar 2.000 karyawan. Tambang ini beroperasi 24 jam sehari 7 hari seminggu yang terbagi menjadi 3 shift.

"Produksi tambang DOZ ditargetkan 80.000 ton ore per hari, tetapi sekarang masih 60.000 ton ore per hari," kata Anton di tambang DOZ, Timika, Papua, Sabtu (14/2/2015).

Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freepot Indonesia, mengatakan cadangan tambang DOZ tinggal tersisa 5-6 tahun lagi. Cadangan di tambang DOZ sendiri adalah sekitar 400-450 juta ton.

"Dari cadangan itu, sudah 300 juta ton yang kita tambang," ujar Nurhadi.


Tetap Ingat 'Yang Di Atas' //images.detik.com/content/2015/02/16/1034/070537_20150214_115141.jpg

Di tambang ini ada sekitar 2.000 pekerja yang bekerja dalam 3 shift selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Meski bekerja di bawah tanah, pekerja tetap berupaya mengingat pada Yang di Atas, alias Tuhan yang Maha Kuasa.

Buktinya, ada fasilitas ibadah di tambang DOZ. Ada sebuah masjid dan sebuah gereja.

Masjid di bawah tanah ini diberi nama Ash-Haabul Kahfi. Sementara gerejanya adalah Oikumene.

"Bahkan ada karyawan yang menikah di sini," ujar Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freepot Indonesia, di tambang DOZ, Timika, Papua, Sabtu (14/2/2015).

Selain fasilitas ibadah, ada pula semacam kantin bagi para karyawan. ‎Anton Priatna, Underground Engineer Freeport Indonesia, mengatakan karyawan menyebutnya sebagai lunch room.

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, lunch room ini juga merupakan titik kumpul kala ada peledakan berkala di dalam tambang DOZ.

"Setiap blasting, orang harus berkumpul di tempat yang ditunjuk yaitu lunch room. Pengawas harus mengecek, kalau ada yang belum kumpul kita nggak akan lakukan blasting," papar Anton.

Operasional Seperti Seperti Main Video Game

//images.detik.com/content/2015/02/16/1034/070604_20150214_123828.jpg
Teknologi di bidang pertambangan semakin berkembang. Kini, untuk mengambil material di bawah tanah bisa dilakukan melalui jarak jauh. Prosesnya mirip dengan bermain video game.

Tambang bawah tanah DOZ yang dioperasikan PT Freeport‎ Indonesia kini menggunakan teknologi MineGem untuk menggerakkan loader, atau pengangkut material. Operator tidak perlu lagi masuk ke kendaraan loader, cukup duduk manis di ruang ber-AC.

Di ruang kontrol di dekat tambang bawah tanah DOZ, Timika, Papua, terdapat sejumlah layar dan perangkat pengendali. Dari situ lah loader digerakkan. Caranya mirip dengan main video game.

"Dari sini kita mengendalikan produksi di bawah tanah. Di screen, ada loader. Ini sedang melakukan penambangan di bawah tanah," kata Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freepot Indonesia, Sabtu (14/2/2015).

Saat ini, lanjut Nurhadi, operator tidak lagi duduk di kursi loader. "Sekarang di luar, pakai sistem otomatis," ujarnya.

Tujuan sistem penambangan otomasi, tambah Nurhadi, adalah mengurangi keterlibatan karyawan yang bekerja di bawah tanah. Dengan begitu, risiko-risiko kecelakaan kerja bisa berkurang.

"Ini juga lebih efisien dibandingkan pekerjaan secara manual. Produktivitasnya sekarang sama, tapi ke depan diperkirakan bisa 10-20% lebih baik," papar Nurhadi.

Saat ini, menurut Nurhadi, sudah 80% loader di tambang DOZ menggunakan MineGem. Proses otomatisasi pekerjaan tidak dilakukan tiba-tiba, tetapi sudah 10 tahun.

"Prosesnya dulu dari manual pakai remote, baru otomasi. Sekitar 10 tahun lalu sudah menggunakan remote dan otomasi," ucapnya.


Tambang Grasberg Akan Pensiun

//images.detik.com/content/2015/02/16/1034/freeporttambang1.jpg
Tambang terbuka (open pit) Grasberg masih menjadi andalan produksi PT Freeport Indonesia. Dari produksi ore atau bijih mineral 220.000-240.000 ton per hari, sekitar 70% datang dari Grasberg.

Namun kini Grasberg sudah mulai 'tua'. ‎Pada 2017, tambang yang sudah dioperasikan sejak 1988 ini diperkirakan 'pensiun'.

"Pit Grasberg sedang memasuki masa pensiun. Kegiatan akan menuju ke bawah tanah," kata Wahyu Sunyoto, SVP Geoscience & Techinical Services Division‎ Freeport Indonesia, di komplek Freeport, Timika, Papua, Sabtu (14/2/2015).

Ada sejumlah tambang bawah tanah yang bakal menggantikan Grasberg. Pertama adalah DOZ, yang sudah berproduksi sejak 2001.

"Cadangannya adalah 176 juta‎ ton. Kandungan setiap ton ore-nya adalah 0,57% tembaga dan 0,71 gram. Tenaga kerja sekitar 1.400," kata Wahyu.

Tambang bawah tanah kedua, tambah Wahyu, adalah Big Gossan. Cadangannya adalah 54 juta ton. Setiap ton ore di tambang ini mengandung 2,26% tembaga dan 0,97 gram emas.

"Tenaga kerjanya adalah 870 orang. Tambang ini mulai berproduksi 2010," tutur Wahyu.


Kedalaman Tambang Grasberg Kalahkan Gedung Tertinggi Dunia

 //images.detik.com/content/2015/02/16/1034/penampakantambang2.jpg

Tambang terbuka (open pit) Grasberg seolah menjadi ikon PT Freeport Indonesia. Saat ini, produksi mineral berharga terbesar masih dihasilkan dari Grasberg.

Namun, Grasberg pun semakin berumur. Pada 2017, tambang yang mulai beroperasi pada 1988 ini kemungkinan cadangannya habis.

"Sekitar 70% bijih Freeport masih berasal dari tambang terbuka Grasberg. Pada 2017, tambang terbuka Grasberg selesai," kata Nurhadi Sabirinn EVP & General Manager Freeport Indonesia, di Timika, Papua, Sabtu (14/2/2015).

Wahyu Sunyoto, SVP Geoscience & Techinical Services Division Freeport Indonesia, menambahkan bahwa Grasberg bisa dibilang salah satu ikon dunia.

"Kandungan tembaga ketiga terbesar di dunia, kandungan emasnya nomor 1," ujarnya.

Kedalaman tambang Grasberg, lanjut Wahyu, mencapai lebih dari 1.000 meter. Ini mengalahkan gedung tertinggi dunia, yaitu Burj Khalifa di Dubai (Uni Emirat Arab).

"Di Dubai itu 800 meter. Kita membangun yang lebih besar dari gedung tertinggi di dunia. Super structure ada di Papua," jelas Wahyu.

Di Grasberg, tambah Wahyu, 100% pekerja adalah adalah putra nasional. Sejak 2006, dia menyebut tidak ada ekspatriat yang bekerja di Grasberg.

Namun meski Grasberg akan 'pensiun', tetapi Freeport masih memiliki banyak cadangan material berharga yaitu emas, perak, dan tembaga dari berbagai tambang di Papua. Wahyu menyebut hingga 2041 masih ada cadangan terbukti sebanyak 2,35 miliar ton material bijih atau ore yang mengandung mineral berharga.

"Total hampir 45 miliar pon tembaga, sekarang harganya sekitar US$ 2,8/pon. Emas ada 41,7 juta troy ons, harganya sekarang US$ 1.260/troy ons. Tinggal dihitung saja," papar Wahyu.


(ady/ang)


Labels: Freeport

Thanks for reading Seluk-Beluk Tambang Bawah Tanah Freeport. Please share...!

0 Komentar untuk "Seluk-Beluk Tambang Bawah Tanah Freeport"

Back To Top