-->
Motivasi Menulis
Bisnis Online

Keroncong Indonesia Menembus Kebekuan Korea Utara

, CNN Indonesia
Keroncong Indonesia Menembus Kebekuan Korea Utara Intan Soekotjo dan rombongan musik keroncong Indonesia di Korea Utara. (CNNIndonesia Free Rights/Dok. Intan Soekotjo)
 
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara bisa dibilang negara yang amat tertutup. Tidak banyak orang dari luar temboknya yang bebas bolak-balik ke sana. Namun siapa sangka, berbekal keroncong, sekelompok orang Indonesia bisa menghabiskan waktu empat hari di sana.

Intan Soekotjo, putri penyanyi keroncong legendaris Sundari Soekotjo, berhasil ke sana. Ia bersama sepuluh orang perwakilan dari Indonesia diundang untuk menghadiri acara April Spring Friendship Festival di Korea Utara, pada 13-16 April 2014.


Intan tak tanggung-tanggung dalam menyiapkan penampilan keroncongnya. Ia bahkan membawa semua alat instrumen keroncong langsung dari Indonesia, seperti gendang dan kolintang hingga kelebihan muatan 200 kilogram.

Kelompok Intan tidak diundang sendirian. Selain Indonesia, juga hadir perwakilan 19 negara lain, termasuk Malaysia.

Mendapat undangan ke luar negeri, tentu saja Intan senang. Begitu tahu tujuannya ke Korea Utara, ia mengaku awalnya sedikit cemas.

 "Saya kira undangannya dari Korea Selatan, ternyata dari Korea Utara. Agak deg-degan juga sih, apalagi setelah menonton film The Interview," kata Intan kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, kemarin (20/5), seraya tertawa.

"Untungnya, Kementerian Pariwisata dan Kedutaan Besar Republik Indonesia—KBRI—di Pyongyang sudah membuatkan panduan bagi kami," lanjutnya.

Diberikannya panduan untuk berlaku selama di Korea Utara hanyalah permulaan dari "ketegangan" Intan. Ia pun hanya bisa pasrah dan berusaha santun sesampainya di sana.

"Mereka memang saklek banget sama peraturan. Ibu tadinya mau ikut, tapi sulit perizinannya. Akhirnya kita cuma ikuti saja deh, peraturannya," ujar Intan.

Sebelum tiba di Korea Utara, pesawat Intan singgah terlebih dulu di Beijing, China. Di sana, Intan dan timnya menitipkan telepon selular di KBRI Beijing.

Penitipan tersebut dianjurkan oleh pihak KBRI agar tidak terjadi salah paham dengan pihak Korea Utara yang memang tidak mengizinkan alat komunikasi masuk ke negaranya.

Entah mengapa, satu unit iPad berhasil lolos sampai ke Korea Utara karena tidak sengaja tertinggal di dalam koper.

"Sesampainya di sana, rasanya jantung semakin deg-degan karena tahu kalau iPad tertinggal. Tapi berhasil lolos karena tidak ada slot sim card-nya," kata Intan.

"Petugas imigrasi di sana malah bingung dan takjub dengan keberadaan iPad. Mereka sempat asyik sendiri mengutak-atik iPad kami," lanjutnya.

iPad pun menjadi hiburan satu-satunya bagi kelompok Intan selama di sana, meski akhirnya pemandangan ajaib di Korea Utara membuat mereka tidak lagi berebutan iPad.

Dari cerita Intan, diketahui kalau kedisiplinan Korea Utara memang bukan dongeng semata. Ia tidak mau berbuat kesalahan, karena tidak ingin pemandu wisatanya dikenai hukuman.

Saat mengunjungi tempat-tempat bersejarah, ia dan kawan-kawannya pun mau tidak mau sering membungkukkan badan demi memberi penghormatan seperti yang diminta oleh pemandu wisata mereka.

Yang paling menarik ialah saat Intan hendak berfoto di depan patung Kim il-Sung dan Kim Jong-il.

"Meski kami yang difoto di depan patung tersebut, bentuk patung tersebut harus tetap sempurna. Tidak boleh terpotong atau miring dalam gambar," ujar Intan.

"Ekspresi wajah kami pun harus segembira mungkin saat berfoto di tempat-tempat bersejarah itu," lanjutnya.

Tidak hanya di depan patung, Intan pun harus membungkuk di depan mumi pemimpin Korea Utara bahkan di papan iklan yang memasang wajah-wajah pendahulu Kim Jong-Un.

Selaku undangan kenegaraan, Intan juga berkesempatan untuk datang ke istana kenegaraan Korea Utara. Di sana, Intan semakin terkesan dengan kebesaran nama klan Kim Jong-Un.

"Bayangkan, ada kapal perang yang sangat besar dipajang di dalam ruangan istana, lengkap dengan penyejuk udara dan tata lampu yang megah," kata Intan.

Rasa keingintahuan Intan dan rekan-rekannya timbul. Beberapa kali mereka bertanya tentang kondisi di Korea Utara kepada pemandu wisatanya.

"Saya bertanya, apakah benar ada kamp penyiksaan di sana. Mereka menjawab, tidak ada dan itu hanya propaganda," ujar Intan. Menanggapi pertanyaan usil Intan, sang pemandu lalu bertanya apa pendapat Intan tentang Korea Selatan.

Intan pun gelagapan dan menjawab sekadarnya, karena tidak ingin menyakiti hati sang pemandu wisata. "Padahal saya ingin bilang, kalau saya kasihan dengan warga Korea Utara yang tidak memiliki akses internet," kata Intan.

 Tiba saat Intan dan kelompoknya tampil dalam pertunjukan. Hawa kedisipilinan Korea Utara pun masih terasa, dari soal waktu hingga nada. Semuanya harus diulang jika dirasa tidak tepat oleh panitia penyelanggara.

Ketika tampil, Intan sudah pasti mendapat tepuk tangan paling meriah. Warga Korea Utara terpukau ketika Intan dengan riasan Jawa lengkap membawakan lagu asli Korea Utara, Let's Study, yang dibawakan secara keroncong kontemporer, juga Bengawan Solo yang dibantu oleh komposer Dwiki Darmawan.

Tapi tepuk tangan yang paling meriah tentu saja untuk para pemimpin Korea Utara. Apalagi saat pembawa acara membacakan surat dari Kim Jong-Un yang berhalangan hadir.

"Wah, semuanya bertepuk tangan. Cukup lama. Saya dan rekan-rekan sempat kebingungan, kami harus ikut tepuk tangan enggak, ya? Tapi karena acara tersebut banyak direkam kamera lokal, kami hanya bisa ikut tepuk tangan sambil menampilkan wajah sebahagia mungkin," ujar Intan tertawa.

Di balik kekakuan di Korea Utara, Intan mengaku, negara tersebut sebenarnya indah. Tidak ada kegaduhan layaknya negara maju.

Bahkan listrik pun dimatikan pada jam sembilan malam, karena dipusatkan hanya untuk menyinari bangunan kenegaraan.

"Hikmahnya sih, hidup di sana seperti kembali ke alam. Tidak sibuk main gadget atau pusing bermacet-macetan," kata Intan.

"Tapi saya lebih bersyukur tinggal di Indonesia, apalagi di Jakarta, yang meskipun ruwet namun masih memberikan kebebasan," lanjutnya menutup pembicaraan.

(ard/vga)

Labels: Keroncong Indonesia, Korea Utara, Menembus Kebekuan Korea Utara

Thanks for reading Keroncong Indonesia Menembus Kebekuan Korea Utara. Please share...!

0 Komentar untuk "Keroncong Indonesia Menembus Kebekuan Korea Utara"

Back To Top