porter : Iqbal Fadil
Merdeka.com - Musibah jatuhnya pesawat Hercules C 130 milik TNI AU kembali menimbulkan pembahasan seputar anggaran TNI. Tahun 2015 ini, TNI mendapat anggaran Rp 96 triliun dan tahun depan pemerintah telah menaikkan anggaran di atas Rp 100 triliun. Sayangnya, lebih dari 50 persen anggaran itu habis untuk operasional dan anggaran rutin terutama gaji prajurit.
Jangankan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang nilainya mahal, untuk memelihara alutsista yang ada pun, TNI harus memilih untuk memprioritaskan anggaran.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menyebut anggaran yang ada saat ini sangat jauh dari kata ideal guna melakukan modernisasi alutsista TNI. "Anggaran minimum itu Rp 300 triliun sedangkan anggaran tahun ini hanya Rp 102 triliun," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).
Anggaran minimum tersebut, kata dia, hanya setengah dari jumlah ideal untuk melakukan modernisasi alutsista yang berjumlah Rp 600 triliun. Apalagi, dengan anggaran yang ada saat ini, sangat tidak mungkin anggaran langsung bisa melonjak 300 persen.
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin yang turut menyebut minimnya anggaran yang dimiliki oleh TNI. Apalagi, anggaran dari Kementerian Pertahanan harus dibagi ke Mabes TNI dan tiga matra TNI.
"Sekarang ini saja, untuk anggaran Menhan Rp 102 triliun. Sekitar 77,7 persen untuk TNI yang dibagi untuk empat bagian untuk mabes dan tiga matra," ucapnya.
Presiden Jokowi sendiri pernah mengatakan akan menaikkan anggaran TNI hingga 200 persen dari jumlah yang ada saat ini. Syaratnya, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 persen.
"Saya pernah katakan, kalau pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, anggaran untuk TNI bisa mencapai hampir Rp 210 triliun," ungkap Jokowi saat berkunjung ke Rumah Sakit Moh Ridwan Meuraksa Kodam Jaya, di Jalan Raya Taman Mini 1, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (13/5).
Merdeka.com - Musibah jatuhnya pesawat Hercules C 130 milik TNI AU kembali menimbulkan pembahasan seputar anggaran TNI. Tahun 2015 ini, TNI mendapat anggaran Rp 96 triliun dan tahun depan pemerintah telah menaikkan anggaran di atas Rp 100 triliun. Sayangnya, lebih dari 50 persen anggaran itu habis untuk operasional dan anggaran rutin terutama gaji prajurit.
Jangankan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang nilainya mahal, untuk memelihara alutsista yang ada pun, TNI harus memilih untuk memprioritaskan anggaran.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menyebut anggaran yang ada saat ini sangat jauh dari kata ideal guna melakukan modernisasi alutsista TNI. "Anggaran minimum itu Rp 300 triliun sedangkan anggaran tahun ini hanya Rp 102 triliun," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/7).
Anggaran minimum tersebut, kata dia, hanya setengah dari jumlah ideal untuk melakukan modernisasi alutsista yang berjumlah Rp 600 triliun. Apalagi, dengan anggaran yang ada saat ini, sangat tidak mungkin anggaran langsung bisa melonjak 300 persen.
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin yang turut menyebut minimnya anggaran yang dimiliki oleh TNI. Apalagi, anggaran dari Kementerian Pertahanan harus dibagi ke Mabes TNI dan tiga matra TNI.
"Sekarang ini saja, untuk anggaran Menhan Rp 102 triliun. Sekitar 77,7 persen untuk TNI yang dibagi untuk empat bagian untuk mabes dan tiga matra," ucapnya.
Presiden Jokowi sendiri pernah mengatakan akan menaikkan anggaran TNI hingga 200 persen dari jumlah yang ada saat ini. Syaratnya, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 persen.
"Saya pernah katakan, kalau pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, anggaran untuk TNI bisa mencapai hampir Rp 210 triliun," ungkap Jokowi saat berkunjung ke Rumah Sakit Moh Ridwan Meuraksa Kodam Jaya, di Jalan Raya Taman Mini 1, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (13/5).
[bal]
Labels:
Anggaran cuma Rp 100 T,
Bisakah TNI modernisasi Alutsista?
Thanks for reading Anggaran cuma Rp 100 triliun, bisakah TNI modernisasi alutsista?. Please share...!
0 Komentar untuk "Anggaran cuma Rp 100 triliun, bisakah TNI modernisasi alutsista?"