Namun
isyarat atau tanda alam mengatakan lain. Tanda-tanda isyarat alam itu
baru dirasakan oleh Agung saat dirinya telah menjalani kehidupan, serta
melalui evaluasi dan introspeksi diri. Tanda alam itu memang sulit untuk
dinalarkan, tapi akan diketahui beberapa atau bahkan puluhan tahun
kemudian.
"Saya
tak pernah bercita-cita menjadi pejabat negara seperti menjadi anggota
DPRD, DPR maupun menjadi kepala daerah. Saya ingin jadi pilot, tapi
kakek saya menyuruh saya kuliah. Setelah saya melakukan evaluasi, apa
yang saya jalani sekarangan ini, ternyata sudah ada tanda-tanda
alamnya," kata Agung kepada ANTARA News, Jakarta, Senin.
Tanda-tanda
alam yang tanpa disadarinya itu terjadi sejak kecil. Pertama, saat
kecil, dirinya pernah tidur di rumah paman yang terletak dekat gedung
DPRD Brebes.
"Siangnya,
saya main sepeda di teras Gedung DPRD Brebes. Karena lelah, akhirnya
saya tertidur di teras DPRD tersebut. Ternyata, saya jadi anggota DPRD
Brebes dua periode," tutur anggota Komisi II DPR RI itu.
Tanda
alam kedua yang ia dapatkan, dan akhirnya menjadi bupati Brebes adalah
ketika dirinya bermain ke rumah kakek, yang saat itu menjadi Komandan
Distrik Militer (Dandim) di Brebes, Jawa Tengah.
"Kakek
saya tinggal di pendopo kabupaten bagian belakang yang sekarang jadi
dapur. Akhirnya saya jadi Bupati Brebes dan kembali menempati pendopo
tersebut," kata Agung.
Termasuk
menjadi anggota DPR RI ini. Dirinya tak menyangka bakal bisa melenggang
ke Senayan. Melenggangnya ia ke Senayan, juga ditandai dengan tanda
alam. Tanda alam itu adalah menduduki kursi presiden yang ada dalam
gedung kura-kura. Yang terpikirkan saat duduk di kursi presiden itu,
adalah bahwa betapa mulianya tugas kepala negara yang punya tanggung
jawab besar dan berkewajiban untuk mensejahterakan rakyat.
"Waktu
saya kuliah di Universitas Soedirman, Purwokerto tahun 1983, saya ikut
study tour dan salah satunya adalah ke DPR RI. Kami masuk ke ruang
rapat/gedung kura-kura. Saya duduk di kursi yang sengaja disediakan
untuk presiden. Ehh malah saya sekarang jadi anggota DPR RI," ujar
Agung.
Dari rangkaian cerita dan tanda alam itu, sambungnya, semua atas kehendak Allah SWT.
"Saya
menjalani hidup ini seperti air, mengalir begitu saja. Dalam kondisi
adapun butuh kejernihan dalam berpikir, berucap dan berperilaku. Sehebat
apapun kita berencana, tapi Tuhan punya rencana yang lebih baik buat
kita. Saya meyakini tanda-tanda alam tersebut, namun kita tidak
menyadari dan mengetahuinya," demikian Agung.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Labels:
Agung Widyantoro,
Yakini tanda-tanda alam
Thanks for reading Agung Widyantoro yakini tanda-tanda alam. Please share...!
0 Komentar untuk "Agung Widyantoro yakini tanda-tanda alam"