... heran kenapa pemerintah tidak menjaganya. Saya mendapatkan 14 foto-foto proklamasi dari Belanda. Di sana tidak ada yang tahu itu foto apa...Jakarta (ANTARA News) - Sejarawan Indonesia, Rusdhy Hoesein, mengatakan, pemerintah perlu melakukan rekonstruksi atau meremajakan kembali sejarah untuk memperbaiki data-data sejarah menjadi betul-betul valid.
"Sejarah harus terus diperbaiki," kata dia, usai acara pemutaran film Rapat Raksasa Ikada, di Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, di Jalan ANTARA, Jakarta, Sabtu.
Pada kesempatan itu, ditampilkan sejumlah foto yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan.
DI
antaranya foto saat pengibaran Sang Merah Putih dalam beberapa posisi
serta foto saat lagu Indonesia Raya berkumandang yang dipotret dari arah
belakang.
"Saya heran kenapa pemerintah tidak menjaganya. Saya mendapatkan 14 foto-foto proklamasi dari Belanda. Di sana tidak ada yang tahu itu foto apa, padahal itu peristiwa penting bagi Indonesia. Sampai hari ini, publikasi yang ada hanya tiga foto," tuturnya.
"Saya heran kenapa pemerintah tidak menjaganya. Saya mendapatkan 14 foto-foto proklamasi dari Belanda. Di sana tidak ada yang tahu itu foto apa, padahal itu peristiwa penting bagi Indonesia. Sampai hari ini, publikasi yang ada hanya tiga foto," tuturnya.
Masih
sangat banyak relung sejarah bangsa ini yang belum diketahui apalagi
dipelajari secara mendalam. Dari temuan-temuan baru sejarah itu, mosaik
sejarah bangsa bisa disusun kembali sehingga bangunan lengkap sejarah
dapat terwujud.
Sementara itu, Direktur GFJA, Oscar Motuloh, mengatakan. tujuan pemutaran film sejarah yang digelar GFJA dalam rangka untuk memperkenalkan fakta-fakta sejarah terutama kepada kaum muda.
Sementara itu, Direktur GFJA, Oscar Motuloh, mengatakan. tujuan pemutaran film sejarah yang digelar GFJA dalam rangka untuk memperkenalkan fakta-fakta sejarah terutama kepada kaum muda.
Pada
zaman proklamasi, lanjut Oscar, pemuda memiliki peranan penting dalam
memunculkan kesadaran nasionalisme. Hal tersebut, lanjutnya, berbeda
dengan kondisi saat ini.
"Kita tidak bisa menyalahkan generasi sekarang. Sejarah bisa direkayasa oleh yang berkuasa sehingga ada anak-anak muda tidak percaya politik. Itu yang harus diluruskan supaya mereka melihat sejarah benar-benar bisa menjadi jejak untuk masa depan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu meremajakan kembali sejarah ketimbang menggelar perayaan-perayaan yang semakin menjauhkan pemuda dari akar-akar sejarah.
"Itu yang perlu dilakukan daripada perayaan yang semakin menjauhkan akar-akar kita. Pemerintah punya peran besar untuk meremajakan kembali sejarah, menambah dengan sejumlah masukan materi sehingga mereka bisa melihat lebih luas. Ini (pemutaran film) bagian dari itu," tutur Oscar.
"Kita tidak bisa menyalahkan generasi sekarang. Sejarah bisa direkayasa oleh yang berkuasa sehingga ada anak-anak muda tidak percaya politik. Itu yang harus diluruskan supaya mereka melihat sejarah benar-benar bisa menjadi jejak untuk masa depan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu meremajakan kembali sejarah ketimbang menggelar perayaan-perayaan yang semakin menjauhkan pemuda dari akar-akar sejarah.
"Itu yang perlu dilakukan daripada perayaan yang semakin menjauhkan akar-akar kita. Pemerintah punya peran besar untuk meremajakan kembali sejarah, menambah dengan sejumlah masukan materi sehingga mereka bisa melihat lebih luas. Ini (pemutaran film) bagian dari itu," tutur Oscar.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Labels:
Dari "Rapat Raksasa Ikada",
Pemerintah perlu remajakan sejarah
Thanks for reading Dari "Rapat Raksasa Ikada", pemerintah perlu remajakan sejarah. Please share...!
0 Komentar untuk "Dari "Rapat Raksasa Ikada", pemerintah perlu remajakan sejarah"